Note: Jika kalian punya instrumen piano yang sentimental, harap di putar ya. Tapi kalau gak ada, putar lagu sedih yang lain juga tidak apa-apa. Dan kalau gak ada juga...
Yah, happy reading🙂
.
.
.Hidup dan mati adalah rahasia Tuhan.
Yang dimana skenario nya telah tersusun dengan sangat rapi.
Tidak ada yang tahu bagaimana takdir berkehendak.
Meskipun kita mencoba untuk mengelak.
Hidup ini, penuh dengan misteri. Ada begitu banyak hal yang terjadi. Kita sebagai manusia tidak akan tahu bagaimana kehidupan kedepannya, hanya saja kita sudah menyiapkan bekal untuk segala kemungkinan baik atau buruk nanti.
Setiap manusia, memiliki jalan hidupnya masing-masing. Terkadang mereka juga akan mengalami kebahagiaan, atau pun kesedihan. Karena itu lah kehidupan. Ada manis dan pahit nya. Tak akan selamanya berjalan dengan mulus.
Dan kita sebagai seorang manusia, hidup dengan banyak pilihan. Pilihan itulah yang akan menentukan masa depan mu. Ingin yang baik? Atau kesalahan yang akan menjadi penyesalan?
Benar, setiap manusia ada kalanya salah dalam memilih. Itulah manusia, yang tak akan luput dari kesalahan. Karena manusia tak ada yang sempurna.
Terkadang saat kita salah dalam melangkah, akan meninggalkan jejak berupa penyesalan. Berharap agar waktu kembali mundur untuk memperbaiki kesalahan.
Penyesalan ada agar kita tak lagi mengulangi kesalahan yang sama. Terpuruk dalam perasaan bersalah juga bukan lah solusinya. Yang harus kita lakukan adalah, menerima kesalahan dan memaafkan diri sendiri. Mengingat kan diri untuk tak lagi mengulangi nya.
. . .
Waktu terus berlalu tanpa di sadari. Siang dan malam yang terus berganti, bahkan bulan berganti tahun tanpa siapapun yang dapat menghentikan nya.
Tidak terasa empat tahun telah berlalu.
Walau begitu, tak ada yang berubah. Mereka masih melakukan aktivitas seperti biasanya. Meski terkadang mereka kembali teringat akan masa lalu.
Tidak apa jika kau ingin mengenang masa lalu, tapi jangan sampai terlarut. Ingat lah jika masa depan masih terus menanti mu.
Dan disinilah mereka, berkumpul di salah satu Cafe yang berada di taman kota. Saling berbincang dan bertukar pikiran, bercanda dan tertawa riang untuk melepaskan beban pikiran.
"Jadi lusa kau akan diangkat sebagai dokter resmi, Arisha?"
Merasa namanya dipanggil, Arisha menoleh dan mengangguk tersenyum.
"Wah, keren. Lo akan menjadi dokter muda sekarang."
Teman-teman nya yang lain terkekeh mendengar ucapan Dudu. Ya, disinilah mereka sekarang. Mengadakan acara reuni setelah empat tahun sibuk dengan urusan masing-masing.
"Gue gak ragu kalau orang itu Arisha. Dia pantas mendapatkan jabatan dokter muda." Zani menepuk pelan bahu Arisha.
Gadis dengan surai hitam sebahu itu tampak tersenyum. Melihat teman-teman nya yang tertawa dan bercanda dengan semangat.
Arisha begitu menikmati hari-hari menyenangkan seperti ini. Karena ia berpikir, setelah nanti dirinya menjadi seorang dokter. Maka Arisha harus fokus pada pasien yang ia tangani.
Mereka kembali mengobrol. Melepaskan rasa rindu pertemanan karena empat tahun hampir tak dapat berkumpul lagi.
Hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya. Hingga mereka memilih untuk kembali pulang ke rumah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biarkan Aku Yang Pergi[Sequel End]✔
Novela JuvenilBagaimana rasanya jika kau hidup dengan penuh rasa penyesalan? Seandainya ku tahu akan berakhir seperti ini, mungkin aku tidak akan pernah menyia-nyiakan nya. Tolong maafkan aku.