Bab 2

11.6K 430 4
                                    

Cepat sekali sudah hari senin saja, tapi kenapa dari tadi malam perasaanku terasa seperti terombang-ambing ya? Huft, dadaku terasa sesak dan degupannya terasa sangat cepat. Padahal inikan cuma hari pertamaku membuka lembaran baru sebagai pegawai kantoran bukan anak kuliahan atau penganguran.

Kurapihkan sekali lagi kemeja putihku dan kemudian baru mengenakan blazer hitam dan aku cek lagi rok hitam yang aku pakai, rasanya sudah cukup rapih untuk hari pertama bekerja.

Ku langkahkan kakiku menuju gedung kantorku dengan rasa tegang dan grogi.

“selamat pagi Najwa.” Sapa seorang perempuan cantik yang samar-samar aku mengenalinya, oh dia mbk Pricilla skertaris lama yang akanku gantikan posisinya.

“pagi mbk Pricila.” Jawabku. Lalu kita menuju lift bersamaan.

Aku sudah sampai di mejaku dan mbk Pricilla mencoba mengenalkanku kebeberapa orang sebelum jam kerja dimulai. Mbk Pricila juga menceritakan tentang bos dikantor ini katanya dia itu sangat mendekati sempurna tapi dia juga memiliki banyak sekali sifat jeleknya, contohnya yang diberikan mbk Pricilla dia tuh angkuh, galak kaya singa yang lagi kelaper terus judes dan satu lagi ga bisa menerima kata TIDAK dihidupnya. Ya tuhan lancarkanlah segala sesuatunya untukku ini jangan sampe bos pertamaku ini memberikan lembaran cerita buruk untukku, doaku dalam hati dengan was-was.

Suasana kantor yang tadinya masih sangat bising tiba-tiba hening sekali seperti dikuburan. Kepalaku berputar-putar bingung ada apa sebenarnya.

“selamat pagi.” Suara yang berat agak serak-serak itu kudengar sangat kencang apa mungkin karena ruangan ini sangat hening jadi kedengeran lebih kencang?

“selamat pagi pak.” Hampir seluruh karyawan menjawab salamnya, wah kompak juga nih kantor. Tapi mereka takut sama bos apa memang peraturan disini?

“selamat pagi Pricilla, apa jadwal saya hari ini?” tanyanya.

“pagi pak, hari ini bapak ada meting bersama klien jam 10.” Jawab mbk Pricilla.

“siapa perempuan itu Pric?” tanyanya seperti sudah akrab sekali dengan Pricilla.

“oh ini pak sekertaris baru yang akan menggantikan saya nanti. Namanya Najwa Latif pak.” Lalu mbk Pricilla menyuruhku berdiri dan memperkenalakn diri, tapi dia hanya menganggukan kepalanya saja dan menyuruhku ikut masuk keruangannya. Jantung ini rasanya ingin copot sangking cepatnya berdetak.

“selamat pagi pak, saya Najwa Latif. Saya yang akan menggantikan mbk Pricilla sebagai sekertaris bapak.” Ucapku agak sedikit tegang.

“saya sudah tahu, Pricilla sudah memberitahukannya didepan tadikan!”

Aku hanya menelan ludah dan mengutuk diriku karena kebodohanku ini.

“maaf pak.” Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saat ini. Tak mungkin aku melawannya, masa baru hari pertama bekerja aku sudah kena PHK memalukan.

Aku hanya terdiam berdiri didepannya yang sedang duduk dan melihat pekerjaanya di komputernya.

“kenapa kamu masih disini? Kerja sana jangan makan gaji buta ya kamu!”

“baik pak, maaf.” Benar saja semua karyawanya pada takut bosnya saja seperti ini. Baru hari pertama tapi omongannya sakit banget walaupun singkat.

Aku kembali ke tempat mbk Pricilla dengan muka yang kusut kaya baju yang belum digosok. Semuanya pada melirik kearahku, aneh tapiku bales senyum saja.

“kamu ga papa wa?” Tanya mbk Pricilla setelah aku duduk.

“ga papa mbk cuma.. sakit.” Jawabku dengan senyum.

Mbk Pricilla sudah tahu apa yang aku katakan karena setidaknya dia lebih tahu bosnya seperti apa karenakan dia lebih lama dari pada aku yang baru beberapa jam.

Seharian ini mbk Pricilla sudah memberitahuku jadwal perjalanan, appointment, relasi yang bekerja sama dengan kantor ini dan etc dach banyak banget.

Ga kerasa sudah jam lima sore waktunya pulang kantor. Tapi ada sesuatu yang aku lupa  dan mengganjal sekali dipikiranku. Aku mendekati mbk Pricilla yang juga mau pulang, sekalian turun bareng dach.

“mbk udah mau pulang ya, turun bareng yuk.” Ajakku dan dia hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju.

“oh ya mbk seharian ini aku belum tahu nama bosku ini, maaf.” Kataku.

“ya ampun kamu belum tau, aku fikir kamu sudah tahu wa.” Dia hanya tertawa.

“bos kita ini namanya Daniel Suwan…” ucapnya terputus setelah orang yang kita bicarakan memasuki lift yang kita naiki.

“eehhhemmm.” Laki-laki ini hanya berdehem saja tapi semoga dia tidak mendengarnya, gawat kalo sampai dia mendengarnya.

Aku segera menuju parkiran mobil dan segera pulang kerumah. Rasanya hari ini lelah sekali dan ada beban di pundakku yang harus aku hilangkan dengan berendam air panas.

Baru sampai diparkiran mobilku aku bertemu laki-laki itu bosku, dia hanya terenyum so cool dan sok tampan yang membuat aku sedikit ilfeel padanya. Tapi memang dia laki-laki yang tampan dan hampir mendekati sempurna tapi dia yang sudah membuat lembaran cerita baruku sedikit kelabu dihari pertamaku bekerja dikantornya.

“mari pak saya duluan.” Tegurku dengan senyum terpaksa karena tidak enak juga kalau sudah melihatnya dan tidak basa basi sedikitpun.

Dia dari perjodohanku dan jodohkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang