Paman?

66 10 2
                                    

  Siang itu Jeongin pulang dari sekolah nya, ia merasa haus lalu mampir ke toko minuman dekat sekolah nya.
Sambil menunggu jemputan Hyung hyungnya . Jeongin duduk di kursi panjang tepi jalan, terdapat pohon rindang yang membuat dia tidak kepanasan. Sambil meminum minumannya yang ia beli tadi. ia melirik sana sini untuk memastikan apakah Hyung yang menjemput sudah datang, tapi belum ada yang menjemput dia.
Lalu seorang  lelaki seumuran dengan Nonie datang menghampiri dan duduk di samping Jeongin, seperti nya dia menunggu sesuatu.

" Apakah aku mengganggu karena aku duduk di samping mu anak muda? " . Tanya lelaki itu pada Jeongin.

" Tidak paman,ini tempat umum kau boleh duduk disini sesukamu". Jawab Jeongin ramah.

" Ahh terimakasih, ngomong ngomong wajahmu imut sekali ,siapa namamu?".

" Aku Jeongin paman ". Wajah Jeongin terlihat malu malu.

" Saat melihat mu aku jadi teringat oleh anak anakku, seperti nya dia sudah sebesar dirimu". Ucap lelaki itu pandangan menuju jalanan.

" Apa kau berpisah dengan anak anak mu paman?". Tanya Jeongin penasaran.

" Iya, aku meninggalkan mereka saat mereka masih kecil. Aku merindukan mereka ". Jawab lelaki itu, tak terasa air matanya menetes.

" Paman aku minta maaf jika aku bertanya yang membuat mu menangis". Jeongin merasa bersalah.

" Ah tidak Jeongin, aku hanya ingin menceritakan ini pada seseorang. Seperti nya kau lah orang yang tepat, karena dirimu mengingatkan diriku pada anak anakku".

" Paman..aku yakin kau akan bertemu dengan anak anakmu ".

" Terimakasih, huff dengan aku bercerita tentang ini hati ku sangat lega".

" Begitu ya paman, kalau kita berjumpa lagi kau boleh mencurahkan isi hati mu kepada ku ,aku siap mendengarkan".

" Kau benar benar anak yang baik dan juga periang ".

" Mmm..paman apa aku boleh menanyakan sesuatu tentang mu?". Tanya Jeongin.

" Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?".

" Lalu bagaimana kehidupan mu sekarang dengan istri barumu? Apa kau tidak memiliki anak dari dia? ".

" Istri baru ku itu meninggal saat melahirkan, begitu juga dengan anak yang di kandungnya. Mereka berdua meninggalkan aku ". Jelas lelaki itu

" Ahh paman maaf kan aku ya, aku tidak bermaksud membuat mu sedih,maafkan aku paman !".

" Tidak apa apa, aku senang menceritakan nya. Tak ada satu orang pun yang mau ku ajak berbicara seperti ini, aku hanya bisa merenungi dan mengingat masa masa itu, apalagi bersama anak anak ku yang dulu. Aku menyesal telah meninggalkan mereka semua. Ini karena keegoisan ku sendiri ".

Tak lama mereka berbincang bincang seseorang datang menjemput lelaki itu.

" Anak muda.. aku pergi ya, temanku sudah menjemput ku , jika tuhan berkehendak kita akan bertemu lagi dimana pun itu ".

" Baik paman, hati hati ya ". Jeongin melambaikan tangan nya pada lelaki itu,dan lelaki itu pun pergi.

Ketika Jeongin hendak duduk lagi Bangchan datang menjemputnya menggunakan sepeda .

" Jeongin!!".

Jeongin melihat kearah Bangchan.

" Hyung, kau menggunakan sepeda?". Tanya Jeongin pada Bangchan yang sudah berhenti didepannya.

" Maafkan Hyung ya inn..mobil kita sedang rusak, jadi aku menjemputmu menggunakan sepeda. Pasti kau kesal karena kelamaan menunggu ".

" Ah tidak juga hyung ".

Eight StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang