HAPPY READING!!
O_o
"Perasaan tuh hoodie lo pake terus." ujar Tata menatap Banyu, mereka sekarang sedang berjalan menuju ke kelas Maura.
Sekitar lima belas menit lagi bel istirahat akan berbunyi, tapi Banyu dan teman temannya sudah keluar lebih dahulu. Karena guru yang mengajar di kelas mereka keluar lebih cepat, katanya ada urusan.
"Nyaman gue pake ini. Lumayan kan, mehong." tutur Banyu sambil menunjukkan hoodie yang dia pakai.
"Nyaman." gumam Jena lirih.
"Lagian apa susahnya sih ganti rugi? Lo udah bilang kan kalo dia ngasih separuhnya juga gak papa." ucap Tata sedikit kesal.
Banyu mengangguk. "Titisan Tuan Krab ya gitu."
"Elo jadi Plankton nya." ujar Jena melirik Banyu sekilas.
Tata menutup mulutnya menahan tawa. "Bisa bisanya lo sampe kepikiran kesana."
Mereka bertiga berjalan dengan sesekali bercanda. Selama di perjalanan ternyata banyak sekali siswa yang berbisik bisik tentang mereka bertiga karena kejadian kemarin. Apa lagi Banyu, sepertinya dia sudah menjadi artis dadakan.
Jelas mereka tidak peduli apapun yang semua orang katakan. Toh, mereka tidak ngomong yang macam macam kan. Intinya, selagi itu tidak mengganggu mereka tidak akan turun tangan.
"Kak Maura!" seru Banyu setelah sampai di depan kelas Maura.
Maura dan Desi yang sedang berbincang bincang di mejanya sontak mengalihkan pandangannya. Untung saja guru yang mengajar sudah keluar karena kelas mereka sudah diberikan tugas.
Maura dan Desi bangkit dan berjalan keluar dari kelas. Mereka berdua berhenti tepat di depan Banyu dan teman temannya.
"Ngapain lo bertiga kesini?" tutur Maura setelah sampai di depan Banyu.
Banyu menatap Maura tajam. "Kok lo gitu si Kak sama gue."
Maura diam, begitu juga dengan Tata dan Jena, apa lagi Desi yang jelas tidak tahu apa apa. Sebenarnya ada apa dengan Banyu.
"Lo kok bisa ngadu sih sama Mami?" ucap Banyu menatap Maura dengan perasaan kesal.
Maura masih berpikir sebenarnya apa yang Banyu maksud. Sedetik kemudian Maura tertawa menatap Banyu dengan angkuh. Sekarang Maura ada di atas Banyu.
Maura menyilangkan kedua tangannya menatap Banyu. "Kenapa? Gak suka?"
"Iya, gue gak suka. Gara gara lo gue dikerjain lagi."
"Eh, hahaha. Demi apa?" Maura tertawa terbahak bahak mendengar penuturan Banyu.
Banyu mengangkat tangan kanannya. Tapi tiba tiba saja ada seseorang yang menariknya dari belakang. Banyu yang tak siap menerima tarikan itu langsung jatuh terduduk di lantai.
"Bokong gue... " lirih Banyu sambil mencoba bangun dari posisinya.
Belum saja Banyu bangkit dari posisinya, Banyu sudah mendengar ocehan seseorang dari arah belakangnya. "Kamu itu ya, baru kelas 10 udah berani mau main tangan sama kakak kelas."
Banyu langsung berdiri dan membalikkan badannya. "Lah, gue cuma mau...eh Ibu, kenalin bu saya Banyu." cengir Banyu dengan menjulurkan tangan kanannya.
Sementara yang Banyu sebut 'Ibu' sudah berkacak pinggang menatap Banyu dengan tatapan sangarnya. Banyu yang ditatap seperti itu hanya bisa menyengir sambil berjalan mundur dengan pelan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND GENERATION [ON GOING]
Teen FictionKisah ini dimulai sejak awal masuk SMA. Kisah yang selalu menjadi tontonan semua siswa dan para guru. Dan kisah yang terjadi untuk kedua kalinya. Bisa dikatakan kalau ini adalah Second Generation. Apa jadinya jika seorang adik kelas sangat membenci...