SG 5 - Loh?

24 2 0
                                    

O_o


Tak terasa hari begitu cepat berlalu. Hari ini, tepat hari Rabu. Dimana pesta ulang tahun Maura diadakan, dan Banyu sama sekali belum mendapatkan seseorang untuk syarat dari Maminya.

Jika kalian bertanya bagaimana keadaan Banyu dan Angin selama ini, maka jawabannya adalah mereka masih sama. Ngomong ngomong, hoodie milik Angin sudah Banyu kembalikan karena Banyu merasa tidak enak kepada Angin, itu mahal.

"Yuk, Mami udah siap."

Banyu mengangkat kepalanya menatap Dita yang sudah terlihat rapi. Entah kenapa Dita terlihat lebih cantik daripada dirinya. Padahal kan Banyu itu keturunannya.

"Oh ya, sekalian kamu kenalin ke Mami juga orang yang mau kamu ajak nanti malam." Banyu menatap Dita tak percaya. Bagaimana bisa, dirinya saja belum mendapatkan pasangan.

"Ajak dia sekarang, terus kasih alamatnya."

Dita berjalan keluar terlebih dahulu, Banyu yang melihat itu langsung mengambil ponselnya lalu mengirimkan pesan kepada Maura untuk meminta bantuan.

"Dasar ibu ibu." gumam Banyu kemudian berjalan menyusul Dita.

Sungguh, hari ini Banyu sangat tidak bergairah. Bisa saja Banyu tidak mengikuti syarat dari Maminya, tapi entah bagaimana Maminya itu bisa tahu jika Banyu tidak memenuhi syaratnya. Apa lagi masalah ini juga Banyu yang melakukannya, jadi Banyu harus menerima konsekuensi apapun itu.

"Temen gue kagak ada yang cakep sumpah, gengsi dong gue bawa cowok yang gitu gitu aja." batin Banyu memikirkan siapa yang akan dia bawa nanti malam.

Banyu dan Dita kini sedang menuju ke arah rumah Maura. Entah apa yang Dita pikirkan sekarang sampai sampai ingin datang ke rumah Maura. Padahal pesta diadakan nanti malam.

Dita memang sangat menyayangi Maura, bahkan Banyu merasa Dita lebih menyayangi Maura daripada dirinya. Tapi Banyu terlalu masa bodoh dengan hal itu. Banyu tidak marah, Banyu juga tidak cemburu. Lagi pula Maura juga faktanya sangat dekat dengan Dita, jadi itu semua tidak usah dipermasalahkan.

"Tante Dita!" pekik seorang gadis yang kini tengah berjalan menghampiri Dita dan Banyu yang baru saja sampai.

"Maura, ihh Tante kangen banget sama kamu." ucap Dita memeluk Maura dengan gemas.

Maura mengangguk kemudian melepaskan pelukannya. "Aku juga kangen tau."

"Aku masuk dulu Kak!" ujar Banyu yang sudah berjalan masuk ke dalam rumah terlebih dahulu.

"Masuk yuk, Tan, nanti aku kenalin sama pasangan Banyu nanti malam." Maura terkekeh setelah mengucapkan kalimat itu, Maura yakin Banyu akan kesal setelah melihat siapa pasangannya. Itu memang niatnya dari awal.

Dita tertawa kecil mendengar ucapan Maura. Senang sekali rasanya mengerjai Banyu. "Ya udah yuk."

Banyu berjalan masuk ke dalam rumah Maura terlebih dahulu karena Dita dan Maura sedang melepas rindunya. Dia sudah biasa seperti ini jika di rumah Maura, tapi sepertinya Banyu sekarang merasa tidak sopan karena bertindak di waktu yang salah.

"Rame banget." batin Banyu tanpa bisa berkata apa apa.

"Ha-hai Tante." sapa Banyu merasa canggung karena sekarang ruang tamu sangat ramai.

Ranti, Mama Maura sontak bangkit dari duduknya. "Banyu, sini sini duduk."

"Nah itu Tan yang jadi pasangan Banyu."

Baru saja Banyu akan melangkah, dirinya dikejutkan dengan suara yang membawa bawa namanya. Siapa lagi kalau bukan kelakuan Maura.

Banyu menolehkan kepalanya menatap Maura yang sedang menunjuk seseorang dan Banyu tidak tahu itu siapa. Tapi rasanya Banyu sedikit berterima kasih kepada Maura karena dia bisa membantunya mencari pasangan.

SECOND GENERATION [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang