-6-

1 0 0
                                    

•••

Akhir-akhir ini, cuaca nya sering berubah dalam sekejap. Kemarin lusa, pagi-pagi sudah hujan deras bahkan disertai kilatan petir. Kenna gak mau berangkat sekolah karenanya sedangkan aku kemarin lusa menggunakan jas hujan dan sandal ke sekolah. Jalanan sepi walau tetap saja pengendara roda 4 masih banyak melakukan aktivitas nya.

Pagi ini cerah, aku yakin soal ini. Karena aku sempat melihat langit pagi tanpa sedikitpun awan di sana sebelum aku mandi. Sekarang aku sudah berjalan di trotoar menuju perempatan tempat biasa aku menyebrang.

Beberapa langkah lagi aku sampai disana. Ada beberapa anak TK, SD, SMP dan anak SMA sepertiku. Sekitar ada 7 atau 8 orang. Sisa dari anak sekolah itu nenek Ily yang sepertinya hendak belanja bahan dapur ke pak Anko, seorang wanita yang menggunakan dress biru muda dengan topinya yang berwarna putih ku rasa dia pasti seorang wanita manis. Aku mengedipkan mataku, aku ingin mengajak Nenek Ily berbicara karena hanya dia yang ku kenal disini. Tapi, Nenek Ily berada jauh didepan sana terhalang oleh orang-orang yang di hadapanku. Kalau aku tiba-tiba saja menerobos, aku rasa itu bukan tindakan yang sopan.

Aku sudah tidak asing dengan anak sekolahan yang sering berangkat dan bertemu dengan ku di zebracross ini, tapi tentu saja aku tidak bisa langsung mengajak mereka berbicara sesuka hatiku walau aku sngat ingin. Lebih tepatnya aku tidak bisa tiba-tiba masuk ke circle mereka, itu akan membuat orang tidak nyaman.

Aku tidak henti-hentinya menggerakan ujung kaki ku karena suasa hening yang tidak nyaman ini. Aku menoleh ke rambu pejalan kaki yang masih merah, aku juga sudah menghitung lebih dari 5 kendaraan beroda 4 yang lewat. Aku menghela nafas panjang.

Tuhan mungkin mendengar helaan nafasku yang berat barusan karena setelah aku menghela nafas berat, angin bertiup kencang. Menghempaskan dedauanan yang datang dari pohon yang sengaja ditanam pemerintah di sepanjang trotoar. Aku menutup mataku agar tidak ada debu yang masuk membuat mataku iritasi tapi belum juga ada 2 detik aku memejamkan mataku, seseorang berseru.

Aku melihat topi putih terbang kebelakang atau ke arah ku. Aku langsung melompat mencoba menggapainya. Aku menoleh kebelakang ku saat topi itu hanya tersentuh dengan ujung jariku. Decakan lidah tak luput dari mulutku. Kakiku refleks mengejar topi itu lalu langkah ku terhenti karena topinya malah tersangkut di dahan pohon.

"Ah, aku tidak ingin berantakan sebelum sampai sekolah." gumamku, sedetik kemudian aku melepas ransel merahku, kuletakan di dekat batang pohon. Seorng wanita menghampiriku dia menatapku dengan tatapan yang panik. Mungkin karena topinya atau karena dia sulit untuk mengatakan sesuatu yang ada dikepala nya sampai membuat ekspresi seperti itu.

"Maaf membuat mu repot," dia hendak menunduk tapi aku langsung mengibaskan tanganku dengan cepat.

"Aku belum kerepotan, kalau tidak keberatan tolong jagakan tas ku sebentar." Aku tersenyum kearahnya lalu tersenyum lebar saat berbalik, kan aku sudah duga. Gadis yang memakai dress biru ini pasti seorang yang manis. Lihat saja bibir mungil berwarna pink dan mata nya yang lebar.

"Ah iya, tapi kenapa?" Aku tidak menjawab nya, bukan karena aku hendak bersikap angkuh tapi dia akan keberatan jika aku mengatakan niatku.

Aku mengulum seragamku, melangkah mundur beberapa langkah dan dengan cepat berlari sampai tumpuan kaki kananku mendorongku keatas. Tanganku mencapai dahan pertama dengan sekuat tenaga aku mencari pijakan dibatang pohon ini dalam beberapa gerakan mendorong oleh kakiku dan menarik oleh tanganku aku sudah berada di atas dahan pohon.

Beberapa orang yang kebetulan lewat berseru terkejut dengan ulahku. Wanita itu juga terkejut. Aku nyengir sambil menunjukan kedua jariku yang membentuk huruf V.

"Aku akan ambilkan topinya," Kataku. Lalu aku dengan lincah melompat ke dahan yang satu dengan yang lain sampai aku mendapatkan topi putih ini. Sekilas dari atas aku melihat rmbu pejalan kaki sudah berwarna hijau. Aku mengerjapkan mataku. Aku melompat ke dahan terendah dan terakhir berpijak ditrotoar.

"Kamu baik-baik saja? Maaf sudah--"

Aku segera mengmbil tas ku dan menarik wanita ini untuk segera menyebrangi zebracross.

"Pertama, ayo kesebrang dulu." Ujarku.

Waktu nya tinggal 10 detik lagi sebelum rambu pejalan kakinya berubah menjadi warna merah.

Kini, aku dan wanita ini sudah setengah jalan di zebracross saat waktu yang kuhitung tinggal 4 detik lagi. Aku melihat para pengendara roda 4 dan roda 2 tidak sabar untuk menyebrang. Aku yakin waktuku tidak cukup untuk menyebrang dengan 4 detik ini, tapi memperlambat langkah hanya akan merepotkan kendaraan lain nya. Aku mempercepat lariku, wanita ini juga mempercepat larinya. Kurasa dia juga paham kalau kita berdua tidak punya waktu banyak untuk memperlambat diri.

Beberapa langkah lagi.

Aku menggigit bibir bawahku saat rambu nya sudah berubah warna, tentu saja kakiku masih terus berlari. Para pengendara sudah membunyikan klakson kendaraan mereka. Rasanya jntungku sangat berdebar kencang saat ini.

2 langkah dan...

"Akhirnyaaaa!" Seru ku lalu tertawa, wanita itu juga tertawa. Para pengendara sudah mulai melaju saat aku dan wanita ini sampai disebrang.

"Terimakasih banyak. Maaf merepotkanmu." Aku masih tertawa lalu mengulurkn topi putih nya.

"Tidak masalah. Kamu tahu, itu tadi menyenangkan!" Dia menerima kembali topinya lalu juga ikut terbahak denganku. Aku menoleh ke sekitarku ternyata kami diperhatikan oleh beberapa orang yang tadinya bertemu di sebrang sana.

"Namaku Nila." Dia memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangannya, aku menyambut uluran itu dengan hangat.

"Alani." Jawabku.

"Aku senang bertemu denganmu, Alani. Kamu baik sekali." Aku nyengir lebar.

"Aku juga senang berkenalan denganmu, Nila. Aku berangkat sekolah dulu, ya? Sampai jumpa lagi." Aku melambaikan tanganku.

"Iya, sampai jumpa lain kesempatan." aku tersenyum lebar dan berbalik lalu mataku tidak sengaja menabrak mata seseorang, seorang lelaki. Aku segera memutuskan kontak mataku setelah tersenyum simpul ke arahnya lalu bergegas menuju sekolah dan melewatinya dengan cepat.

•••

Zebracross Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang