Hari libur seperti ini memang enak untuk menghabiskan waktu didalam kamar hanya untuk tidur. Tapi lebih enak mencium aroma-aroma kue yang enak. Aku tertidur jadi telat untuk ke toko. Saatku bangun, tak ada seorangpun disini. Aku langsung bergegas untuk menyambangi mereka disana.
Setiba ditempat toko, terlihat Kurinai berada disana terlebih dahulu sebelum aku. Mereka terlihat sibuk melayani pengunjung, aku berlari hingga nafasku tersengal-segal. Ini adalah hariku tanpa mereka. Aku mengatur ulang nafasku dengan baik. Kurinai langsung menyapaku.
"Selamat pagi."
"Selamat pagi." balasku tersenyum.
Kami langsung bekerja sangat keras. Bibik ada dibagian dapur untuj membuat adonat kue. Ibu tidak terlihat, entahlah. Aku duduk sementara yang lain bekerja. Pengunjung sangat menikmati hidangannya. Sambil berpikir kejadian kemarin teramat kesal bila diingat. Tanpa sadar aku meremas kotak kue yang aku pegang. Kurinai malah tertawa melihatku.
"Ekhem!"
Kurinai mendekatiku. Aku langsung tersadar.
"Astagah, sepertinya ada yang terjadi." ujatnya.
Setelah itu, aku menceritakan segalanya pada Kurinai. Dengan rinci aku menjelaskan padanya.
"Aku sangat kesal. Kenapa harus dia? Ini sangat menyebalkan." kataku.
"Sudah, kembali bekerja." usulnya meninggalkanku.
"Kurinai!"
Ia hanya merespon dengan tertawa kecil.
Seharian kami bekerja hingga badan kami terasa sakit semua. Badanku terasa sangat lelah ingin langsung ditempat tidur. Hari ini begitu menyenangkan, Kurinai berpamitan untuk pulang. Aku dan Bibik mengantar kepergiannya dengan melihatnya dari toko ini.
•••
13 TAHUN YANG LALU!
Waktu itu. Ayah pulang dari pekerjaannya. Ayahku sangat tampan memakai seragam. Ayah selalu membawa sesuatu yang takku duga sebelumnya. Aku langsung memeluknya, pelukan itu sangat nyaman dan terasa hangat. Ibupun ikut serta memeluk kami, rasanya sungguh luar biasa. Setiap malam, Ibu dan Ayah selalu membuatku bahagia. Kenapa? Karena mereka selalu membuat cerita yang dapatku pelajari kembali dalam kehidupan yang akan berlangsung. Keduanya teramat menjagaku demi membuatku tersenyum.
Setiap malam kami selalu minum teh bersama. Aku sangat rindu saat-saat itu. Kapan lagi waktu itu bisa terjadi kembali, saat Ayah pulang dari tempat kerjanya. Ayah selalu berkeringat dan Ibu mengusapnya dengan kain kecil, tapi aku langsung mengambil alih pekerjaan Ibu dengan cepat. Tingkah lucuku diwaktu kecil, hingga Ayah dan Ibu hanya bisa tertawa melihat tingkahku yang menggemaskan. Kain kecil itupun masih tergantung didalam kamar mandi dengan baik. Kenangan bersama Ayah sangatku rindukan.
Kenangan itu telah berlalu, namun tidak akan pernah hilang dari ingatanku. Aku mengambil ponsel untuk melihat fotoku bersama Ayah dan Ibu. Dimalam yang dingin, angin menyapa dimalam hari. Setelah itu, aku menaruh ponselku dan bangun untuk menutupi jendela kamar yang terbuka. Kemudian, aku kembali ke tempat tidur, tiba-tiba air mataku keluar begitu saja. Aku merasa bahagia dikala itu. "Ayah." Dan pada akhirnya akupun tertidur lelap.
•••
Dipagi hari yang indah. Tubuhku masih terlentang tidur dengan sangat nyenyak. Diselimuti oleh kain yang lembut membuatku terasa nyaman. Rasanya aku baru saja ingin memulai tidur. Tak disangka aku melewati batas istirahat. Aku bukannya pemalas yang hanya bisa tidur seharian dikamar yang mungil ini.
Setelah merasa sadar, aku langsung membuka mata dan mengusapnya beberapa kali. Mataku membentang melihat ke arah jam dinding tua yang berbentuk hati, itu pemberian mendiang Ayahku sewaktu ia masih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE || TERBIT ✔
Teen Fiction🚫 SEBAGIAN PART DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT 🛇 [[Time Publish : 2019]]✅ [[Finishing Publish : 2020]]✅ 📌 Dipinang Oleh : Alphamedia.Publisher 📌 Sebuah perubahan yang ingin diciptakan oleh seorang gadis, yang selalu mendapatkan diskrimi...