Part 11

494 105 18
                                    

Siapa yang kamis nungguin updatean book ini?

wkwk authornya sibuk banget kamis jadi baru bisa sekarang 

Entar malem update Ethereal


Hope you enjoy :)



***


Gowon mendapati wajah khawatir Renjun tertampang di hadapannya begitu ia membuka mata.


"Syukurlah" ujar pria itu, menghela nafas lega


Gowon mengerjapkan matanya perlahan, menyadari kalau ada sesuatu yang menahan lehernya dan membuatnya sulit menggerakan kepala. Alhasil, Gowon hanya melirik pada si pria bermarga Huang itu.


"Saudarimu pergi, mereka ada urusan, jadi aku yang menjagamu" kata Renjun, kikuk.


Gowon mengulurkan tangan, meminta tolong pada Renjun untuk membantunya mengubah posisi menjadi duduk. Agak sulit karena benda keras yang menahan lehernya itu sangat mengganggu.


Gowon meraba benda tersebut, hendak mencari pengaitnya dan berniat membukanya.


"Jangan" cegah Renjun buru-buru, menggenggam tangan Gowon untuk menghentikannya "Mereka bilang jangan dibuka sampai besok malam"


Gowon tidak menghiraukan ujaran Renjun, tetap membuka balutan itu karena membuatnya tidak nyaman. Lagipula tidak terlalu sakit ko.


Renjun mengalah, ikut membantu Gowon melepas balutannya. Membuat ruas-ruas memar mengerikan itu akhirnya terlihat dan mengakibatkan sesuatu didiri Renjun berdenyut nyeri.


"Baik-baik saja?" tanya Renjun, memandangi luka Gowon dengan pandangan sedih


Gowon menggerakkan kepalanya perlahan untuk mengangguk, mengabaikan rasa sakitnya agar tidak membuat Renjun lebih khawatir daripada ini.


Renjun mengusap pelan lehernya, membuat jarak mereka begitu dekat. Gowon juga tidak bisa bergerak banyak jadi dia membiarkan Renjun melakukan apa yang dia mau.


Begitu kedua mata mereka bertemu, Gowon membuka kedua belah bibirnya, hendak bicara. Namun yang keluar hanya suara serak dan juga rasa sakit yang tiba-tiba menyengat bagian dalam tenggorokannya.


"Pelan-pelan, jangan bicara dulu" tutur Renjun dengan dua kernyitan menaik di dahi. 


Gowon meremat selimut erat ketika tersedak air liurnya sendiri. Sungguh, ini tidak enak. Gowon menahan rasa ingin batuknya karena tau akan terasa sangat sakit kalau tenggorokannya terguncang.


Renjun mengelus lengan Gowon, yang kemudian merambat ke jemari Gowon, menggenggamnya "Kau butuh sesuatu? akan ku ambilkan kertas dan pena untukmu, sebentar"


Gowon menahannya ketika hendak beranjak, membuat pria Huang itu kembali duduk di pinggiran kasur dan menopang dahi Gowon yang terkulai di pundaknya.

MOON Volume 2 - EDEN Version || NCT WAYV LOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang