Sebagian orang mengatakan, selalu ada kesempatan. Setiap orang memiliki kesempatan untuk membuktikan pada dirinya sendiri, termasuk Tsuki Yaku, yang terus berjuang membujukku untuk meminta kesempatan terakhir.
Aku sudah berulang-ulang kali mengatakannya. Dan menegaskan padanya. Aku tidak ingin melihatnya atau mendengar semua yang di katakannya. Karena aku tahu, dia adalah Monster bertopeng. Manusia yang bermuka dua.
Suatu hari di sebuah tempat perbelanjaan Tsuki Yaku, mengelilingi tempat-tempat yang jarang di kunjunginya. Terlintas dalam benaknnya, ingin bersantai dan melihat dunia luar. Kebanyakan di sebuah perbelanjaan besar tersebut, penghuninya anak muda. Ada juga kalangan orangtua serta anak-anak. Tentu saja. Tidak mungkin isinya bayi semua.
Tsuki Yaku tampak berhenti disebuah toko jam tangan. Semua terlihat menawan dan indah-indah. Jangan tanya soal harga. Yang jelas harga jam tangan tak sebanding harga diriku.
"Selamat datang." sapanya.
Tsuki Yaku melihat-lihat jam tangan tersebut.
"Coba lihat yang ini." katanya.
Sekilas nampak seperti Tsunara. Ternyata benar. Dia juga sedang berada disini. Bersama beberapa teman wanitanya, mereka mampir di sebuah tempat resto untuk makan. Setelah itu, mereka berpisah.
"Aku duluan ya."
"Ya. Nanti hubungi aku.
"Tentu saja.
"Sampai jumpa, Tsunara."
Percakapan singkat itu terdengar membosankan bagi Tsunara. Karena mereka hanya menumpang untuk di belanjakan olehnya. Namun tetap saja, Tsunara menyukai itu. Hanya karena pujian.
Kemudian ia menepi disebuah tempat duduk sembari beristirahat menikmati minuman yang di bawanya tadi.
"Aku bosan." ucapnya, dengan menatap ke depan.
Wajahnya nampak jelas, seperti anak yang kesepian. Dan manja.
"Hah! Lebih baik aku pulang saja. Aku akan mencoba pakaian baruku. Sambil makan hidangan hangat di rumah." serunya, seraya beranjak dari tempat perbelanjaan itu.
"Nona, aku ambil yang ini saja." kata Tsuki Yaku setelah memilih jam tangan yang pas menurutnya.
* TOKO KUE SATOKI *
"Selamat datang." kataku, menyambut pengunjung.
Aku hari ini sibuk sekali membantu Bibik di Toko. Sedangkan Kurinai tengah berama Ibu di Rumah Sakit. Beberapa pengunjung ingin dibungkus saja. Karena cucian piring menumpuk, aku langsung pindah haluan. Agar semua cepat selesai.
Setelah dari Toko. Aku bergegas pulang ke rumah untuk bersih-bersih. Setelah selesai, aku bersantai sebentar seraya menyeruput teh hangat dan makan beberapa cemilan kering. Kemudian, aku bersiap-siap menuju Rumah Sakit. Hari yang sangat melelahkan. Tapi aku menikmatinya.
•••
Seperti biasa aku pagi-pagi berangkat sekolah dari rumah sakit. Untungnya, pagi ini aku sudah menyiapkan bekal untukku sendiri.
"Aku berangkat." kataku tersenyum, dan melambaikan tangan pada Kurinai dan Ibu.
- RIKYU HIGH SCHOOL -
Pagi ini aku menunggu bis untuk berangkat sekolah. Selama menunggu, ada beberapa anak sekolah masuk ke dalam bis. 2 seorang lelaki dan 1 seorang wanita. Mereka menatapku seperti itu. Aku menjadi tidak nyaman. Tapi aku tahu, ini sering kali terjadi. Dan mungkin, mentalku sudah menjadi mental baja. Jadi itu tidak terlalu melukai perasaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGE || TERBIT ✔
Fiksi Remaja🚫 SEBAGIAN PART DI UNPUBLISH UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT 🛇 [[Time Publish : 2019]]✅ [[Finishing Publish : 2020]]✅ 📌 Dipinang Oleh : Alphamedia.Publisher 📌 Sebuah perubahan yang ingin diciptakan oleh seorang gadis, yang selalu mendapatkan diskrimi...