PART : 17 || SAKURA HANAMI PERTAMA

257 148 105
                                    


~ 3 MINGGU KEMUDIAN ~

Sesudah amarah dan dendam, senyum dan tawa mulai mewarnai hari yang telah lama gelap. Kehidupan akan terus berlanjut, beban besar akan muncul sembari membuatmu dewasa. Berbagai halangan dan rintangan kehidupan harus dilalui. Seperti itulah kehidupan.

Sama halnya dengan kehidupanku yang kini mulai berubah. Asal kau percaya diri, kau akan merebut kebahagiaan itu sendiri, dengan perilakumu sendiri.

Ketika Sataru sedang berjalan dengan Kurinai setelah dari kantin, ia melihat seorang lelaki tengah di hajar dan diolok-olok oleh sekelompok teman kelasnya sendiri. Lelaki itu terlihat manis dan sangat ketakutan. Kemudian Sataru dan Kurinai menghampiri mereka dengan segera.

Lelaki itu telah memar di berbagai wajahnya. Bajunya basah setelah disirami air oleh para berandal tersebut. Setelah Sataru dan Kurinai datang mereka menghentikan sikap sombong mereka. Mereka hanya tertunduk dan takut ketika melihat gelagat Sataru dan Kurinai.

"Kalian mau dengar kisah?" tanya Sataru dengan tampang serius dengan wajah bermain-main.

Mereka terdiam. Lelaki yang di siksa itu berada di tangan Kurinai untuk menjaganya.

"Jika kalian ingin hidup tenang, bersihkanlah sampah pada hati kalian. Lakukanlah hal-hal yang baik, tidak dengan menyakiti orang lain." ucap Sataru dengan menatap tajam mereka.

Mereka adalah adik kelas. Jelas mereka ketakutan oleh gertakan dari sang kakak kelas yang juga mantan biang ricuh.

"Sekali lagi aku melihat, kalian. Menyentuh sehelai rambut lelaki ini. Kalian semua. Akan. Kehilangan mata dan nyawa kalian." sahut Kurinai merangkul lelaki itu.

"A-ayo... kita pergi." katanya seraya menunduk dan pergi berlari.

Aku, Tsunara dan Tsuki Yaku bertepuk tangan pada mereka berdua. Kami tertawa.

"Arigatou gozaimasu." balas lelaki yang dipukuli itu.

Ia pun pergi. Dan tidak lupa Kurinai memberi satu permen dan topi miliknya yang dipakainya, hanya sekedar memberi semangat ke pada lelaki tersebut.

"Sataru. Wah... kata-katamu membuat hatiku terluka." ejek Kurinai merasa terharu.

"Bagaimana, kalau kita berkelahi saja." balasnya dengan candaan.

Kami pun tertawa bersama. Dari kejauhan sana, Sensek Uriko menatap kami. Sensei terlihat senang dan bahagia yang melihat anak muridnya kini bisa lebih baik dari sebelumnya.

•••

▪ RIKYU HIGH SCHOOL ▪

Aku dan Kurinai berjalan menuju kelas. Di kelas sudah ada yang menunggu yaitu, Sataru dan Tsuki Yaku. Tsunara datang terlambat.

Kami memiliki tugas kelompok yang harus pagi ini di kumpulkan, jadi kami segera mungkin mengerjakannya. Teman-teman pun dengan gerak cepat menyelesaikannya.

Sensei telah masuk dan semua mengumpulkan tugas yang diberikan. Pelajaranpun berlanjut.

TETTT ~~~
TETTT ~~~

Bell istirahat menghentikan semua aktifitas. Mengerjakan tugas dengan cepat serta tugas di tambah lagi. Membuat perutku merasa sangat lapar.

"Ada yang mau ke kantin?" tanya Sataru.

"Aku." jawabku segera.

Dan pada akhirnya kami ke kantin bersama.

Jujur saja. Aku masih tidak percaya. Ini benar-benar impian kecilku sejak saat itu. Ingatanku terjun pada masa lalu yang berhasil aku lalui. Tiba-tiba Kurinai menepuk pundakku membuatku tersadar dari lamunanku.

CHANGE || TERBIT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang