Kayla berlari menuju cahaya terang itu, dia berharap di sana adalah tempat beristirahatnya, ia sudah sangat lelah menjalani kehidupannya. Bagaimana tidak? Setiap hari dibully hanya karena rupa Kayla yang tidak seperti gadis SMA lain, diteror entah karena apa, dan selalu dikucilkan.Untungnya keluarga Kayla selalu ada untuknya, Hanna juga selalu mendukungnya. Kayla tahu, walaupun banyak yang tidak menyukainya tapi selalu ada orang-orang yang menyayanginya. Tak bisa ia bayangkan bagaimana perasaan orang-orang yang menyayanginya selama ini ditinggalkannya begitu saja, ia tidak memikirkan perasaan mereka sama sekali. Begitu egois dirinya ini.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya, Kayla kaget dan berbalik. Sungguh terkejut dirinya seorang cowok yang sangat ia kenal rupanya. Walaupun cowok yang didepannya adalah cowok SMA biasa, tapi mukanya sangat mirip dengan teman masa kecilnya. Kayla menutup mulutnya tak percaya, orang yang tak sengaja ia bunuh ada di hadapannya.
Cowok itu tersenyum, "Kayla, apa kabar? Mengapa kau berada di sini?" tanya cowok itu. Kayla meneteskan air matanya, ia berusaha kuat. Menatap orang yang sudah sangat lama ia rindukan. "Viano...gue, gue gak sengaja. Gua nggak bohong, gue nggak sengaja" ucap Kayla sambil menangis.
Cowok bernama Viano itu menghampiri Kayla yang tengah menangis dan menenangkannya. "Bukan, itu bukan kesalahanmu. Kau ingat kata polisi kan? Itu sebuah kecelakaan, bukan pembunuhan. Lagipula, aku terlalu dekat dengan sumur. Harusnya aku tahu itu berbahaya, tapi aku tetap mendekatinya." ucap Viano sambil menenangkan Kayla.
Kayla terus menangis, sebutan pembunuh selalu ia dengar sejak kecil. Rasa bersalahnya semakin bertambah setiap hari. "Udah, jangan nangis lagi. Sekarang cepat kembali, semuanya udah nungguin. Ingat ya, hiduplah bahagia. Nggak usah dengerin pendapat orang soal kamu. Jadilah diri sendiri, aku selalu dukung kamu kok" ucap Viano sambil tersenyum.
Kayla seketika berhenti menangis, Viano benar. Ia harus menikmati hidup dan hidup bahagia. Apapun pendaat orang, kau tetaplah kau. Jadilah dirimu. Seberapa banyak masalahmu, masih ada orang yang lebih banyak masalahnya dibandingkan dirimu. Seharusnya kamu bersyukur dan jalani hidupmu dengan baik.
"Ayo ku antar" ucap Viano lagi. Viano menuntun Kayla ke cahaya yang ada di depan.
---
Kayla membuka matanya perlahan. Rasa sakit yang ada di perutnya membuat dirinya meringis kesakitan.
Kayla menatap sekelilingnya, ia sudah tidak berada di tempat sepi tadi melainkan dirumah sakit. Ruangan tampak sepi, hanya ada dirinya yang terbaring lemah di atas kasur rumah sakit.
Kayla merasa tenggorokannya kering, ia menengok ke kiri dengan susah payah. Ia mencoba mengambil segelas air putih di atas nakas yang ada di samping kirinya.
Kayla terus mencoba, tapi gelas itu semakin lama semakin berjalan ke pinggiran nakas, Kayla kembali mencoba. Namun gelas itu terjatuh, sehingga terdengarlah bunyi kaca pecah.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka, menampakan seorang Perawat yang menatapa kaget ke arah pecahan gelas yang ada di lantai, perawat itu melirik ke arah Kayla. Perawat itu bergegas keluar, setelah beberapa saat perawat itu kembali dengan dokter dan petugas kebersihan rumah sakit.
Petugas kebersihan rumah sakit tersebut membersihkan pecahan gelas yang ada di lantai. Setelah petugas kebersihan keluar, dokter dan perawat memasuki kamar dan segera mengecek kondisi Kayla.
"Syukurlah kau baik-baik saja, setelah ini jangan sampai kau telat makan dan minumlah obatmu" ucap dokter itu dan pergi keluar bersama perawat tadi.
Tiba-tiba Keluarga Kayla memasuki kamar, semuanya menatap Kayla dengan kebahagiaan. Mama Kayla langsung memeluk Kayla sambil menangis.
"Kayla, kamu nggak apa-apa kan nak? Syukurlah kamu bangun Kayla. Hampir saja kamu ninggalin mamah dan yang lain" ucap mama Kayla sambil menangis sejadi-jadinya.
Kayla terdiam.
____
Stop!
nah, sampai sini dulu ya yeorobun, wkwkwk, maksud aku teman-teman^^Makasih yang udah mau vote dan komen.
Maaf kalau ada typo💚
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Angel
Teen FictionDibalik kecantikannya yang tiba-tiba, banyak sekali masalah yang mendatanginya. Dia tahu kalau mungkin dia tak di takdirkan untuk menjadi cantik, ia tahu kalau semua yang ia lakukan selama ini pasti sia-sia. Seharusnya ia tak melakukan hal bodoh sep...