15/15

1K 85 73
                                    

21082020

✨✨✨


Semenjak Danu mengantarkan Jenia pulang waktu Jenia menginap di rumah Danu, hubungan keduanya juga semakin dekat. Danu sudah menjelaskan semuanya ke Jenia. Pada saat itu juga Danu menyatakan perasaannya namun sampai sekarang Jenia belum menjawabnya.

Saat ini Danu sedang bermain di unit Jenia. Hari ini Danu disibukkan dengan pekerjaanya dan Jenia seharian bermain bersama Serena dan Joyi. Besok Jenia harus kembali ke Semarang, karena Jenia hanya seminggu ke Jakartanya. Danu sedang memperhatikan Jenia yang sedang memasak. Danu yang meminta sendiri ke Jenia kalau Danu ingin menghabiskan waktu dengan Jenia. Danu tersenyum saat Jenia menyajikan makanannya.

"Lo ngapain sih dari tadi senyum mulu nu, emang ga pegel apa?"

"Abisnya lo cantik sih Jen."

"Gombal ih! Buruan makan."

"Itu mukanya kenapa merah gitu sih?" Goda Danu.

"Danuuuuuuu!!"

"Iya iya ini makan nih."

Selesai makan Danu membantu Jenia membersihkan peralatan makan. Setelah itu mereka berdua duduk di balkon sambil menikmati pemandangan malam ditemani secangkir teh hangat.

"Lo beneran harus balik besok Jen?" Danu memulai pembicaraan setelah hening cukup lama.

"Iya kan gue juga harus balik kerja."

"Untuk yang waktu itu jawaban lo gimana Jen?" Danu menggerakan badannya untuk menghadap ke arah Jenia, menatapnya dengan serius. Danu menarik nafas dan menghembuskannya sebentar sebelum kembali berkata.

"Aku serius sama kamu Jen. Aku ingin menjadikan kamu sebagai istri dan ibu dari anak-anakku," Jenia menatap haru Danu yang saat ini sedang memegang tangannya.

"Kamu mau kan Jen?" Danu menatap Jenia penuh harap.

Jenia menganggukan kepalanya perlahan, "Iya Nu aku mau."

Binar kebahagian terpancar jelas di mata Danu. Danu bangkit dan mendekat ke Jenia lalu memeluknya sangat erat.

"Terima kasih Jen, terima kasih."

Danu dan Jenia melanjutkan obrolan mereka, hingga tidak terasa sudah cukup malam dan udara juga semakin dingin.

"Nu udah malem kamu ga pulang?" Danu masih betah menyenderkan kepalanya dibahu Jenia.

"Aku nginep sini aja ya."

"Ga boleh!"

Danu menatap Jenia dengan wajah memelasnya, "Aku janji ga bakal ngapa-ngapain kamu kok."

"Janji loh!"

"Iya, ayo tidur sekarang."

Danu menggandeng tangan Jenia masuk ke dalam. Jenia memberikan selimut ke Danu, karena Danu harus tidur di sofa.

"Nih selimutnya. Aku ke kamar ya," Saat Jenia berbalik hendak menuju ke kamar, Danu menahan tangan Jenia.

"Kenapa?" Tanya Jenia seraya membalikkan badannya menatap Danu yang sedang duduk. Danu berdiri lalu mengecup pipi kanan Jenia.

"Selamat malam, tidur yang nyenyak ya," Danu mengusap rambut Jenia pelan. Setelah sadar Jenia menganggukan kepalanya lalu buru-buru masuk ke kamar.







Danu dan Jenia berjalan buru-buru masuk ke stasiun. Serena dan Joyi sudah sampai sejak setengah jam yang lalu sedangkan kereta yang akan Jenia naiki berangkat 15 menit lagi. Jenia dari tadi juga marah-marah ke Danu. Tadi pagi Danu pamit pulang dulu dan Danu terlambat menjemput Jenia.

Terlanjur Mencinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang