PART : 9 || KENYATAAN YANG TERSEMBUNYI

211 185 126
                                    

   // PERPUSTAKAAN //

   Sudah lama aku tidak kemari, dulu jika merasa asing di sekolah ini. Tempat inilah yang bisa menerimaku. Aku selalu berlari menuju kemari jika mereka ingin menghabisiku. Teringat elas bayangan itu. Dan biasanya aku membaca buku di pojokan dan menyendiri seperti seorang pengemis yang berharap menerima pertolongan bagi yang melihatnya. Itu sejak aku baru sekolah disini. Dan kini, mulai berubah. Saat Kurinai mengangkat diriku dari kekosongan itu.

   Dunia mungkin gelap, bagi seseorang yang dirundung ketakutan dan rasa khawatir. Tapi, dunia juga terkadang terlihat dengan keindahan, bila menemukan kesabaran.

   Sesulit apapun kehidupan, bila bisa menerimanya, maka kau akan menyadari dari sebuah kehidupan...
   Karena hidup. Tidak untuk ditangisi. Melainkan, dijalani dengan kesabaran...

   "Hah... rasanya nyaman sekali." kataku dan berisitirahat dengan buku di atas kepalaku.

   Tsuki Yaku beranjak dari tempat duduk di luar kelas menuju Perpustakaan untuk mencari sebuah buku.

   Suasana yang nyaman dan sunyi tanpa kebisingan, seperti di dalam kelas ataupun di pasar. Dan sejuk. Tsuki Yaku mencari buku yang di carinya dari lorong ke lorong. Dan tanpa sengaja menambrakku yang sedang tertidur. Alhasil kamipun terkejut, akhirnya aku berdiri dan hendak keluar dari tempat ini, namun Tsuki Yaku menarik pergelangan tanganku. Sebenarnya ia tidak memiliki niat untuk bertemu denganku, namun seketika ia ingin berkata sesuatu padaku.

   "Lepaskan aku." kataku, tidak melihatnya.

   "Maafkan aku, tapi aku ingin bertanya padamu." jawabnya kini serius.

   "Saat digerbang sekolah kemarin, apa maksud dari semua itu?" tanyanya.

   Aku tetap diam. Aku tidak mungkin berteriak di tempat ini.

   "Baiklah, ikut denganku." ujarnya menarikku keluar.

   Semua melihat kami. Ini sangat memalukan bagiku. Ia membawaku di belakang sekolah, yaitu di gudang. Tempat dulu aku berlari dan menulis sesuatu disini.

   "Sakura. Tolong jelaskan aku, tentang semua hal yang kau maksud." pintanya.

   "Sudahlah." jawabku singkat.

   "Aku merasa tidak melakukan apa-apa! Dan kau menuduhku melukai temanmu." tukasnya dengan jujur.

   "Itulah kalian. Licik! Kau jangan bersembunyi, dibalik sikapmu yang sok baik itu. Pembohong! Karena bagiku, kau tetap sama seperti dulu. Kau mengerikan." sambarnya dengan nada sedikit tinggi.

   "Mengapa kau tidak bisa mengerti Sakura! Tolong. Cobalah mengerti. Untuk kali ini saja." sahutnya d3ngan menatapku.

   "Hah! Untuk apa aku mengerti? Sedangkan kau tak memahaminya juga. Jangan coba-coba menunjukkan sikap rendahanmu itu, padaku." kini aku semakin jengkel.

   "Kau. Baiklah. Semua akan terbukti nanti, dan aku ingin melihat seperti apa wajahmu itu nanti." sambungnya mengakhiri pembicaraan dan pergi.

   Ia pergi dengan kemarahan. Tanpa sengaja ia menyenggol seseorang ketika sedang berjalan. Ia tak menghiraukannya dan terus berjalan dengan wajah kesal.

   Aku berjalan menuju kantin. Rasanya sangat lapar. Karena merasa kesepian, aku hendak menelfon Kurinai. Dan malah seseorang merebut ponselku.

   "Ah! Apa yang kau lakukan?" tanyaku terkejut.

   "Diamlah. Hanya sebentar. Aku tidak akan merusaknya. Kau tenang saja. Aku hanya ingin memeriksa sesuatu." ujarnya seraya mengecek ponselku.

  "Aku mohon jangan. Kembalikanlah. Aku mohon Sataru." kataku dengan perasaan takut.

CHANGE || TERBIT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang