"Bos! Jangan melamun mulu dong! Ini proposal kerjasamanya mau kayak apa?"
"Bos! Senin pakai jasnya warna krem ya, inget krem! Dasinya krem gelap, awas aja sampe nggak!"
"Bos, ini ada cewek katanya habis dihamilin. Malem minggu kemarin, Bos clubing ya?"
"BOS, INI BININYA MARAH-MARAH KE SAYA GEGARA TELEPON NGGAK DIANGKAT! BURUAN ANGKAT SEKARANG JUGA!"
Kalimat-kalimat di atas adalah kalimat yang selalu Abrisam dengar setiap harinya dari sekretaris bawel yang ganasnya amit-amit, tapi kalau nggak ada dia kerjaan Abrisam bisa keteteran dikit. Namanya Miu Nandana. Benar, Nandana yang artinya anak laki-laki. Miu yang artinya bulu halus. Kalau diartikan jadinya anak laki-laki berbulu halus. Padahal Miu Nandana itu perempuan.
Abrisam tidak pernah kepikiran kenapa orang tua Miu memberi nama yang artinya begitu pada anak perempuan mereka. Untung saja Miu nggak punya bulu halus di badannya, kalau bulu lain mungkin ada.
Jangan negatif dulu, bulu ketiak maksudnya. Soalnya Miu sering ngadu ke Abrisam kalau dia belum waxing yang sebenarnya juga nggak penting-penting amat buat Abrisam. Cuma Abrisam tidak banyak berkomentar, takut digarangi sama Miu. Lebih menyeramkan Miu dari istrinya di rumah.
Deskripsi Miu di mata Abrisam itu seorang gadis awal dua puluhan; beda hampir lima belas tahun sama Abrisam, tapi demi Tuhan! Abrisam beneran ngeri sama Miu. Tingginya nggak tinggi-tinggi amat, cenderung boncel yang cuma 161 centimeter jika diukur pakai mistar. Kulitnya putih mulus, rambut panjang bergelombang yang cenderung acak-acakan dan selalu dikuncir kuda dengan proporsi tidak kurus dan tidak gendut juga. Pipinya agak tembam, tatapan matanya ya biasa aja dan mulutnya tidak verified kalau belum cursing hari ini.
Tidak seperti tipikal sekretaris pada umumnya, Miu selalu ngantor dengan menggunakan celana bahan kain dan sepatu pantofel yang haknya cuma tiga centimeter. Harusnya sih, pakai hak yang lebih tinggi karena Miu boncel. Kalau atasannya ya sudah pasti kemeja warna-warni yang itu-itu saja. Kalau moodnya bagus atau nanti sorenya mau nge-date, Miu bakalan pakai yang berenda dan dandan cantik-cantik. Walau sebenarnya menurut Abrisam percuma karena mukanya kucel lagi begitu sore tiba. Miu juga tipe wanita simple menuju jorok yang celananya di pakai satu minggu itu-itu aja, alias males nyuci. Abrisam sih, tidak masalah asal Miu tetap wangi dan kerjaannya beres.
Yah, begitulah kira-kira sosok Miu di mata Abrisam. Walau bedanya lima belas tahun, tapi Abrisam harus mengakui kalau kerjaan Miu itu selalu sempurna karena anak itu perfeksionis dalam urusan pekerjaan. Kalau yang lain, apalagi urusan penampilan lebih baik jangan diharapkan.
Lalu bagaimana Abrisam sendiri di mata Miu?
Abrisam itu pria pertengahan tiga puluhan, menikah dua tahun lalu tetapi masih belum punya anak sampai sekarang. Entah apa masalahnya, yang jelas Miu tak tahu dan tak mau ikut campur urusan rumah tangga orang. Abrisam selalu datang ke kantor dengan penampilan rapi, tapi warna jas dan kemejanya monoton. Hitam-putih setiap hari, kayak mau ngelamar kerjaan sampai-sampai pernah dikira calon magang juga oleh pelamar di kantor.
Abrisam selalu pakai kacamata bingkai tebal karena sudah rabun dan juga faktor usia mungkin. Untungnya, rambut Abrisam tidak pernah diminyaki yang sampai klimis kayak gaya rambut belah pinggir mandarin itu. Selain itu, Miu tahu Abrisam punya kotak-kotak roti di perutnya. Tahu, gara-gara terpaksa bangun jam setengah dua pagi karena Abrisam minta diantarkan baju ganti saat pria itu berenang tanpa alasan di kolam renang indoor yang buka 24 jam di tengah kota. Yang tentu saja membuatnya hampir diamuk Miu karena diminta kerja pada jam tidak normal begitu.
Ngomong-ngomong soal umur, Abrisam Reynand usianya sudah masuk 36 tahun ini. Yang membuat keluarganya khawatir kenapa di usia begini Abrisam masih belum berhasil mencetak satu anak pun. Orang tua Abrisam pasti akan meminta Miu membelikan obat yang berbagai macam supaya kesuburan Abrisam bagus. Miu juga sampai pernah membelikan obat perangsang yang tak pernah diminum oleh Abrisam.
Untung tidak diminum. Dari yang Miu ketahui saat ia meriset obat kesuburan untuk Abrisam, perangsang malah tidak bagus untuk pria. Bisa-bisa menyebabkan stroke. Bertambah lagi masalah Miu kalau sampai terjadi hal itu.
Selain itu, Abrisam juga terlalu pendiam di mata Miu. Pria itu semakin diam kalau sedang takut padanya. Mereka pernah berargumen, atau lebih tepatnya Miu saja yang meneriaki Abrisam karena masalah pekerjaan yang sudah lama terjadi dan pria itu sama sekali tak bersuara pada saat itu. Miu pikir, Abrisam itu penyabar. Ternyata, ia cuma pendiam dan kesulitan mengekspresikan diri sendiri.
Walau diteriaki saat itu, Abrisam tidak memecat Miu. Malah, ia menaikan gajinya supaya tidak mengundurkan diri seperti yang pernah Miu lakukan sebelumnya. Abrisam tidak mau melepas sekretarisnya yang satu ini karena masalah kinerja. Meskipun akhlak dan sopan santunnya jika diberi skor dari 1 sampai 10, nilainya -10.
Dan begitulah pembukaan singkat ini. Kisah bos pendiam dan sekretaris bar-bar ini di mulai sekarang juga.
Kenapa Sekretarisku Berbeda?
SparklingDeerNote
Khusus kpop-fan kalo susah bayangin Abrisam Reynand mukanya gimana ya gini.
Kalau mukanya Miu, bebas bayangin sendiri ya. Terserah kalian aja maunya gimana. Mau bayangin diri sendiri ya terserah, atau mau bayangin gue juga boleh. G, canda.
Di sini, bebas kalian mau siders atau mau vomments. Kayak biasa, gue nggak perduli, yang penting jangan nyontek, jangan plagiat. Boleh kok kalo mau kritik saran atau mau komen kesan pesan lima paragraf juga bebas, gue baca komen-komennya.
In case, kalian penasaran kenapa gue selalu pakai cast yang jarak usianya beda jauh, karena gue penggemar berat buku Jane Eyre. Jane Eyre judul ye, nama pengarangnya Charlotte Brontë, di mana karakter female leadnya strong but not pretty dan male leadnya duda beda usia 20 tahun dengan segala kelebihan dan kekurangannya (ga dibahas, biar ga spoiler).
Pertama kali gue baca Jane Eyre, gue nggak terlalu relate dengan jalan ceritanya, tetapi seiring berjalannya waktu dan gue semakin dewasa, gue bisa relate sama karakter Jane Eyre yang nggak cantik dan selalu diremehkan, yang mana sosial life kita selalu mengutamakan good looking dibanding kecerdasan.
Ya, pokoknya gue suka pake karakter yang seperti itu karena bagi gue karakter itu perfect pairing. Lololol.
Bagi kalian yang udah baca Jane Eyre, kalian akan menemukan sedikit persamaan karakter. Nggak sama persis karena gue membangun karakter gue sendiri dengan feeling sendiri.
Akhir kata, happy reading!
Ps. Gue nambahin sedikit konflik yang agak berat, walau nggak seberat cintamu pada oppa tapi tetep nggak kesampaian.
Xoxo,
Miu
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Sekretarisku Berbeda?
ChickLitDalam setiap kontrak kerja, pihak pertama yang berhak memutuskan kontrak pihak kedua sewaktu-waktu, bukannya pihak pertama yang mohon-mohon supaya pihak kedua balik kerja lagi sewaktu mengundurkan diri. Ini cerita tentang, Abrisam Reynand dan Miu Na...