13/15

574 75 27
                                    

16082020

✨✨✨



"Hai Jen!"

"Loh kok?"

"Iya ini suami gue."

"Apa kabar Jen? Udah lama ya ga ketemu. Udah ketemu Danu belum?"

"Bentar bentar gue masih belum mudeng ini," Ucap Jenia dengan ekspresi wajah seperti orang bodoh membuat kedua orang yang berada di hadapannya terkekeh.

"Iya Jen, Harsi suami gue."

"Kok bisa?"

"Gue ga jadi nikah sama Danu. Danu ngebatalin semuanya. Danu itu lebih milih lo Jen dan rasa cinta dia ke lo lebih besar daripada rasa cinta dia ke gue."

"Hah?" Sumpah Jenia sudah bodo amat dengan rasa malunya.

"Lo lucu ya Jen, kalo lo pengen tau lo tanya aja sendiri ke Danu. Gue cuma mau bilang, Danu itu serius ke lo Jen. Dia ga mainin perasaan lo. Buktinya dia rela ngebatalin pernikahan dengan gue yang udah jelas pacaran lama sama dia."

"Danu orangnya baik Jen, kalo udah sayang sama seseorang dia bakal perjuangin orang itu."

"Lo ga perlu pikirin perasaan gue Jen. Awalnya gue kecewa, tapi gue sadar hati Danu bukan buat gue lagi. Sekarang gue udah bahagia dan kebahagiaan gue bentar lagi lengkap dengan kehadiran baby," Ucap Yerina sambil menatap Harsi.

Jenia sibuk dengan pikirinnya, sebenarnya apa saja kejadian yang Jenia tidak tahu selama setahun ini. Kenapa juga Joyi dan Serena tidak menceritakannya.

"Gue pulang dulu ya Jen, semoga kita bisa berteman baik," Ucap Yerina tulus.

"Dah Jen, sampai ketemu lagi," Pamit Harsi lalu menggandeng tangan Yerina. Setelah sadar, Jenia buru-buru menemui kedua sahabatnya.







"Sampai juga akhirnya lo, kemana aja sih lama bener," Sindir Joyi.

"Kangen banget gue sama lo Jen," Ucap Serena sambil memeluk Jenia.

"Gue ikutan dong," Joyi lalu ikutan memeluk Jenia.

"Udah ah malu tuh diliatin."

"Gue udah pesenin makanan ke sukaan lo nih," Ucap Joyi sambil menunjuk makanan yang berada dihadapannya.

"Makasih ya."

"Mending makan dulu aja, ceritanya nanti," Saran Serena dan diangguki yang lain.

"Muka lo kenapa Jen? Kok kaya lesu gitu. Lo ada masalah?" Tanya Serena selesai makan.

"Sok lah cerita."

"Gue berangkat dari Semarang bareng Danu" Ucap Jenia.

"WHAT! KOK BISA?!" Ucap Serena dan Joyi serempak membuat pengunjung yang lain menatap mereka aneh. Sadar akan tatapan itu Joyi dan Serena tersenyum canggung ke arah sekitar.

"Kok bisa sih Jen?" Ulang Serena namun dengan suara yang lembut.

"Danu sama Daffa itu sepupuan dan Danu lagi main ke Semarang. Terus waktu itu Danu nganterin gue pulang, eh malah ketemu Mas Handi yaudah jadi ngobrol terus Mas Handi nyuruh gue ikut Danu."

"Pantesan."

"Lo berdua ga ada yang mau diceritain ke gue gitu?" Tanya Jenia dengan nada dibuat biasa aja.

"Ga ada," Ucap Joyi.

"Tadi gue ketemu Yerina."

"Dimana?"

"Di bawah. Kok lo pada jahat sih sama gue ga cerita semuanya. Kenapa?" Pertahanan Jenia runtuh, air mata nya mengalir membasahi pipi mulusnya. Joyi dan Serena seketika merasa bersalah.

"Bukannya kita ga mau cerita Jen, tapi kita nunggu waktu yang tepat," Ucap Serena.

"Okey kita bakal jelasin," Ucap Joyi.

"Iya Danu dan Yerina ga jadi nikah. Mamanya Danu mah biasa aja, tapi orang tua Yerina terutama Papanya marah banget ke Danu," Joyi menghela nafasnya sebentar lalu melanjutkan penjelasannya.

"Papanya Yerina udah nyebar undangan, karena sudah terlanjur nyebar undangan, Papanya Yerina nunjuk Harsi buat nikahin Yerina. Emang gampang banget tuh orang asal nunjuk aja tanpa mikirin kebahagiaan anaknya. Untungnya Harsi tuh suka sama Yerina dan buktinya mereka sekarang bahagia kan."

"Danu juga sempet datengin kita nyampe mohon-mohon ke kita cuma pengen tau lo kemana," Ucap Serena.

"Berkali-kali loh Jen nanya nya. Kita pikir Danu bakal bosen, eh taunya engga. Semenjak itu juga Danu jadi gila-gilaan dalam bekerja."

"Sampai lo bilang lo ketemu sama Danu, itu berarti emang takdir lo harus ketemu Danu, Jen."

"Kita terserah lo aja Jen, kita tau lo masih suka sama Danu. Setelah di pikir-pikir Danu emang serius ke lo Jen. Iya ga Se?"

"Iya bener Joy."

"Gue tau Daffa juga suka sama lo, padahal Daffa sama Danu itu sepupuan. Gue yakin Daffa pasti bakal ngertiin lo, sebelum lo kenal Daffa lo udah kenal Danu duluan kan?" Ucap Joyi dan dibalas anggukan oleh Jenia.

"Makasih ya," Ucap Jenia sambil menyeka air matanya.

""Udah ah gausah melow-melowan, bukan gue banget tau," Ucap Joyi.

"Eh tau ga Jen, si tom & jerry yang ribut kalo ketemu sekarang lagi deket."

"Maksud lo Joyi sama Ichang?"

"Iya, musuh jadi cinta tuh."

"Eh kok malah jadi godain gue sih!" Kesal Joyi kesal.

"Wah banyak banget ya cerita yang gue lewatin ya ternyata."

Ketiga sahabat itu tertawa bersama. Mereka saling bertukar cerita. Mulai dari cerita yang serius sampai yang aneh. Beban pikiran Jenia seketika hilang dengan adanya Joyi dan Serena yang selalu mensupportnya.












Danu sedang termenung diruangannya. Danu masih teringat dengan kata-kata Handi waktu itu.

"Kamu pasti ada masalah ya sama Jenia? Cerita aja ke Mas siapa tau Mas bisa bantu."

Danu menceritakan semuanya kepada Handi.

"Rumit juga ya."

"Kalo kamu serius sama Jenia, kamu harus perjuangin Jenia. Dari ynag Mas lihat, Jenia itu masih suka ke kamu. Daffa aja yang selalu sama Jenia tapi di tolak terus."

"Tetap semangat ya Nu."

"Makasih Mas."

"Gue nemuin Jenia aja kali ya," Danu beranjak lalu pergi dari ruangannya.

Jenia berjalan menuju unitnya. Serena langsung pulang karena sudah di tunggu Doni sedangkan Joyi karena ingin tidur. Saat hampir sampai, Jenia melihat seseorang yang tidak asing sedang berada di depan pintu unitnya.

"Danu? Ngapain di sini?" Tanya Jenia mendekat ke arah Danu.

"Nuuu," Ucap Jenia saat tiba-tiba Danu memeluknya.

"Sebentar aja Jen, gue pengin kaya gini."

Jenia membiarkan Dqnu memeluknya. Tangan Jenia terangkat membalas pulukan Danu. Jenia menepukkan tangannya di punggung Danu. Jenia pikir mungkin saat ini Danu sedang ada masalah.









To be continued

Terlanjur Mencinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang