TRAPPED [KV]

15

Sebagai pembuka, saya persembahkan..

Lelaqi jantan

Hari kedua ketika minggu baru dimulai, Jungkook bangun pagi-pagi sekali. Mengingat-ingat apa yang belum dia bawa sebelum pergi. Sambil berandai-andai dengan mata mengantuk. Andaikan ada istri, sudah pasti ada yang menyiapkan. Sayangnya itu semua masih jauh, proses maksudnya. Kalau Jungkook mau bergantung terus dengan ibunya juga tidak mungkin. Jungkook punya trauma sendiri kalau dengan ibunya. Tidak berani membuat masalah karena dulu dia pernah di lempar celana dalam miliknya sendiri. Untung tidak kena muka.

Sebenarnya masih ada banyak waktu sebelum keberangkatannya. Tapi nanti masih harus menyusul Jimin dengan Taehyung. Karena sudah dikasih enak oleh Jimin, giliran dia yang banyak bekerja. Ngomong-ngomong soal Taehyung, Jungkook jadi ingin menelponnya. Sekedar mencari tahu apakah Taehyung sudah siap semua atau belum, kalau ada saja yang kurang Jungkook selalu siap untuk membantu.

Sambil mengumpulkan beberapa barang, tangan Jungkook sibuk mengetikan pesan pada Taehyung. Sedikit lama sampai dia akhirnya mendapat balasan, bersamaan dengan Jungkook yang mengambil beberapa kaos kaki dan kolornya yang tidak berwarna-warni. Kalau Taehyung tahu pasti dia akan cepat bosan, kebanyakan hanya ada warna gelap. Abu-abu atau hitam, suram memang.

Jungkook pikir Taehyung baru saja bangun tidur. Terlihat dari teks pesan yang baru saja dia kirimkan. Ada beberapa kesalahan ketika menulis, tapi di mata Jungkook itu bukanlah sesuatu yang buruk. Malah terlihat menggemaskan.

Aku telpon kamu sekarang tidak apa-apa?

Sedikit berbasa-basi. Mau mendengar suara Taehyung kalau baru saja bangun tidur.

Bukan panggilan biasa ketika Jungkook mendapat persetujuan, ada wajah Taehyung muncul di layar ponselnya ketika berhasil terhubung. Rambutnya sedikit teracak dan matanya masih lengket sebelah, susah terbuka.

Kalau bisa sabar, sudah pasti Jungkook nanti bisa melihat itu setiap hari.

Sabar Justin.