Sequel of MOON volume 1 - NCT WAYV LOONA
Baca dulu volume 1 nya sebelum masuk kesini (untuk pemahaman cerita). Thank you.
MOON volume 2 :
1. NCT 1/3 Version
2. LOONACITY Version
3. EDEN Version (NOW)
(Bisa dibaca barengan, terserah mau yang mana dul...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Oke, mari kita urutkan lagi.
Yves bertemu Renjun diruang seni. Dan anak itu tidak mengenali Yves, dia hanya mengambil beberapa kuas dan cat warna dasar lalu kemudian keluar lagi dari ruang tersebut sebelum Yves dapat mengejarnya.
Lalu Chuu yang hendak pergi mendaki, terpaksa mengurungkan niat karena seseorang pria berpakaian lusuh memanggil namanya saat sampai di perbatasan menuju Gunung Kebenaran.
Pria itu adalah Huang Hendery.
Chuu tidak kenal siapa pria itu, atau mungkin dia lupa. Beda dengan Yves yang berulang kali bermasalah dengan anggota NCT China sejak bulan Agustusnya di bumi, jadi mana mungkin ia lupa sosok Huang Hendery.
Tapi yang membuat Chuu menyeretnya ke kastil adalah karena pria itu memanggil namanya, nama yang ia gunakan saat di bumi. Yaitu Kim Jiwoo.
Pria itu mengenalinya. Padahal seharusnya semua yang datang ke EDEN karena kematian--seperti Renjun-- tidak akan dapat mengingat kehidupan sebelumnya (kehidupan di bumi). Mereka akan menjadi sosok baru yang tidak punya beban dan hidup sesuka hatinya di EDEN.
Jadi bisa dibilang kalau Hendery tidak datang karena kematian.
Ketiga gadis itu memandang heran kearah Hendery yang saat ini sedang memakan sepanci besar sup Galbitang, berusaha menghilangkan rasa laparnya setelah beberapa hari tersesat di hutan.
"Banyak yang harus kalian jelaskan" ungkap Hendery sembari menyuap sesendok besar nasi kedalam mulutnya
Well, bukankah dia yang harusnya menjelaskan? kenapa dia bisa disini?, batin Yves, heran.
Yves menggeser semangkuk nasi baru di hadapan Hendery, "Makan dulu sampai selesai"
Ketiganya memutar otak dengan keras. Sesekali saling pandang, kemudian mengawasi Hendery lagi. Seperti itu terus sampai akhirnya Hendery meletakkan sendok, menyatakan bahwa dirinya selesai makan.
"Terimakasih, sungguh. Ku kira aku akan mati kelaparan" ujar Hendery, mengusap keringatnya yang mengucur karena makan terburu-buru.
"Bagaimana kau bisa kesini?" pertanyaan itu menjadi pertanyaan pertama yang Yves keluarkan
