Pesan di Malam Minggu

1 0 0
                                    



✏️✏️✏️

Seperti malam-malam yang sudah, Vaneshya berada di depan jendela kamarnya. Menatap jutaan tetesan hujan di luar jendela, bebas menjuntai menusuk-nusuk punggung tanah. Malam itu begitu dingin, namun Vaneshya seolah mati rasa akan itu. Kalender yang terduduk di atas meja memberitahu bahwa malam itu adalah hari Sabtu. Malam minggu, kata hampir semua manusia.

Tak ada yang berubah, semuanya sama, kecuali secangkir kopi susu yang sudah mulai mendingin di genggaman tangannya. Vaneshya sepertinya hanya membutuhkan kehangatan dari kopi susu itu, bukan rasa.

Handphonenya tiba-tiba menyala, ia tahu sebuah pesan masuk, sedikit menggangu musik yang tengah mendayung indah di telinganya lewat handphone itu. Di liriknya benda itu tanpa niat, detik kemudian handphone itu kembali bergetar. Mengganggu, pikirnya.

Gelas itu di letakkan di bibir jendela, mengganti isi tangannya dengan handphone. Lidahnya berdecak kesal melihat nama si pengirim.

Gilbert handsome😎

P

Woi!

Vaneshya tahu kalau bukan ia yang memberi nama pada kontak si pengirim itu. Alih-alih menjawab, karena merasa tidak ada pertanyaan, Vaneshya mengganti nama kontak orang itu.

Setan👻
Kacaaaaaaaang..

Lo masih idup kan?

Hoii

Hellow

Tes...tes...

WOIII

?

Oohh masih idup ternyata

Lagi apa?

Tak berniat membalas, Vaneshya meletakkan handphone itu kembali, kemudian melirik kopi susu yang tak lagi mengepulkan asap. Ia menarik gelas itu kemudian menenggak isinya hingga tandas. Ia tak peduli walau kerongkongannya tidak merasa kehangatan.

Ia melirik handphone itu lagi, setelah lima pesan dari Gilbert tidak ia baca, tidak ada lagi pesan yang dikirimkan pria itu.

Tangannya beralih meraih sebuah kapal kertas berwarna merah yang selalu berada di laci meja belajarnya, memandangi kapal kertas yang terlihat lusuh termakan waktu sebelum atensinya kembali terarah pada handphonenya yang menyala. Tak berniat melepas kapal kertas itu dari genggamannya ia meraih handphone itu lagi. Ternyata sebuah pesan masuk, kali ini bukan lagi dari Gilbert.

Sodara 1
P

Nes

Apa?

Tak butuh waktu yang lama, seseorang di seberang sana sudah menjawab.

Bsok ikut?

Kmana?

Lho, bukannya udah di kasih tau?

Apaan?

Bsok ngumpul di rumah

Ohh

So?

Engga

Ohh gitu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BundarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang