(9)Langit Setia

90 15 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca yah...

Happy Readding.... 📖

____________________________________

Detik demi detik , jam demi jam, hari demi hari, sudah genap satu minggu sejak kejadian itu. Sudah satu minggu pula Tasya lebih banyak mengunci diri di kamarnya bahkan sudah satu minggu ia tak pergi kesekolah.

Lalu bagaimana hubungannya dengan Wijaya? Jawabannya semenjak pulang dari kantor polisi hubungan mereka berangsur-angsur membaik, bahkan kini Tasya sudah memanggil Wijaya dengan Daddy bukan tuan lagi. Berbicara tentang wijaya, ia setiap sore mengunjungi kediaman malik untuk bertemu dengan putri semata wayangnya Tasya.

Pernah tiga hari yang lalu, Wijaya meminta Tasya untuk ikut bersamanya ke inggris lebih tepatnya ke london. Namun tentu saja Tasya menolak, bagaimana mungkin ia harus meninggalkan negara kelahirannya, orang tua yang membesarkannya, sahabat-sahabatnya, dan yang pasti ia tak ingin meninggalkan kekasihnya Rendi. Keputusan Tasya itu di terima oleh Wijaya, ia tak mungkin memaksa putrinya untuk pergi bersamanya




Waktu menunjukan pukul 4 sore, setelah melaksanakan salat ashar sebagai tanggung jawabnya menjadi seorang hamba kini Tasya sedang duduk di balkon kamarnya menatap langit biru di atas sana. Ohiya sebuah fakta yang belum di jelaskan tasya sangatlah menyukai langit, baginya langit adalah lambang kesetiaan. Karena bagaimana mungkin langit tetap setia meski matahari, bulan, bintang, pelangi, awan, dan semua benda langit datang dan pergi semaunya

Tatapan kagum Tasya pada langit terhenti saat merasa ada seseorang yang terduduk di sampingnya, Tasya langsung memperbaiki posisi duduknya saat melihat orang yang di sampingnya adalah Wijaya

"Hai? Princess daddy sedang apa" tasya tersenyum melihat keberadaan wijaya

"Tak ada hanya sedang mengagumi hamparan biru di atas sana" ujar tasya sambil melihat kearah langit kembali

"Kau suka langit?" Tanya wijaya, dan di angguki tasya

"Mommymu juga suka langit" ucap wijaya

"Benarkah?" Tasya mengalihkan pandangannya dari langit ke sosok di sampingnya

"Hum, saat dia sedih, kecewa, marah, atau bahagia pasti akan menatap langit, di pagi dan malam hari dia selalu menyempatkan tuk melihat langit. Katanya langit adalah hal paling setia" Tasya tersenyum mendengar penuturan Wijaya kini ia tau dari mana ia bisa begitu mengagumi langit, ternyata dari sang mommy

"Betul itu, langit adalah hal paling setia menurutku. Langit tak pernah marah saat bulan, bintang, matahari, pelangi, awan datang dan pergi begitu saja. Ia juga tetap setia hadir kapanpun saat kita butuh sahabat tuk berbagi cerita, dan itu juga yang membuatku menyukai langit" tutur Tasya dengan mata yang terus menatap langit kagum

Waktu semakin larut Wijaya dan Tasyapun kini semakin akrab . Perbincangan mereka yang entah membahas apa, tapi yang pasti mereka sesekali tertawa di tengah-tengah pembahasan mereka

♡♡♡

Keesokan paginya Tasya sedang sarapan bersama Malik dan Dela sebelum pergi ke sekolah, hingga terdengar bunyi klakson mobil

Tin..tin..tin..

"Tuh daddymu sudah datang" ucap Dela, yah memang benar pagi ini Tasya di antar oleh Daddynya sesuai permintaan Daddynya tadi malam

"Assalamualaikum permisi "salam Wijaya dari luar

"Waalaikumsalam.." jawab Dela, Malik, juga Tasya serempak

"Tuan Wijaya silahkan masuk" ujar Malik mempersilahkan, dan Wijayapun masuk menghampiri mereka

"Mari sarapan dulu tuan" ajak Dela

"Tak usah, saya sudah makan sebelum kesini" tolak Wijaya halus

Tasya yang sudah selesai dengan sarapannyapun langsung bangkit dari duduknya dan pergi kesekolah bersama daddynya. tak lupa iya pun pamit pada ayah dan bundanya


♡♡♡

Di perjalan menuju sekolah, tak ada yang membuka suara hingga

"Daddy menanyakan sesuatu padamu" suara wijaya memecah keheningan

"Apa?" Tasya menaikan sebelah alisnya

"Apakau yakin tidak ingin ikut bersama daddy ke london? " Tanya Wijaya, Tasya hanya diam

"Besok daddy harus balik lagi ke london karena harus mengurus prusahaan di sana, daddy tau kau pasti tak ingin ikut. Tapi daddy tetap berharap princess daddy ikut"  lanjut Wijaya, Tasya langsung menundukan kepalanya

"Daddy tak akan memaksamu untuk pergi bersama daddy, jika kau mau ikut daddy sangat senang tapi jika kau tak bisa ikut tak apa daddy mengerti. Biarkan daddy saja yang mengunjungimu satu bulan sekali kesini" Wijaya mengusap kepala Tasya lembut, hingga tidak terasa air mata tasya jatuh begitu saja

"Hiks..hiks..hiks.." tasya terisak

Citt...

Bunyi rem mobil terdengar
wijaya yang mendengar isakan tasyapun memberhentikan mobilnya lalu langsung mengangkat wajah  tasya

"Heii kenapa nangis?" Tanya wijaya sambil mengusap pipi tasya untuk menghilangkan jejak air mata di pipi tasya

"Maafkan tasya.. hiks.. hiks.." cicit tasya

"Maaf kenapa princess?" Heran wijaya

"Maaf.. hiks... tasya gak bi.. hiks.. sa... pergi bersama daddy.. hiks.." jelas tasya sambil terisak

Wijaya langsung mendekap tubuh sang putri

"Sudah yah daddy tak apa, daddy paham" Wijaya menenangkan tasya, hingga isakan Tasya terhenti

"Tasya gak mau sekolah" ucap Tasya mengejutkan

"Gak mau sekolah? Kenapa?"

"Tasya mau ngabisin waktu hari ini full sama daddy, sebelum besok daddy pergi ke london" pinta Tasya

Wijaya terdiam sesaat sebelum akhirnya ia mengangguk, tak ada salahnya kan ia menghabiskan waktu bersama putrinya itu sebelum ia pergi








Bersambung...

____________________________________

Yeyy akhirnya up lagi..

Gimana suka sama ceritanya..

Tinggalkan jejak kalian dengan cara Vote & Comment..

Jangan lupa juga buat Follow aku aku juga yh..

Minggu, (19/07/20)
Pukul, [22:25]
#UpDate

The Story Of Tasya's Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang