Malam terbenam. Timbul cahaya dipagi hari.
Hari begitu saja terlewati, terlihat tawa diwajah mereka. Pagi ini inginku kutuk saja. Aku muak melihatnya. Tatapannya menyoroti diriku. Tatapan yang tidak aku pahami. Hanya ada beberapa teman di dalam kelas ini.
Tawa mereka kembali menyatu dalam ruangan ini. Udara dingin dipagi hari terasa panas. Entah, siapa yang menhancurkan siapa.
~ BELL PULANG ~
Aku berjalan dengan santai, sembari mendengarkan musik. Dia sedang berada didepan gerbang sekolah. Akupun benci melihatnya. Seraya berjalan, tiba-tiba dari belakang seseorang menepuk pundakku sampai aku terkejut.
TSUNARA!
"Kau lihat yang sedang berdiri itu? Aku ingin lihat seberapa kau menyayangi temanmu itu, jika benar kau temannya maka, lakukan yang seharusnya." katanya dalam membujukku.
Aku mendengarkannya. Menyimak setiap satu kata yang disampaikan nya. Sampai otakku mengulang untuk berpikir. Aku terpancing emosi. Tsunara dapat merasuki pikiranku. Benar saja, aku langsung menyambanginya.
"Bagus. Maafkan aku Tsuki Yaku. Tapi, kau perlu juga merasakannya sedikit." ucapnya merasa senang.
Saat semakin dekat, tanpa aku sadari tangan ini menamparnya begitu saja.
PLAK!
"Akh! Apa yang kau lakukan?" tanyanya bingung.
Seluruh siswa melihat kami. Tsuki Yaku terlihat terkejut dan kebingungan.
"Hentikan! Kau jangan berpura-pura lagi. Teganya, kau melukai temanku." kataku bercampur aduk.
"Apa yang kau bicarakan ini?" tanyanya kembali benar-benar bingung.
"Diam!" sambarku.
Tsunara dan Sataru menatap kami dari kejauhan. Dalang dari ini semua bermula ialah Tsunara yang tak ingin kalah saing. Demi keegoisannya ia siap mengorbankan temannya untuk menjadikannya kambing hitam. Benar-benar licik.
"Aku adalah api. Api sangat mudah membakar benda yang mudah hancur, maka akan terbakar hangus." katanya seraya menatap Sataru.
•••
Sesampainya di rumah. Tsuki Yaku tak mengganti pakaian yang sedang dikenakannya. Ia membayangkan sikapku yang mengejutkannya hari ini. Kemudian seorang pelayan yang bernama Zakaru datang untuk menyuruh Tsuki Yaku turun makan siang, namun pikirannya tetap menyorot padaku.
"Tuan. Turunlah, makanan Tuan kini telah disajikan, apa Tuan memerlukan sesuatu?" ujar pelayan tersebut dengan bersikap siap siaga.
Zakaru telah lama bekerja di tempat tinggal keluarga Tsuki Yaku tersebut. Dialah pelayan yang setia dan yang mengurus segala hal keperluan rumah itu.
"Ya baiklah. Aku akan turun. Lagi pula, aku akan memanggilmu, jika aku membutuhkan sesuatu. Kau boleh kembali." sahutnya, kepada seorang pelayan setia itu. Dia sudah mengabdi di keluarga itu selama kurang-lebih 20thn lamanya.
"Baik, Tuan." balas pelayan tua itu, seraya menundukkan badan dan berlalu.
Dalam perjalanan pulang, aku sudah tidak sabar melihat keadaan Kurinai.
Bibik mengurus toko Ibu dengan sangat baik. Terbayang sudah wajahnya yang letih itu. Ibuku sedang bersama Kurinai untuk menjaganya.
Aku berjalan melintasi setiap sudut jalan di rumah sakit ini. Dengan perasaan senang aku ingin segera melihatnya. Seperti seseorang yang sedang jatuh cinta pada cinta pertamanya. Dan pertemuan pertamanya. Setelah sampai di depan pintu kamarnya. Aku mengelus-elus dadaku. Kemudian, mulai membuka pintu itu dengan perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE || TERBIT ✔
Teen Fiction🚫 SEBAGIAN PART DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT 🛇 [[Time Publish : 2019]]✅ [[Finishing Publish : 2020]]✅ 📌 Dipinang Oleh : Alphamedia.Publisher 📌 Sebuah perubahan yang ingin diciptakan oleh seorang gadis, yang selalu mendapatkan diskrimi...