5/15

496 72 11
                                    

23072020

✨✨✨


Karena sekarang hari sabtu, Jenia sedang bersantai di unitnya bermain bersama Moon. Ya, tadi pagi Danu menititipkan Moon ke Jenia karena Danu harus bekerja. Jenia dengan senang hati menerima Moon. Saat sudah hampir sore hari, Jenia bersiap-siap untuk pergi ke rumah Serena. Semalam Serena meminta Jenia untuk menginap di rumahnya.

Setelah selesai bersiap, Jenia membawa Moon untuk dipulangkan ke apartment Danu. Saat Jenia baru membuka pintu unit Danu, Jenia melihat wanita paruh bawa yang sedang membersihkan unit Danu. Jenia tersenyum canggung kepadanya, lalu menghampiri untuk menyapa.

"Selamat sore Bu, saya Jenia tetangganya Danu. Maaf saya lancang masuk," Ucap Jenia dengan ramah.

"Jadi kamu yang namanya Jenia. Danu cerita banyak tentang kamu loh, duduk dulu yuk Jen."

Jenia mengikuti wanita tersebut untuk duduk di sofa. Jenia sebenarnya merasa gugup karena asal masuk ke unit Danu. Walaupun sudah sering masuk ke unit Danu, namun terasa aneh jika orang lain yang melihatnya.

"Saya Sita, Mamanya Danu," Ucapnya dengan senyuman.

"Kamu mau nyari Danu ya?"

"Bukan Bu, saya mau nganter Moon," Ucap Jenia sambil menunjukkan Moon.

"Danu pasti sering ngerepotin kamu ya?" Ucap Mama Danu sambil membawa Moon ke pangkuannya.

"Ga kok Bu. Saya juga sering ngerepotin Danu."

"Kamu udah makan Jen?"

"Udah kok Bu. Jenia mau pamit pergi Bu."

"Loh kok cepet-cepet?"

"Iya, Jenia mau nginep di rumah temen Jenia."

"Yaudah deh, lain kali kita ngobrol lagi ya Jen. Jangan sungkan buat minta tolong ke Danu ke saya juga ga papa. Kalo Danu bikin susah kamu, nanti lapor aja ke saya," Jenia sedikit tertawa mendengar ucapan Mama Danu.

Jenia berpamitan ke Mama Danu tidak lupa salim juga. Lalu Jenia pergi meninggalkan Mama Danu.









Danu yang baru selesai dengan laporan bulanan caffenya, menyenderkan badannya di kursi. Danu memejamkan matanya menikmati kenyamanan. Tiba-tiba ponsel Danu berdering tanda seseorang menelfon Danu. Seseorang yang sudah lama tidak memberi kabar Danu dan susah dikabari. Dengan senyuman di wajahnya, Danu segera mengangkat panggilan tersebut.

"Halo?"

"Sayang aku kangen. Maaf ya baru sempet ngabarin kamu."

"Ga papa kok, aku ngerti. Aku juga kangen sama kamu."

"Kamu apa kabar?"

"Kabar aku baik. Kamu kapan main ke sini? Kamu ga pengen ketemu sama aku apa?"

"Ih harusnya kamu yg ke sini buat nemuin aku."

"Pasti bibir kamu di kerucutin ya? Kalo aku liat langsung kan jadi pengen cium," Ucap Danu menggoda kekasihnya.

"Mesum deh kamu!"

"Tapi kamu suka kan?"

"Inget kamu di situ harus jaga hati ya buat aku. Perasaan aku ga enak soalnya dari kemarin-kemarin."

"Kamu juga di sana."

Acara mengobrol dengan kekasihnya berlangsung lama. Danu dengan kekasihkan sudah hampir 6 bulan tidak bertemu. Kekasihnya yang harus menetap di Jogja karena urusan pekerjaan membuat mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. Danu kenal dengan kekasihnya sejak jaman SMA, namun baru mulai menjalin hubungan sejak Danu lulus kuliah. Hubungan mereka sudah terjalin selama 4 tahun dan kedua orang tua mereka juga sudah dekat.








Jenia sudah sampai di rumah Serena. Setelah menyapa Mama Serena, Jenia langsung pergi ke kamar Serena. Serena tadi bilang kalau Jenia langsung ke kamarnya saja. Jenia juga akrab dengan orang tua Serena. Karena Jenia anak rantau dari jaman kuliah hingga sekarang orang tua Serena sudah menganggap Jenia sebagai anak sendiri.

Sebenarnya hari ini Joyi juga mau ikut nginep di rumah Serena, tapi karena pacarnya tiba-tiba ngajak jalan, Joyi langsung membatalkan untuk menginap di rumah Serena. Gini nih kalau sudah urusan percintaan, si Joyi emang suka lupa sama temen. Saat masuk ke kamar, Serena tengah asik rebahan sambil menonton drakor.

"Serena?"

"Udah nyampe lo," Ucap Serena tanpa melihat Jenia.

Jenia langsung bergabung dengan Serena untuk menonton drakor. Sangkin asiknya menonton sampai tidak terasa sudah malam. Karena lapar mereka turun ke bawah buat makan malam. Serena itu anak tunggal makanya waktu Serena bawa temen ke rumah, orang tua Serena senang karena anak nya tidak lagi kesepian.

Makan malam berlangsung dengan penuh pembicaraan. Orang tua Serena yang sibuk tanya soal pekerjaan mereka. Selesai makan malam Jenia membantu Mama Serena membersihkan alat makan. Setelah selesai, Jenia dan Serena pamit pergi ke kamar.

Di kamar Serena sibuk chatingan dengan pacarnya sedangkan Jenia scroll ig tidak jelas. Lama-lama Jenia merasa bosan.

"Se,"

"Hmm."

"Bosen nih gue," Keluh Jenia.

"Makanya cari pacar dong biar ga bosen mulu idup lo."

"Punya pacar ujung-ujung nya ngegalau mulu," Ucap Jenia menyindir Serena.

"Gapapa namanya juga idup, biar ada warna nya ga kaya lo item putih mulu."

"Joyi juga udah janji mau ikut malah lebih milih pacarnya."

"Kadar bucinnya Joyi udah akut soalnya Jen."

"Eh Se gue mau cerita dong."

"Mau cerita apa?" Tanya Serenaq mematikan hpnya, kalau Jenia udah bilang mau cerita tandanya Jenia sedang serius.

"Kalo gue baper sama Danu salah ga?" Tanya Jenia.

"Menurut gue ga salah sih. Lo sama Danu tuh deket banget tau ga, hubungan lo juga ga jelas. Jadi wajar kalo lo baper sama Danu."

"Tapi gue takut Se kalo gue kelewat nyaman sama Danu ntar gue jadi sayang sama dia, gue ga sanggup sakit hati Se."

"Nih ya Jenia ku sayang, kalo lo siap jatuh cinta berarti lo juga harus siap sakit hati. Kalo lo gamau sakit hati ya udah lo jauhin dia. Simpel kan?"

"Urusan hati emang ribet ya Se."

"Lo nya aja yang di bikin ribet. Udah ah gue mau nelfon yayang gue dulu."









To be continued

Terlanjur Mencinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang