Miu tak lagi mengurus soal Kalana Indra, karena ia hanya bertugas sebagai pengantar pesan yang manis. Urusan berikutnya diserahkan pada Aaron dan kawan-kawan. Miu banyak kerjaan. Belum lagi Abrisam banyak meminta yang aneh-aneh belakangan ini, dari meminta Miu membelikan kaus kaki baru sampai jas baru dan dasi baru juga.
Miu jadi bertanya-tanya apa kerjaannya sekarang merambah jadi babu juga?
Makan siang hari ini juga, Abrisam meminta dipesankan tenderloin dan sup krim panas supaya diantar ke ruangannya. Masalahnya, mana ada restoran steak sekitar yang melayani delivery? Jadilah Miu pulang-pergi ke kantor dan restoran steak untuk membelikan Abrisam makan siang.
"Lah, tumben kamu beli yang beginian?" celetuk Pak Pred ketika baru masuk ke pantry, melihat Miu yang sedang memanaskan ulang sup krim Abrisam.
Miu memasang wajah masam. "Punya Bos!"
"Biasanya kan dia dibekalin sama bini?" celetuknya, duduk di kursi dan membuka bekalnya.
"Tau nih, dia nggak bawa lagi beberapa hari terakhir. Saya lagi, saya lagi yang repot!" gerutu Miu. "Pak Pred, tenderloin bisa dipanasin nggak sih?"
"Kamu deketin aja sama kompor, mumpung lagi manasin supnya," saran Pak Pred yang Miu turuti.
"Lagian, ini Bos ngada-ngada aja! Kerjaan saya makin aneh-aneh tau nggak, Pak!" komplen Miu. "Awas aja sampe gaji saja nggak dinaikin!"
Pak Pred terkekeh. "Terus kamu udah makan belum?"
"Saya ngurusin nih tua bangkot dulu baru beli makan di samping," omel Miu menuangkan sup yang sudah panas ke mangkuk.
Pak Pred hanya bisa tertawa mendengar omelan Miu. Gadis itu keluar dari pantry menuju ruangan Abrisam sambil membawa nampan di tangannya. Miu membuka pintu susah payah, masuk ke dalam ruangan Abrisam yang sedang menatap komputer tetapi pikirannya entah ke mana.
Miu membiarkan Abrisam larut dalam lamunannya, meletakan makanan pria itu di meja dekat sofa dan memanggilnya, "Bos, udah ada makanannya."
Abrisam mengerjap, menatap Miu sejenak dan mengangguk. Miu beranjak pergi meninggalkannya yang termenung dan keluar dari ruangan Abrisam. Miu meletakan nampan di mejanya, menelepon office boy supaya membereskannya jika nanti Abrisam selesai makan. Ia meraih dompet dan ponselnya, bergegas menuju lift untuk turun ke lantai bawah.
Lift sempat terbuka sebelum Miu mencapai lantai bawah. Seorang wanita berpakaian kasual bersama dengan Kalana Indra masuk ke dalam lift. Aktor tampan itu langsung menyapa Miu begitu ia melihatnya.
"Siang, Miu!" Ia tersenyum.
"Siang Pak Kalana," balas Miu, melirik wanita di samping Kalana dan tersenyum menyapanya. "Siang Bu."
"Ini manajer saya," kata Kalana memperkenalkan. "Miu boleh panggil manajer saya Teh Risty."
Wanita bernama Risty itu memasang senyum manis. "Iya, panggil Teteh aja. Saya masih muda kok."
"Oh, iya, Teh Risty."
"Saya juga boleh kamu panggil Akang, biar lebih akrab," kata Kalana. "Nggak biasa dipanggil Bapak."
"Kalana kalo di rumah biasanya dipanggil Akang," kata Risty.
Miu mengangguk sebagai balasan.
"Miu mau ke mana?" tanya Kalana membuat Miu menatapnya.
"Mau makan siang. Teh Risty sama Akang kok bisa ke sini?" balas Miu mencoba beramah-tamah.
"Ngomongin soal kerjaan," kata Risty mewakili.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Sekretarisku Berbeda?
Romanzi rosa / ChickLitDalam setiap kontrak kerja, pihak pertama yang berhak memutuskan kontrak pihak kedua sewaktu-waktu, bukannya pihak pertama yang mohon-mohon supaya pihak kedua balik kerja lagi sewaktu mengundurkan diri. Ini cerita tentang, Abrisam Reynand dan Miu Na...