Rasa Tak Enak

182 9 0
                                    


Kayla berjalan menuju kamarnya dengan rasa kecewa.

"Gue suka sama siapa sih sebenernya?"

Kayla membuka pintu kamarnya, dilihatnya pemandangan kasur empuk nan menggoda dan membuat Kayla ingin berbaring di atasnya.

Kayla menaruh tas yang dibawanya disamping meja belajarnya.

Kayla berjalan menuju tempat tidurnya yang sudah rapi karena dirapikan oleh mamanya. Kayla sadar kalau dia sebenarnya sudah besar, tapi terkadang ia malas untuk merapikannya saat bangun tidur.

Ting!

Handphone Kayla berbunyi.

LINE

Alvarobas: "La, besok Lo ada waktu ngga?"

Kaylani: "memangnya ada apa?"

Alvarobas: "gue mau ngomong sesuatu, tapi kalau udah sampai di tempat tujuannya"

Kaylani: "Kenapa nggak sekarang aja?"

Alvarobas: "Nggak bisa sekarang"

Kaylani: "Ya udah"

RL

"Dia mau ngomong apa ya? Kok gue jadi deg-degan?" Gumam Kayla.

"Apa jangan-jangan..." Wajah Kayla memerah, Kayla menggeleng-gelengkan kepalanya supaya ia tidak berpikir terlalu jauh lagi.

Sebagai perempuan pasti menginginkan cinta dalam hidup, namun ada yang tak siap menjalani hubungan di mana remaja mengatakannya sebagai "pacaran".

Itulah yang dialami Kayla saat ini, antusias tapi merasa takut.

Kayla terus memikirkan apa yang akan terjadi besok, sampai ia terlelap dalam tidurnya.

Pagi hari, pukul 06.35

"Mah, Kayla berangkat dulu ya" ucap Kayla sambil memakai sepatunya

"Iya, hati-hati nak" kata Dina yang sedang mencuci piring bekas sarapan Kayla.

Kayla segera keluar rumah, memandang lingkungan rumahnya yang sejuk dan cerah.

Apakah hari ini akan menjadi hari yang membahagiakan uuntuk Kayla?.

Kayla berjalan menuju gerbang rumahnya dan membukanya.

Ia keluar dan menutup gerbangnya lagi.

Kayla berjalan di trotoar yang agak becek karena hujan tadi pagi saat Kayla masih tidur.

Namun udara di sekitar sangat sejuk, hembusan angin segar membuat setiap wajah malas kembali semangat di hari ini.

Kayla terus berjalan dengan senyum yang terus ia perlihatkan kepada orang lewat.

Setelah sampai di depan gerbang sekolah, ia melihat Tyo dan Desy yang sedang tertawa bersama.

Entah mengapa dada Kayla terasa sesak melihatnya.

Kayla berjalan memasuki sekolah, sebuah tangan menepuk pundak Kayla.

Kayla berhenti dan menoleh "Pagi Raffi!" Sapa Kayla kepada Raffi.

"Pagi, bareng yuk" Raffi tersenyum kepada Kayla.

"Aduh, itu lesung dikondisikan dong! Manis banget" batin Kayla yang pipinya sudah memerah.

"Eh, lo kenapa?" Tanya Raffi kepada Kayla.

"Hah? Kenapa? Nggak apa-apa kok" Kayla segera menunduk agar tak bertatap mata dengan Raffi.

"Ya udah, ayo"

Kayla mengangguk dan berjalan di samping Raffi, Kayla mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Raffi agar tidak tertinggal.

Kayla dan melewati Tyo dan Desy yang melirik mereka dengan tatapan tak suka.

Kayla kembali menunduk, ada rasa tak enak bila Kayla melihat mereka bersenda gurau bersama-sama sebagai seorang "pacar".

Tapi siapakah Kayla di mata Tyo? Siapakah Kayla di mata Desy? Bahkan mereka menganggap Kayla angin lalu.

Raffi menatap Kayla "ada apa la?"

"Eh! Nggak ada kok" Kayla tersenyum kepada Raffi dan dibalas juga dengan senyuman dari Raffi.

Tyo menatap Raffi dan Kayla yang sedang tersenyum bersama.

"Sebenarnya gue nggak rela membiarkan lo begitu saja, tapi lo yang mulai duluan La"

***

Suara tawa mengisi lorong yang sepi itu, Kayla sedang membicarakan masa kecilnya yang membuat Raffi terbahak bahak.

Saat memasuki kelas mereka melihat Wawan yang sedang menulis di papan tulis.

Padahal di dalam kelas cuma ada satu orang, yaitu Amel.

Raffi dan Kayla mendekat ke arah Wawan.

"Ada apa wan?" Tanya Raffi heran.

"Baca aja sendiri" Wawan menyelesaikan tulisannya dan segera duduk di bangkunya.

"Dicari! Manusia bernama Aziz sinajis, anak bapak Iziz, tolong kabari Wawan Kurniawan bila ketemu" Kayla membaca tulisan Wawan yang ada di papan tulis.

"Apa-apaan sih lo wan" Raffi tertawa setelah membaca tulisan dari Wawan.

"Ini serius, gue nggak liat Aziz dari tadi sore habis pulang sekolah"  ucap Wawan menatap Raffi.

Kayla tertawa kecil.

Kayla berjalan menuju tempat duduknya dan diikuti oleh Raffi.

Kayla menaruh tasnya dan duduk menghadap depan, Raffi duduk di bangku depan meja Kayla.

Raffi menggenggam tangan kayla.

Kayla terbelalak melihat perlakuan Raffi, dilihatnya Raffi yang tersenyum menatap ke arahnya. Terlihat dengan jelas lesung pipi Raffi saat tersenyum pada Kayla.

"La, lo yang sabar ya. Gue tahu lo lagi ada masalah sama Dessy dan Tyo. Mereka sahabat lo kan? Coba bujuk mereka. Kalau mereka belum maafin lo, gue akan menemani lo sampai mereka memaafkan lo. Jika mereka memaafkan lo, gue bakal tetep ada buat lo kok" Raffi kembali tersenyum kepada kayla.

"Ciptaan mu sungguh sempurna Tuhan. Aku dibuat meleleh dia!" Pipi Kayla merona.

***

Hai readers. Maaf ya, author udah lamaaa........ Banget ga publish. Biasalah, kan author masih pelajar, jadi banyak tugas, terus nanti ada PTS.

Pokoknya terima kasih bagi kalian yg udah nungguin ya!

Maaf ya, pendek ceritanya.

Minta votmen nya dong!
♥️u readers




The Secret of Angel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang