Bad 13

8.1K 342 1
                                    

Satu jam tiga puluh menit perjalanan yang aku tempuh dari Jakarta ke Batam Riau. Sesampainya di bandara Hang Nadim Airport Batam, ternyata sudah ada supir kantor yang sudah menunggu kami di airport.

"Selamat pagi, Bapak Daniel dan Ibu Najwa." Sapanya sambil membungkukan badannya dengan sopan.

"Pagi Pak..." Aku mencoba mencari name tagnya tapi tidak ada. "Saya Rusly." Lanjut Pak Rusly memberi tahu namanya. "Oh maaf, pagi Pak Rusly." Sapaku. Pak Rusly mengambil alih barang-barang yang Daniel dan aku bawa untuk di masukkan ke dalam bagasi mobil, aku melihat Daniel yang sedang melipat tangannya didepan dada dengan wajah yang tanpa ekspresi sedikitpun. 'Dasar pria es kutub.' Ejekku dalam hati.

---

Tak butuh berjam-jam lagi untuk menunggu sampai mobil yang dikendarai Pak Rusly sampai di hotel. Rasanya semua badanku sangat lelah, mungkin dikarenakan aku kurang tidur dan sangat ingin aku berendam air panas untuk meredakan pegal dibandanku ini.

Sesampainya di hotel, langkahku langsung menuju meja receptionis untuk mengecek reservasi yangku buat kemarin.

"Selamat pagi Ibu, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang receptionis yang cantik dan lembut bernama Ika.

"Ah iya Mbk Ika, reservasi yang kemarin saya buat atas nama Najwa Latif." Jawabku dengan memberikan sekertas bukti reservasi.

"Oh Ibu Najwa, selamat datang di hotel kami dan ini kunci kamar anda. Selamat menikmati fasilitas hotel kami dan selamat beristirahat." Aku sempat terdiam sebentar melihat kunci yang diberikan Mbk Ika padaku, kenapa kuncinya hanya satu seingatku kemarin aku booking dua kamar. Bukannya kalau begitu harus ada dua kunci ya? Belum sempat aku menanyakan keganjalan dipikiranku Daniel sudah memanggilku didepan pintu lift.

"Najwa, sampai kapan kamu akan berdiam diri disana. Aku cepat masuk." Dasar laki-laki menyebalkan. Tapi tunggu, apa Daniel sudah mengambil kuncinya ya? Mungkin saja, berfikir positiflah Najwa.

Langkahku terhenti didepan pintu kamar dan membuka kuncinya. Aku melihat Daniel berdiri di belakangku sambil memasukkan tangan disakunya, seorang lelaki yang membantu kami membawakan barang-barang sudah datang dengan barang bawaan kami, yang tadi aku tinggalkan dilobby.

"Selamat pagi Mas, Mbk. Barang-barangnya mau ditaruh disini atau saya bantu bawa kedalam?" tanya pria muda yang membawa trolley barang.

"Sebentar Mas, saya buka pintunya dulu ya." Jawabku dengan membuka pintu kamar dengan kunci yang tadi receptionis berikan padaku. Setelah pintu terbuka, pria muda itu membatuku membawakan barang-barangku kedalam dan memberikan tips atas bantuannya, pria muda itupun pamit dengan sopan.

Selama beberapa menit aku tidak melihat sosok Daniel disisiku. Ahh, mungkin lelaki es kutub itu sedang berada dikamarnya untuk istirahat. Baguslah jadi aku juga bisa tidur sebentar dan setidaknya bisa merelexkan badanku dengan berendam air panas beberapa menit.

Sebelum melangkahkan kakiku ke dalam kamar, aku berniat untuk mengambil barang-barangku terlebih dahulu. 'tapi tunggu ko barang-barang Daniel juga ada disini ya?' keningku mengkerut bingung tapi juga tidak tahu mau aku kembalikan kemana barang-barang milik lelaki es kutub itu. Nanti juga kalau Daniel butuh dia yang akan mengambilnya.

Langkah lebarku yang sudah tidak sabar untuk menikmati berendam air panas, sudah tidak bisa diganggu gugat lagi. Sesampainya di dalam kamar aku menaruh semua tas yang berisi berkas dan tas Gucci hitam kesayanganku dimeja kerja, tak lupa juga menaruh koper miniku di dekat kasur king zise itu.

Tak lupa sebelum memasuki kamar mandi, aku mengambil peralatan tempurku terlebih dahulu di koper miniku tadi. Karena sejujurnya aku ini paling tidak bisa kalau tidak memakai alat tempurku sendiri untuk mandi. Eantah, aku sendiripun tidak mengerti kenapa.

Dia dari perjodohanku dan jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang