6/15

485 76 20
                                    

27072020

✨✨✨

Jenia pagi-pagi sekali pulang dari rumah Serena. Setelah selesai sarapan Jenia pamit pulang. Dalam perjalanan pulang Jenia mampir ke supermarket untuk belanja stok bahan makanan yang sudah mulai habis. Saat menyusuri bagian bahan kue, Jenia teringat bahwa Danu meminta Jenia untuk membuatkannya makaron. Karena akhir-akhir kemarin Jenia terlalu sibuk jadi belum sempat membuatkannya. Mumpung Jenia sedang senggang hari ini, Jenia ingin membuatkan makaron untuk Danu.

Di lain sisi, Joyi sudah berangkat ke caffe Danu untuk sarapan dan ingin mengobrol dengan teman lamanya. Sebenarnya sudah jam sepuluh sih dan itu lewat dari jam sarapannya Joyi. Joyi memasuki caffe Danu dan dia langsung melihat Danu, Ichang dan Harsi yang sedang duduk santai di meja pojokan. Joyi langsung gabung ke mereka.

"Woy whats up gaess!" Ucap Joyi langsung duduk di samping Ichang.

"Anjirrr masih pagi ini Srijoyi kaga usah heboh napa," Sarkas Ichang.

"Justru masih pagi itu harus semangat jangan loyo kaya lo!" Joyi sembari memberikan tatapan sinis ke Ichang.

"Tumben lo sendirian Joy?" Tanya Harsi.

"Terus gue harus sama siapa gitu?"

"Kalo ga sama temen cewe lu ya pacar lu lah."

"Lo pada kan juga temen gue," Ucap Joyi lalu menyeruput minuman milik Ichang.

"Minuman gue itu Srijoyi"

"Bodo amat namanya juga haus."

"Nu gue mau pesen makan dong."

"Kalo pesen sana pergi sendiri."

"Lo kan yang punya caffe dan gue adalah pembeli. Pembeli adalah ratu. Gue pesen nasi goreng minumannya milo. Udah sana buruan!" Danu langsung pergi dengan muka tidak ikhlasnya.

"Bukannya pembeli adalah raja ya Joy?" Tanya Harsi polos.

"Gue kan cewe makanya ratu."

"Harsi mau maunya lo dengerin omongan nya Srijoyi."

"Chang sekali lagi lo panggil gue Srijoyi gue tendang lo!" Ancam Joyi.

"Lo lagi sibuk apa sekarang Joy?"

"Nah pertanyaan Harsi ini baru pertanyaan terwaras. Kesibukannya gue sekarang ya kaya orang pada umumnya lah kerja dari pagi nyampe sore malamnya kalo sempet ya pacaran kalo ga ya main sama temen," Ichang geleng-geleng kepala mendengar ucapan Joyi.

"Nih makanan lo Joy," Ucap Danu yg baru datang membawa pesanan Joyi.

"Gercep juga. Thanks Danu," Joyi langsung memakan makanannya sangkin sudah lapernya.

"Biasa aja kali makanan Joy, kaya setahun kaga aja makan lo," Ucap Harsi.

"Diem napa gue makan dulu," Ucap Joyi dengan mulut yang penuh makanan.

"Telen dulu napa baru ngomong," Ucap Danu.

Danu, Harsi dan Ichang menatap aneh Joyi yang sedang makan. Dalam pikiran mereka kok bisa kenal modelan kaya Joyi. Dengan cepat Joyi menghabiskan makanannya.

"Ah kenyangnya," Ucap Joyi lalu menyenderkan tubuhnya di kursi.

HP Danu berdering tanda ada telfon masuk. Saat melihat nama yang menelfonnya, Danu langsung Mengangkatnya dengan senyuman.

"Halo?"

"Sayang aku bentar lagi nyampe apartment kamu nih."

"Lah kamu dateng kapan?"

"Dari kemaren hehe, sengaja ga ngabarin kamu biar surprise."

"Tunggu bentar ya, aku otw pulang," Danu langsung menutup telfonnya.

"Sorry ya gue cabut dulu, Yerina dateng soalnya."

"Bentar bentar, Danu sama Yerina pacaran?!" Tanya Joyi saat Danu baru saja pergi.

"Dari kapan?"

"Iya mereka pacaran dari Danu lulus kuliah," Jelas Ichang secara singkat.

"Bukannya yang naksir Yerina itu lo ya Chi?" Tanya Joyi sambil menatap Harsi.

"Dia jadi kaum memendam perasaan sendiri jadinya gini nih Joy," Harsi memukul lengan Ichang secara keras.

"Aw sakit anjirrr!"

"Sabar Chi sabar, orang sabar di sayang tuhan," Ucap Joyi menenangkan Harsi.

"Yang penting dia bahagia," Ucap Harsi pasrah.

"Anjirr Harsi seorang sadboy," Mendengar ucapan Joyi, Ichang langsung tertawa.






✨✨✨






Jenia sedang membaca majalah sambil menunggu makaron yang dia buat matang. Jenia sudah tidak sabar memberikan makaron buatannya untuk Danu. Setelah sepuluh menit, Jenia kembali ke dapur untuk menyiapkan makaron buat Danu.

Jenia tersenyum bahagia lalu membawa kotak berisi makaron buatan ke tempat Danu. Saat baru keluar Jenia melihat Danu tidak sendiri tetapi bersama perempuan yang tidak di kenal Jenia sedang mengobrol di depan unit Danu.

"Kamu dateng ga ngabarin ih," Ucap Danu manja.

"Kan aku udah bilang biar surprise."

"Kangen banget aku," Danu langsung memeluk kekasihnya.

Danu lalu melepaskan pelukannya dan menatap wajah kekasihnya. Danu mendekatkan wajahnya lalu mencium bibir kekasihnya. Jenia yang melihat secara langsung Danu mencium perempuan menjatuhkan kotak yang dia pegang. Tanpa terasa air mata jatuh membasahi pipinya. Jenia buru-buru masuk ke unitnya sebelum Danu melihatnya. Jenia duduk sambil memeluk lututnya. Bohong kalau Jenia tidak memiliki perasaan terhadap Danu. Tak lama kemudian handphone milik Jenia berdering, Jenia buru-buru menghapus air matanya.

"Halo, kenapa Mba?"

"Jen kamu pulang sekarang," Terdengar suara khawatir dari seberang sana.

"Iya Mba Jenia pulang."










To be continued

Terlanjur Mencinta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang