Waalaikumsalam Kapten #Part 16

1.1K 82 16
                                    


"Semuanya sudah paham apa yang kakak jelaskan tadi?"

“Sudah kak”

Teriakan mereka menggema memenuhi setiap sudut ruangan yang sangat sederhana itu.

Semangat itu yang membuat Hanifa bertahan hingga kini. Membayangkan mereka menjadi sukses dan mampu memperbaiki kehidupan mereka kelak, rasanya menjadi suntikan bagi Hanifa setiap harinya.

Anak-anak di hadapannya itu sangat cerdas, hanya saja tak ada yang mau memberikan uluran tangan. Hanifa hanya berharap usahanya akan membuahkan hasil suatu hari nanti.

“Assalamualaikum”

Suara menyapa  dari luar ruangan membuat Hanifa seketika berpaling dari buku yang tengah dibacanya. Seseorang yang begitu familier sedang tersenyum gagah di pelupuk matanya. Entah sejak kapan anak-anak begitu dekat dengan pria itu, hanya sepersekian detik setelah salam itu terucap anak-anak sudah berlarian satu persatu bersalaman padanya. Hanifa lagi-lagi dibuat tak percaya.

“Assalamualaikum Hanifa”

Mendengar namanya disebut, lamunannya terpaksa menjauh dari pemandangan indah di hadapannya itu.

“Waalaikum salam Kapten” balasnya yang masih saja tertegun di tempatnya.

“Anak-anak ayo masuk kembali, nanti ibu gurunya marah loh” canda kapten Hilmi pada anak-anak yang sedang mengitarinya.

Baru saja Hanifa ingin menghampiri kapten Hilmi, namun ia urungkan karena pandangan sang kapten tak lagi tertuju kepadanya melainkan beralih kepada Lulu yang baru saja menyapanya dari ruang sebelah.

Setelahnya Hanifa tak lagi memperdulikan situasi di luar kelas dan lebih memilih untuk melanjutkan pelajaran kembali. Hanifa tahu bagaimana perasaan Lulu hari ini dan sebagai sahabat seharusnya ia juga ikut merasa senang, iya dia 'harus' merasa senang akan hal itu.

“Assalamualaikum Faa” sapa Lulu yang berjalan menuju Hanifa.

“Eh Lu’, waalaikumsalam. Ada apa?”

“Kamu udah selesai ngajarnya?”

“Udah kok Lu’, ini udah yang terakhir” kata Hanifa sambil melanjutkan tulisan terakhirnya di papan tulis.

“Ini loh aku mau ke toko buku bareng kapten Hilmi dan adiknya, kamu mau ikut?”

Hanya beberapa jam perjalanan dari tempatnya sekarang, maka di sana mereka bisa menemukan sebuah kota dari Kalimantan.

Kapten Hilmi memang selalu mengajak mama dan adiknya untuk jalan-jalan di hari weekend, tapi hari ini mamanya tidak sempat ikut karena sedang ada urusan keluarga.

“Sepertinya kedatangan kapten Hilmi ke sini untuk menemui Lulu, syukurlah jadi tugasnya untuk mendekatkan Lulu dengan sang kapten sedikit dipermudah atau bahkan dirinya tidak perlu melakukan apa pun lagi.” Dan lagi, batinnya bermonolog.

“Aku gak usah ikut deh Lu’ kamu aja yah bareng kapten Hilmi dan adiknya, aku masih sibuk” dalam hati ia sedikit bersalah karena telah berbohong kepada Lulu’

“Kamu gak apa-apa pulang sendiri Faa?”

“Iya Lu, Insya Allah aku gak apa-apa kok. Sambil tersenyum dan juga dibalas senyuman oleh Lulu’.

“Kamu hati-hati yah”. Lanjutnya lagi.”

“Kami pergi dulu, Assalamualaikum” ucap Lulu di ikuti senyuman dari kapten Hilmi.

“Waalaikum salam warahmatullah”

Pandangan Hanifa baru beralih ketika keduanya tak lagi terlihat di hadapannya.
~~~~~

Waalaikumsalam Kapten! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang