Selamat malam Sabtu kawan...
Mumpung ideanya lancar buat nulis jadi updatenya lebih cepat ga perlu nunggu berminggu-minggu dach, hehe.. Tapi maaf part ini pendek banget ya.
Happy reading, xxx
Tidak terasa sudah tiga hari aku berada di Riau. Besok pagi-pagi sekali jadwal keberangkatanku balik ke Jakarta, tapi masih ada satu urusan yang aku harus selesaikan dengan Abby. Tentunya janji makan malam yang telah ditepatkan malam ini jam 7 tepat.
Kamar yang ku tempati masih sama dengan kamar yang pertama kali aku datang dan juga masih ada Daniel didalamnya. Entah mengapa lelaki ini tidak mengizinkan aku atau berinisiatif sendiri untuk pindah ke kamar lain. Jadinya ya aku harus berbagi kamar, tempat tidur, kamar mandi dan fasilitas yang ada dikamar ini.
Jam sudah menunjukan waktu bagi para karyawan bersiap untuk pulang, termasuk aku yang sedang memberesan segala dokumen-dokumen dan kertas-kertas penting yang harus aku bawa kembali ke Jakarta.
Setelah segala sesuatunya sudah rapih di tas hitam yang selaluku bawa karena banyak berkas-berkas penting. Tiba-tiba intercom dimejaku berbunyi dan ...
KRING KRING KRIINGG
"Bisa kamu kerungan saya sekarang?" tanyanya dengan suara yang lantang dan dingin.
"Baik pak." Jawabku cepat, padahal sudah jam pulang kantor dan aku juga harus bersiap-siap untuk makan malam.
TOK TOK..
"Masuk Najwa." Ujarnya dari dalam ruangan.
"Ada yang bisa saya bantu pak?"tidak ada jawaban, hanya kepalanya saja yang bergerak memberikan tanda padaku untuk duduk.
"Besok pagi kita akan kembali ke Jakarta. Dan malam ini aku mau mengajak kamu jalan-jalan sekalian dinner diluar dan sekalian merayakan keberhasilan kita selama di Riau." Ucapnya seperti tidak ingin ada penolakan dariku, tapi sungguh aku tidak bisa pergi dengannya malam ini.
"Tapi pak...".
"Tidak ada penolakan sedikitpun!." Belum juga aku selesai menjawab keinginannya untuk dinner bersama diluar untuk merayakan hari terakhir kita di Riau, Daniel sudah berkata seperti itu. 'Bagaimana ini, aku ada janji dengan Abby untuk meluruskan masalahnya dengan bosku sendiri Daniel. Tetapi disini sekarang Daniel mengajakku untuk merayakan keberhasilan kita dengan dinner bersama. Entah ini memang kebetulan atau memang waktunya yang tidak tepat.'
"Ammm. Begini pak sebelumnya saya minta maaf, bukannya saya menolak atau tidak mau mendengar Bapak. Tapi..."
"Kamu mau pergi dengan lelaki aneh itu, siapa namanya?" ujarnya sinis.
"Abby, Pak." Jawabku.
"Jadi benar kamu mau pergi dengan lelaki itu?"
"Abby Pak. Tadinya iya saya mau pergi dengan Bapak Abby tetapi Bapak juga mengajak saya untuk merayakan kesuksesan kita, ya saya tidak tahu Pak." Ujarku jujur dengan Daniel, aku sendiri memang tidak tahu harus pergi dengan siapa malam ini. Kalau bisa aku juga tidak akan mau pergi dengan siapapun itu orangnya, lebih enak stay di hotel dan tidur.
---
Sore sudah berganti malam, dan aku sudah bersiap-siap untuk pergi bersama Abby tinggal menunggu kabar dari Abby yang akan menjemputku di lobby hotel.
Untuk masalah ajakkan Daniel tadi, sebenarnya Daniel sempat marah dan membentak tetapi entahlah tiba-tiba saja dia mengizinkan aku untuk pergi bersama Abby. Dan soal perayaan keberhasilan kita di Riau katanya nanti saja di rayakannya di Jakarta, dasar pria bunglon!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia dari perjodohanku dan jodohku
RomanceKita adalah dua anak manusia yang saling mencintai, sampai pada suatu saat orang tua kami tidak menyetujui hubungan kami walaupun mereka sama sekali belum mengenali pasangan anak-anak mereka. Tapi mereka tetap saja melancarkan perjodohan yang mereka...