Bab 18

7.7K 267 35
                                    


Note: Foto diatas bunga yang dibawa Daniel ya.

HAPPY READING SEMUA...

"Sayang..."

Ketika aku dan Abby menoleh secara bersamaan, aku mendapati bos es batuku Daniel sedang berdiri di depan ruangan vip yang Abby pesan dengan pakaian yang tidak seperti biasanya Daniel hanya menggunakan celana jeans dan kaos polo tak lupa ada sebuket bunga mawar yang cantik di tanggannya.

Daniel berjalan ke arah dimana aku dan Abby yang sedang duduk menatap ke arahnya dengan melonggo, tapi tepatnya Daniel berjalan ke arah ku. Dan entah bagaimana Daniel sudah berada di depan ku dan entah maksutnya apa Daniel mencium keningku cukup lama.

"Aku mencarimu di kamar hotel tapi kau tidak ada sayang." Ujarnya setelah mencium keningku lama.

"Maaf pak, tapi tadikan saya sudah bilang kalau saya ada janji dengan Bapak Abby." Jawabku jujur apa adanya, sebenarnya sangat risih dengan apa yang Daniel lakukan tadi dengan mencium keningku lama dan memanggilku 'sayang'. Entah apa rencana yang sedang Daniel ingin lakukan di depan Abby dan entah apa hubungan Abby dan Daniel sebenarnya.

"Sayang kitakan lagi ga di kantor jangan formal gitu sama aku... Oh ya ini, aku bawain bunga yang sangat cantik seperti kamu." Ucapnya dengan memberikan sebuket bunga cantik dan tak lupa Daniel juga memberikan ciuman di pipiku. Di pipiku...

"Agghhaammm..." Abby berdeham menghilangkan kesunyian di dalam ruangan.

"Oh.. selamat malam Bapak Abby yang terhormat, maaf mengganggu makan malam mu dengan gadis ku tercinta." Ucap Daniel dengan diakhiri senyum miringnya.

"Sangat amat terganggu atas kehadiranmu... tapi tak apa, silahkan duduk siapa tau anda juga mau memberikan penjelasan padanya." Jawab Abby dengan nada sinis dan tatapan yang tidak suka.

Tak ada percakapan lagi diantara kedua pria yang menurutku aneh dari pertama kali aku bertemu mereka. 'Tuhan kenapa aku terjebak di dalam situasi seperti ini?' batinku menyesal.

Daniel duduk pas di samping ku dengan tangannya yang di posisikan di atas kepala kursi yang ku duduki. Risih itu yang saat ini aku rasakan, entah apa sebenarnya yang mereka inginkan tapi kalau boleh aku tidak ingin ada di antara mereka berdua saat ini dan seterusnya.

Aku melirik jam di tanganku dan sudah menunjukkan pukul 21.12, lebih baik aku pamit terlebih dahulu dari pada disini dengan konsidi yang sangat awkward.

"Sepertinya saya pamit terlebih dahulu, karena saya belum merapihkan pakaian saya." Ujarku sambil bediri dari dudukku.

"Permisi Pak Daniel, Pak Abby. Selamat malam." Lanjutku dan berusaha melewati Daniel. Tetapi di luar dugaanku, Daniel dan Abby dengan sangat cepat berdiri dari posisinya semula dan mencegah langkaku menuju ke pintu.

"Sayang kita pulang bareng!" cegah Daniel.

"Aku antar." Ujar Abby secara bersamaan dengan Daniel.

"Huft.. Tidak peril Bapak-Bapak, saya bisa pulang sendiri. Lebih baik kalian selesaikan masalah kalian sendiri dulu." Jawabku dan tetap mencoba mencari celah untuk keluar.

"Sayang!" panggil Daniel dengan tatapan mata yang tajam dan dinggin ke arahku tentunya, seperti biasa tatapan itu tidak boleh ada penolakkan sama sekali. Daniel maju ke arahku dan merangkul pinggangku dengan sangat erat dan posesif ke arahnya. 'Apa yang sebenarnya kau rencanakan Es Kutub?!' batinku.

"Abby maaf... Sepertinya saya pulang dengan Bapak Daniel. Dan... Terimakasih atas makan malamnya, see you next time maybe?" Ucapku dengan senyum yang tulus.

Dia dari perjodohanku dan jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang