7/15

480 74 18
                                    

30072020

✨✨✨


Sudah seminggu Jenia meninggalkan unitnya. Danu dibuat bingung dengan kepergian Jenia yang secara tiba-tiba. Akhir-akhir ini Danu juga lebih sering tinggal di rumahnya dibandingkan unit sedangkan Yerina kekasih Danu selalu menemani Danu bekerja.

"Kamu kenapa? Lagi ada masalah?" Tanya Yerina khawatir.

"Ga kok. Aku ga papa," Ucap Danu mencoba tersenyum.

"Ayo berangkat," Danu menggandeng Yerina.

Yerina memilih diam. Sikap Danu akhir-akhir ini juga sedikit berbeda. Yerina mencoba berpikir positif, mungkin Danu sedang lelah.









"Karena sekarang sudah jam pulang, mewarnai nya di lanjutin di rumah ya anak-anak," Ucap Serena.

"Baik Miss."

Para muridpun berkemas-kemas untuk pulang. Setelah memberi hormat mereka berbaris, untuk bersalaman dengan Serena. Setelah semua murid keluar kelas, Serena mematikan kipas lalu pergi ke ruangannya. Saat ia menutup pintu kelas dia di kagetkan dengan Joyi yang sedang menyender di tembok menunggu Serena selesai.

"Astaga naga!" Ucap Serena sambil memegang dadanya karena kaget.

"Dari kapan lo di situ?" Tanya Serena.

"Sekitar setengah jam yang lalu," Mereka berjalan bersama ke arah ruang guru.

"Tumben banget lo nungguin di sini, biasanya juga nunggu di parkiran."

"Pengen aja, ga boleh emangnya?"

"Ga! Ntar murid gue pada sawan liat tante-tante kaya lo!" Joyi yang hendak marah-marah ke Serena langsung di potong oleh Serena.

"Udah, lo tunggu di sini dulu gue mau ambil tas," Serena langsung masuk ke ruangan sedangkan Joyi mencoba menahan amarahnya.

Serena berpamitan kepada guru lain, lalu menghampiri Joyi. Mereka berjalan ke parkiran dengan saling berdiam. Di mobil pun Joyi memilih diam, dia masih pundung dengan Serena. Padahal mereka dua orang yang sama-sama banyak omong. Serena yang paham kalau Joyi pundung kepadanya, memilih ikut diam. Jika Serena berbicara nanti menjadi tambah ribet. Sebenarnya bukan salah Joyi, Serena yang sedang pms membuat emosi dia tidak stabil di tambah Serena memikirkan Jenia yang tiba-tiba mengambil cuti. Kini mereka telah sampai di caffe Danu. Mereka sibuk makan dan tidak ada yang ingin memulai pembicaraan.

"Mmmm,, Joyi maafin gue ya. Lo pasti sakit hati gara-gara ucapan gue," Ucap Serena memulai pembicaraan setelah lumayan lama mereka berdiaman.

"Iya Se, gue tau lo pasti lagi pms kan?" Tebak Joyi.

"Lo terlalu paham gue emang Joy," Ucap Serena terkekeh.

"Eh btw, Jenia kemana sih kok di ga ngajar mana ga ada kabar lagi."

"Gue juga gatau Joy. Dia juga ga ngabarin gue. Gue juga kaget pas kepala sekolah bilang kalo Jenia ngambil cuti," Ucap Serena tidak semangat.

"Parah emang tuh anak!"

"Kebiasaan emang kalo ada masalah suka melarikan diri," Tambah Joyi.

"Perasaan gue ga enak Joy, gue takut dia kenapa-napa."

"Di kira lo doang yang khawatir Se, gue juga kali."

Mereka kembali terdiam. Joyi mengedarkan pandangannya melihat sekeliling caffe hingga pandangannya beralih ke arah pintu caffe. Joyi melihat sosok yang ia kenal dan lama tidak di jumpai.

"Yerina!"

"Joyi?" Ucap yerin sambil melangkah menuju Joyi dan diikutin Danu di belakangnya.

"Apa kabar lo Yer? Eh sini duduk dulu."

"Aku masuk dulu ya," Ucap Danu dan dibalas anggukan oleh Yerina.

Serena menatap Yerina bingung. Sebenarnya Yerina itu siapanya Danu.

"Gila lo Yer, gue kira si Ichang sama Harsi bohongin gue kalo lo sama Danu pacaran!"

Rasa penasaran Serena terjawab dengan ucapan Joyi.

"Eh kenalin ini Serena temen gue."

"Serena," Ucap Serena ramah.

"Yerina."

"Nama lo berdua agaknya mirip ya?" Komentar Joyi.





"Danu nganggap gue apa ya Se?"

"Ya mana gue tau Jen. Mungkin sebatas teman sekaligus tetangga," Jenia menyebikkan bibirnya.

"Kalo gue berharap sama Danu gimana Se?"

"Kalo ini gue ga bisa jawab Jen, Bingung juga gue."

"Tapi ya, berharap boleh aja sih tapi dikit aja ga usah banyak-banyak ntar sakit hati," Tambah Serena.

"Tapi kalo misal, misalnya nih ya Jen, Danu udah punya cewe gimana? Lo mau berbuat apa?"

"Ya gue menjauh lah. Gue pergi mungkin."

"Banyak cowo Jen. Lo mah aneh adeknya Bu kepsek yang super ganteng mau deketin lo aja lo nya ga mau."





Seketika Serena teringat dengan obrolannya dengan Jenia waktu Jenia menginap di rumahnya. Serena jadi takut kalau perginya Jenia itu karena Jenia tau Danu sudah memiliki kekasih.

"Lo kenapa dari tadi ngelamun Se?" Tanya Joyi membuyarkan lamunan Serena.

"Eh, ga kok. Gue lagi nginget kalo gue lupa ngasih tugas ke murid gue hehe," Bohong Serena.

"Loh, lo guru?" Tanya Yerina

"Iya nih."

"Wah, gue pengin banget jadi guru loh dulu tapi ga jadi gue malah berakhir menjadi pegawai bank."

"Adem tuh itu kerja di bank ga panasan, makin putih kan lo jadinya," Ucap Joyi.

"Kapan lo nikahnya Yer? Dah lama pacaran kan lo sama Danu," Tanya Joyi.

"Gue nunggu Danu ngelamar gue lah Joy," Jawab Yerina.

"Kode nih. Gue bilang Danu nih ya?"

"Eh jangan-jangan," Cegah Yerina.

"Gue pamit pulang duluan ya, Doni pengen ketemu nih," Pamit Serena.

"Sana dah pergi yang mau ngebucin," Usir Joyi.

"Bilang aja lo syirik kan Joy, gue duluan ya dah Yerina dah Joyes."

"Serena kemana?" Tanya Danu yang baru dateng.

"Balik dia mau ngebucin."

"Biasanya lo bertiga Joy, Jenia kemana?"

"Gatau tuh, kata Serena dia tiba-tiba ngambil cuti mana ga ngasih kabar juga," Danu mengangguk-anggukan kepalanya. Namun dalam hatinya dia sedikit khawatir dengan Jenia.

"Yerina tadi ngode pengen di lamar nih Nu," Ucap Joyi.

"Ih Joyi bukan gitu," Tengek Yerina. Danu hanya tersenyum menanggapinya.









To be continued

Terlanjur Mencinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang