BAB 20

3.9K 163 12
                                    



HAPPY READING :)


Tidak terasa sudah hari senin lagi setelah pulang dari Riau dan hanya mendapatkan libur sehari itu juga di hari minggu, dan hari ini sudah harus kembali lagi bekerja.

Sebenarnya aku juga sudah tidak kuat bekerja di tempat Daniel, bukannya pekerjaannya susah ataupun yang lainnya. Tapi hanya karena lelah dengan semua pristiwa yang sudah ku alami selama di Riau, selalu melerai perkelahian di antara dua pria sok kuat dan bodoh. Alasan ini mungkin memang tidak masuk akal hanya saja kalau kejadian selama di Riau akan terjadi juga di sini sama saja aku seperti wasit yang selalu melerai perkelahian di tengah-tengah pertandingan adu otot dan kekuatan. Dan aku sendiripun sebenarnya tidak tahu ada masalah apa diantara mereka berdua, setiap bertemu selalu akan ada otot-otot yang di pertunjukkan atau adu mata yang hampir keluar dari rumahnya.

Tapi kalau aku keluar dari perusahaan Daniel secepat ini, hanya bekerja disana selama kurang dari setengah tahun mau di taruh dimana muka ku di depan Ayah dan apa alasan ku nanti pada beliau. Mungkin Ayah dan Bunda tidak akan marah tapikan aku sendiri yang ngotot ingin sekali mencari pengalaman bekerja di perusahaan orang lain dulu sebelum aku sendiri yang akan memegang perusahaan Ayah nanti. Serba salah.

"Selamat pagi princess."

"Selamat pagi putri Bunda." Seru kedua orang tua ku tersayang dari arah meja makan.

"Selamat pagi Ayah, Bunda. Wawa kangen." Seru ku sambil mencium pipi kedua orang tua ku. Terasa sudah beberapa bulan aku tidak bertemu dengan orang tua ku, padahal aku di Riau hanya beberapa hari saja.

"Bagaimana pekerjaan mu?" tanya Ayah.

"Cukup baik yah. Bunda minta tolong, Wawa mau slei coklat." Seru ku, sebenarnya bunda sudah membuatkan masakan yang banyak tapi entah kenapa aku hanya ingin makan roti dengan slei coklat dan minum susu.

"Kenapa cuma makan roti saja sayang, Bunda kan sudah membuatkan mu sup kesukaan mu. Tidak mau kamu makan? Dan kamu terlihat kurusan padahal cuma beberapa hari saja tidak makan masakan Bunda." ucap Bunda panjang lebar. 'masa sih aku kurusan? Tapi mungkin saja sih, kan selama di Riau aku hanya mengurusi dua pria bodoh yang selalu berkelahi setiap harinya. Jadi aku terlihat kurusan dach hehe.' Seru ku dalam hati dan membuat mood ku sedikit goyang.

"Tidak Bunda, supnya nanti Wawa bawa saja ya ke kantor." Jawabku.

"Najwa, kapan kamu akan mulai bekerja di kantor ayah? tidak ingin membantu Ayah di kantor?" ujar Ayah sambil menikmati kopi paginya dan tidak mengalihkan pandangannya dari koran paginya.

"Sebenarnya kontrak ku hanya sampai 6 bulan, mungkin setelah 6 bulan aku akan langsung mengundurkan diri dan bekerja membantu Ayah. Bagaimana yah?"

"Kalau begitu tinggal satu setengah bulan lagi kan. Baiklah tidak masalah, tapi ingat kalau kau tidak mau meneruskan kontraknya, jangan membuat surat pengunduran diri mu mendadak ya. Jadi mungkin bos mu sekarang bisa mencari pengganti mu dengan tidak terburu-buru." Saran Ayah. Dan aku hanya mengangkukan kelapa untuk memberikan jawaban padanya.

---

Setelah sarapan dan perjalanan yang cukup panjang dikarenakan kemacatan Ibu Kota yang tak pernah ada habisnya. Akhirnya sampai juga di kantor dan selamat datang dunia nyata yang sebenarnya, lagi?

Aku menyalakan komputer dan mencoba mengecek semua dokumen-dokumen yang berada di meja maupun di dalam tas yang beberapa hari lalu ku bawa ke Riau. Semuanya butuh di baca dan di tanda tangan oleh Daniel secepatnya.

Dia dari perjodohanku dan jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang