You are my reason

124 6 7
                                    

Minho dan Changbin sekarang sedang berada dikamar, menatap bulan yang berada diatas sana bersinar terang.

"Bin"

"Hm? "

"Terimakasih udah selalu ada buat aku, meminjamkan bahumu untuk aku menangis sejenak, terimakasih kamu selalu ada untuk menghiburku disaat aku sedih, selalu menyemangati aku jika aku lelah, terimakasih sudah menjadi alasanku untuk bertahan sampai sekarang"

Minho berkata seperti itu sambil melihat bulan,

"Kalau bisa aku ambilkan bulan untukmu"

Kemudian Minho tersenyum pada Changbin yang juga menatap Minho, muka mereka semakin dekat dan dekat sampai bibir mereka menempel.

Dan malam itu bulan menjadi saksi atas cinta mereka berdua.

Menurut Minho, Changbin adalah alasan dia bertahan hidup, disaat semua orang tidak peduli padanya,Changbin selalu ada untuknya menemani entah itu siang atau malam, Changbin tidak peduli asalkan Minho selalu bahagia.

Disaat Changbin sakit, Minho lah yang mengurus Changbin begitupun sebaliknya.

Mereka berdua memiliki alasan yang sama untuk bertahan sampai saat ini, yaitu satu sama lain.

Tapi kebahagiaan itu berhenti disaat Changbin kecelakaan saat ingin menghampiri Minho yang sedang sakit.

Changbin pingsan dan terdapat banyak luka disekujur tubuhnya.

Minho yang mengetahui itu langsung terkejut dan langsung bergesa pergi ke rumah sakit dimana Changbin dibawa.

Masih dengan pakaian tidurnya, dia memaksakan tubuhnya yang lemas untuk berlari ke rumah sakit tersebut.

Sesampainya di rumah sakit, Minho datang dengan pakaian tidurnya, mukanya bercucuran keringat, dia bahkan hanya memakai sandal.

Dia sedang menahan tangisnya.

Dia pun langsung bertanya pada suster disana dan mendapatkan informasi bahwa Changbin sedang dioperasi.

Minho saking terkejutnya dia jatuh terduduk.

Air matanya pun berlomba-lomba keluar.

Dia bangkit dengan sisa tenaganya pergi menuju depan ruangan operasi Changbin.

Penglihatannya buram, kepalanya pusing tetapi dia tetap memaksa diri untuk bertemu Changbin.

Tiba-tiba ada seorang dokter yang keluar,

"Dok? Gimana kekasih saya?! Dia baik-baik aja kan? "

"Apakah kamu keluarga dari pasien? "

"Saya pacarnya dok"

"Hah begini, Changbin harus operasi paru-paru"

Seketika Minho terbeku,

"K-kenapa? "

"Sepertinya akibat dari rokok"

Minho yang tadi pusing tambah pusing, serasa seperti ingin pingsan tapi dia tetap paksa sadar.

"Kamu tidak apa? Muka anda pucat nak"

"H-hah? A-aku tak apa"

"Jadi Changbin akan dioperasi kapan? "Ucap Minho dengan lemas sambil menumpukan badannya ke tembok

"Kami belum ada pendonor sekarang"

"Saya aja dok"ucap Minho dengan yakin

"Nak? Kamu yakin? "

Minho mengganguk lemah,

•~time skip~•

Changbin membuka matanya perlahan lalu dia melihat keluarganya yang khawatir.

"Yaampun akhirnya kamu bangun bin"

Ibu Changbin memeluk Changbin pelan tapi erat.

Disana juga ada kakak dan ayah Changbin.

Tetapi seseorang yang selalu disampingnya tidak ada

"Mah Minho dimana? "

Kedua orang tuanya dan kakaknya terdiam

"Minho sedang tidur"ucap sang kakak

"Tidur dimana? Changbim mau lihat"

"Bin kamu habis operasi, gak boleh keluar dulu"

"Mah mau lihat Minho! "

"Minho udah gak ada bin! "

Changbin masih tidak percaya

"Gak mungkin lah"

"Ck gak ada yang gak mungkin bin, dia kasih paru-parunya ke kamu"

Kakak Changbin kesal sekaligus sedih, Minho tuh anak baik dan Minho gak tau kalau Changbin suka kumpul-kumpul dengan teman-temannya, sering rokok juga makanya paru-parunya rusak.

"Gak mungkin kak! "

"Bin, apa yang dibilang kakakmu itu benar, Minho kasih paru-parunya ke kamu"ucap mama Changbin

"Gak mungkin hiks kita berjanji buat gak berpisah hiks"

"Kalian gak pisah kok, sekarang Minho bakal selalu jadi alasan kamu hidup"

"Hiks min"

Changbin menangis keras, kenangan-kenangannya dengan Minho berputar dikepalanya.

"Bin ini surat dari Minho"

Changbin mengambil surat tersebut lalu membukanya

Dear Changbinnie

Gimana bin? Lancarkan operasinya?

Pasti lancar kan?

Sekali lagi bin aku berkata padamu

Kamu itu alasan aku hidup, setiap saat kita selalu bersama

Kenangan manis sudah kita tinggalkan kenangan pahit pun juga

Hidup harus terus berjalan, begitupun hidup kita kan?

Aku sedikit kecewa Bin, aku gak tau kalo kamu sering rokok bin

Tetapi aku tetap mencintaimu karena kamu adalah obat saat aku sakit

Jadi aku akan memberikan paru-paruku agar kita masih bisa bersama

Tolong jaga baik-baik bin, jangan rokok lagi itu gak baik

Terimakasih untuk kenangan manisnya

Sekarang aku tinggalkan paru-paruku sebagai kenangan terakhir

Terima kasih atas semuanya, aku tidak menyangka kemarin adalah ciuman terakhir kita

Dan bulan adalah saksi terakhir kita

Dan ingat kamu adalah alasan aku bertahan bin

Terimakasih, aku mencintaimu

Selamat tinggal dari Minhomu.

Changbin langsung memeluk surat itu dan menangis dan menangis, dia bahkan meminta maaf berkali-kali pada Minho dalam hati.

End~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

End~

My Random Thought ~ End ~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang