HAPPY READING!!
O_o
"Eh, lo jadi adek tingkat belagu amat!" ucap Angin tak terima.
"Ganti gak?"
"Gak."
"Ganti gak?"
"Gak."
"Ga-"
"Aaaaaa!!"
"Cuih, cuih," Banyu mencoba mengeluarkan sesuatu dari dalam mulutnya.
"Anginn!!" pekik Banyu menatap Angin dengan tatapan kesal.
"Lo gila? Huh, hah, huh, hah."
Angin tertawa lepas karena berhasil memasukkan satu sendok penuh sambal ke dalam mulut Banyu. Jangan tanya darimana Angin bisa mengetahui nama Banyu karena Angin melihat dari name tag seragam yang Banyu pakai.
Banyu mengambil mangkok sambal yang berada di atas meja dan menjejalkan satu sendok penuh ke dalam mulut Angin yang sedang tertawa lepas. Impas bukan?
Angin diam merasakan sesuatu. Setelah tersadar Angin segera mengeluarkan apa yang ada di dalam mulutnya. "Huh, hah, huh, hah."
"Mam-push shh kan loh." ucap Banyu dengan suara khas orang kepedesan.
Semua yang ada di kantin tertawa melihat kelakuan Banyu dan Angin yang menurutnya lucu. Bisa bisanya mereka berdua ribut dengan menjejalkan sambal ke dalam mulut.
"Shh lo-loh!" tunjuk Angin kepada Banyu. Kini mereka sama sama merasakan pedas yang sangat luar biasa. Siapa suruh suap suapan sambal, rasain sendiri lah.
"HAHHHH! MINUUM!!" Banyu berlari ke arah meja yang tadi dirinya tempati bersama teman temannya.
Banyu sudah mengeluarkan air mata. "Minum Ta! Minum!"
Tata, Jena, Maura, dan Desi tertawa melihat ekspresi Banyu. Lihat saja wajahnya, sudah merah menahan pedas. Siapa suruh marah marah di meja Angin, salahnya sendiri kan. Tapi, Tata dan Jena tetap membelikan minuman untuk Banyu. Kasihan, bagaimanapun juga Banyu ini adalah temannya.
Merasa tak puas dengan Angin, Banyu segera kembali lagi ke meja yang Angin tempati. Walaupun mulutnya masih saja merasakan pedas dan air mata yang sudah berjatuhan. Banyu tetap kembali lagi ke meja yang Angin tempati.
"Peh-pedesh!" ucap Banyu tepat di depan Angin yang sedang mencoba menghilangkan rasa pedasnya.
"Loh kira shh loh doang?" balas Angin setelah meneguk susu hangatnya.
Air mata banyu sudah jatuh membasahi pipinya. Sudah seperti putus cinta saja, padahal aslinya sedang kepedesan.
Banyu mengambil susu hangat milik Angin lalu meminumya. "Kok shh malah panashh."
Banyu segera duduk di depan Fiko dan menenggelamkan wajahnya. Setelah rasa pedasnya sudah hilang, Banyu mengangkat wajahnya dan menatap Angin dengan tajam. Sumpah demi apapaun Banyu sangat kesal dengan Angin. Bagaimana bisa anak itu tidak mau ganti rugi dan malah menjejalkan sambal ke mulutnya.
"Ganti Hp gue." ucap Banyu menyilangkan kedua tangannya.
Angin menatap Banyu yang berada di seberangnya. "Gak. Lagian itu salah lo sendiri bukan salah gue."
"Patungan deh sama gue, biar gue bisa beli Hp baru." ujar Banyu memelas, siapa tahu Angin setuju.
Angin tetap pada pendiriannya. "Gak."
Banyu mendengkus kesal, sangat kesal. Banyu bangkit dan mengambil hoodie hijau milik Angin, Banyu yakin hoodie ini sangat mahal. Bahkan melebihi harga ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND GENERATION [ON GOING]
Teen FictionKisah ini dimulai sejak awal masuk SMA. Kisah yang selalu menjadi tontonan semua siswa dan para guru. Dan kisah yang terjadi untuk kedua kalinya. Bisa dikatakan kalau ini adalah Second Generation. Apa jadinya jika seorang adik kelas sangat membenci...