O_o
"Bukan maksud aku gitu, Kak." tutur seorang gadis merasa bersalah.
"Gak papa, ini salah aku juga. Kamu baik baik aja sama dia."
Banyu semakin merasa bersalah kepada Zendi yang kini tengah duduk di sampingnya. Benar, mereka berdua adalah Banyu dan Zendi yang sengaja bertemu atas kemauan Banyu untuk menjelaskan kejadian tadi siang.
Banyu tidak mau hubungannya dengan Zendi renggang begitu saja karena kejadian tadi siang. Sungguh Banyu tidak mempunyai niat untuk memiliki hubungan spesial dengan Angin. Lebih baik Banyu dan Angin tetap seperti biasanya, ribut dan tidak pernah akur.
"Kak Zendi jangan gitu. Aku cuma main Truth or Dare sama temen aku. Aku gak mungkin pacaran sama Kak Angin, Kak Zendi tahu itu." ucap Banyu memegang kedua tangan Zendi.
"Gak ada salahnya kamu sama Angin, kok. Dia baik sama siapa aja, ya walaupun sebelum ketemu sama kamu dia lebih jarang ngomong sama orang." terang Zendi berusaha meyakinkan Banyu.
"Tapi itu cuma Dare, Kak Zendi." kini Banyu sudah lelah mengulang kalimat itu. Apa Zendi tidak memikirkan bagaimana perasaannya sekarang? Apa Zendi tidak mengerti kalau Banyu sudah membuka hati untuknya?
Zendi menangkup pipi Banyu dengan penuh kasih sayang. "Pasti temen kamu emang niat buat mancing aku. Sebenarnya aku yang salah, harusnya aku berani bilang suka sama kamu. Jadiin kamu milik aku, dan kamu gak bakal main Truth or Dare sama temen Kamu."
Banyu tidak bisa membendung air matanya. "Kak Zendi jangan jauhin aku gara gara ini."
Zendi menggeleng. "Siapa yang mau ninggalin adik kecil selucu kamu, hm?"
Banyu tersenyum setelah mendengar ucapan Zendi yang membuat hatinya sedikit tenang. Zendi itu selalu bisa membuat Banyu tersenyum seperti ini. Tidak seperti Angin yang selalu membuatnya kesal, eh? Kenapa harus Angin?
Suara dering ponsel membuyarkan keduanya. Zendi yang merasa ponselnya bergetar itu langsung melihat siapa yang meneleponnya.
"Halo?" Banyu yang melihat itu hanya diam saja. Lagian apa yang harus Banyu lakukan?
"Buruan kesini woi!"
Zendi sontak menjauhkan ponsel yang semulanya ia tempelkan di telinganya. "Ngapain lo nelpon gue pake nomor Tarina?" ucap Zendi sedikit kesal.
"Yang lain udah disini, lo ditungguin dari tadi ngapain aja?"
Zendi sedikit melirik Banyu. "Angin udah di sana?"
"Kak Angin mau ngapain sama Kak Zendi?" batin Banyu bertanya tanya.
"Dia udah bilang gak ikut, lo aja sok sibuk sampe gak buka grup."
"Oke oke, gue kesana sekarang." putus Zendi kemudian mematikan sambungan telfonnya dengan Carissa.
"Kamu udah mau pergi, ya?" tanya Banyu setelah Zendi memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaketnya.
Zendi tersenyum tipis, dia sedikit merasa bersalah kepada Banyu. " Iya, temen aku udah nunggu soalnya. Kamu aku anter pulang aja ya?"
Banyu dengan mantap menggeleng. Banyu tidak mau menganggu kepentingan Zendi dengan teman temannya. "Aku pulang sendiri aja."
"Tapi—"
"Aku gak papa, Kak Zendi pergi aja dulu." ucap Banyu meyakinkan. Meskipun hatinya berkata lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND GENERATION [ON GOING]
Novela JuvenilKisah ini dimulai sejak awal masuk SMA. Kisah yang selalu menjadi tontonan semua siswa dan para guru. Dan kisah yang terjadi untuk kedua kalinya. Bisa dikatakan kalau ini adalah Second Generation. Apa jadinya jika seorang adik kelas sangat membenci...