PART : 2 || TERPUTUSNYA IKATAN PARA MONSTER

430 272 670
                                    

_ RIKYU HIGH SCHOOL _

Dalam suasana hati pun juga berganti. Dengan riang dunia ini ku sambut bahagia, seakan luka lama terobati karenanya. Keajaiban? Entahlah, intinya wajahku bersinar sepanjang hari mengenal hari baru.

"Sakura!" ucapnya, bernada tinggi. Ia berjalan mendekatiku dengan langkah ringannya yang terlihat santai dan tampan, mudah memikat seorang wanita oleh pesonanya yang luar biasa.

"Kurinai, kau mengejutkanku." balasku tersenyum.

"Hari ini, kau terlihat keren." kataku, memujinya.

"Sungguh. Ah, yang benar saja." balasnya, tersenyum.

"Hm." sahutku singkat.

Lalu kami berjalan bersama menuju kelas. Dari tatapan jauh sana terlihat mereka menatap tajam. Saat kedatangan Kurinai dalam hidupku, semua terasa ringan dan mudah begitu saja. Kemudian kami saling menatap satu sama lain dan tertawa bersama.

•••

Semakin hari, aku dan Kurinai sudah terlihat akrab saja. Aku yang selama ini diam karena rasa takut dan tak memiliki teman, kini tidak lagi semenjak ada Kurinai bersamaku.

"Sakura." katanya.

"Iya, ada apa?" tanyaku santai.

"Siapa dia?" tanyanya balik dengan memandang wajah sang Penindas tersebut. Namun aku malah salah mengira.

"Oh dia, dia itu anak basket. Tampan bukan?" jawabku seraya membaca buku.

"Astaga kau ini, bukan dia. Bukan dia, tapi mereka." sambungnya selagi menatap.

Aku terdiam dalam jawaban yang tidak bisa terucap oleh lidahku.

"Ahk... mereka. Mereka te-teman kelas kita. Su-sudahlah, jangan mengurusinya." sahutku terbata-bata.

Kurinai menatapku aneh.

"Ada apa denganmu? Kau terlihat takut dengan mereka." ujarnya, seraya menaruh rasa curiga padaku.

"Ah, ti-tidak." sahutku gugup.

Segera aku bangun dan memesan makanan. Kurinai tak henti-hentinya menaruh tatapan pada mereka dan rasa penasarannya.

Gelagak dari cara bicaraku Kurinai telah menaruh rasa curiga padaku dan semakin penasaran dengan mereka. Aku berjalan dengan sengaja tidak melihat mereka.

"Wah... lihat siapa di sana. Sampah berjalan." ucap Sataru setelah melihatku. Aku menghiraukannya.

"Paman, nanti tolong antar ke tempat duduk no.3, terima kasih." ujarku pada paman pemilik kantin.

Aku kembali beranjak menuju tempatku, yang di sana Kurinai sedang duduk menunggu pesanan datang.

Setelah menuggu beberapa menit, pesanan kami datang dan langsung saja kami menyantapnya. Rasa takutku mengganggu pikiranku yang sedang tidak fokus. Mereka datang menghampiri aku dan Kurinai. Ini sudah tanda-tanda masalah yang datang untuk Kurinai dan aku.

Kurinai dengan tenang meneguk minuman tersebut, sedangkan aku dipenuhi rasa takut setengah mati. Yang aku takutkan terjadi. Langkah mereka semakin dekat saja, bahkan aroma tubuh mereka dapatku cium. Rasanya aku dan Kurinai tidak akan selamat. Kurinai dalam masalah karena diriku.

"Ekhem, sepertinya... kalian ini sudah akrab saja. Kau! Permainanku selanjutnya." tukasnya dengan mengawali pembicaraan. Kurinai hanya menatap mereka dengan acuh.

Kemudian aku melepas makananku dan menarik pergelangan tangan Kurinai untuk menjauh dari para penindas jahat tersebut. Namun Kurinai malah balik menarikku untuk duduk kembali. Kurinai tetap mengabaikan mereka dan malah menyantap kembali makanannya. Walau yang sebenarnya, Kurinai telah menyadari bahwa mereka sedang mencari masalah.

CHANGE || TERBIT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang