PART : 10 || AIR MATA KURINAI

218 176 155
                                    

   // BELL PULANG //

   Akhirnya pelajaran hari ini terasa cepat sekali. Aku memang selalu terlambat pabila jam sekolah berakhir. Alhasil, mereka sang penindas menutup pintu kelas yang tersisa hanya aku. Aku ketakutan.

   Apa lagi sekarang?

   Mereka semakin mendekati bangkuku. Tanganku selalu memperbaiki kaca mataku ketika merasa gugup dan takut. Aku menunduk. Tsunara mendorongku tanpa sebab. Terkadang aku memang tidak mengerti mereka semua. Untungnya Tsuki Yaku datang pada tepat waktu.

   "Apa yang kalian berdua lakukan?" tanyanya terkejut.

   "Tsuki Yaku." ucap Tsunara merasa terkejut.

   Sataru hanya menoleh dan menatap seraya tersenyum tak percaya.

   Tsuki Yaku mendekati kami dan membiarkanku lepas dari tikaman para Monster.

   "Argh! Sial. Kau ini. Payah!" sahut Sataru merasa jengkel dengan sikap Tsuki Yaku.

   Terkadang mereka terlihat baik. Terkadang jahat. Mereka memang jahat. Aku melupakan apa yang terjadi barusan.

   Sepanjang jalan aku mendengarkan musik, agar aku sedikit lebih merasa damai. Ketika aku menunggu untuk menyebrang, seorang anak kecil tetus menatapku. Akupun menjadi sangat aneh di hadapannya. Tatapan itu seperti mereka. Seperti mereka yang tidak suka padaku. Ketika itu ia menyebrang terlebih dahulu dengan seorang wanita yang terlihat seperti Ibunya. Anak itu tersenyum lebar padaku, dan akhirnya aku membalas tersenyum padanya. Tidak semua orang memandangku tidak suka.

   Hari ini Tsuki Yaku pulang dengan jemputannya. Mobil mewah berwarna hitam. Hari ini juga aku berhasil keluar hanya gara-gara Tsuki Yaku. Ketika ia sampai di rumah, serada melepas semua bebannya. Namun ia tahu, itu saja tidak cukup.

   "Besok, setelah pulang sekolah. Aku akan langsung mengunjungi Kurinai. Aku akan mencari tahu." gumamnya, seraya menaiki tangga.

   "Jika aku menemukan pelakunya. Aku tak akan melepaskannya." tambahnya, sembari membuka pintu kamar.

   Aku sengaja mampir terlebih dahulu ke tempat Toko. Sesekali aku juga ingin melihat keadaan Toko dan Bibik disana. Sekalian aku kembalu ke rumah untuk beres-beres sedikit.

   "Bibik." sapaku.

   "Sakura. Kenapa kau kemari?" tanyanya seraya mencuci piring.

   "Aku ingin melihat keadaan Toko dan Bibik." ujarku seraya tersenyum.

   Terlihat Sataru sibuk dengan ponselnya. Ia tengah menelfon seseorang. Lengkap dengan berbagai makanan dan minuman yang tersedia di atas meja.

   "Ya. Baiklah. Aku menunggu." katanya. Mengakhiri telfon.

   Sekitaran hitungan menit ia menunggu, dan seseorang datang. Sataru sedang bermain dengan Anjing kesayangannya itu. Pelayan tersebut membukakan pintu untuk wanita tersebut yang di ketahui adalah Tsunara.

   "Maaf. Kau menunggu lama?" tanyanya seraya menghampiri Sataru.

   "Hm. Akhirnya kau tiba juga. Lain kali, jangan pernah mengulur waktu sedikitpun, karena waktu itu sangat berharga." sahut Sataru, dengan berjalan ke ruang tengah.

   "Hehe... aku terkejut. Gaya bicaramu berubah." sambungnya terkekeh, sembari melepas mantelnya.

   Baru kali ini Sataru berkata hal yang benar. Telinga Tsunara mendengar kalimat itu keluar dari sang biang onar, rasanya terdengar lucu dan mustahil.

CHANGE || TERBIT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang