Selama Ini Dia Appaku?

58 8 4
                                    

Jeongin terkaku , ia masih berdiri tegak di tempat dirinya menjatuhkan mangkuk berisi air, padahal air itu untuk mengompres dada dan perut yang terkena pukulan seperti yang mereka lakukan ketika Changbin dan Seungmin terkena sengatan lebah.
  Matanya penuh bayang ketidak percayaan, ia tidak percaya apa yang barusan di dengar nya dan apa yang dilihatnya. Ia hampir terduduk lemas namun ia menahan tubuhnya sendiri .
  Jadi selama ini mereka merahasiakan semuanya? Itu lah yang ada di fikiran Jeongin dengan rasa sangat-sangat kecewa.
  Nonie segera berlari menuju Jeongin untuk menjelaskan semuanya yang terjadi Demi kebaikan Jeongin.

" Jeongiinn... Jeongin omma bisa jelaskan semuanya pada mu nak ".

" Aku membenci mu omma ".

Mereka lebih tidak percaya dengan kalimat yang dikeluarkan Jeongin.

" Apa yang kau katakan Jeongin?!! ". Bangchan segera mendekati

" AKU MEMBENCI KALIAN !!! KALIAN MENGERTI? KALIAN MENGATAKAN BAHWA APPA ADALAH ORANG YANG EGOIS,, TAPI KALIAN LAH YANG LEBIH EGOIS... KALIIIIIAAAAANNNN EGOOOIISSSSSS !!!".

Jeongin benar-benar kesal pada mereka semua yang dia anggap nya paling egois dalam hidupnya kini.

" Kau tidak mengerti Jeongin , kami melakukan itu untuk mu nakkk... Percaya lah pada kami. Omma takut melihat mu seperti ini .. Jeongin mengerti lahhh omma mohonn.. jangan seperti ini ".

Nonie sangat merasa bersalah, kini Jeongin terlihat bukan lagi dirinya yang penurut, pemanja. Namun hanya ada Jeongin yang brontak .

" Kenapa kalian lakukan itu.. kenapa? Apa kalian tak ingin melihat aku bahagia, kalian hanya berpura pura baik pada ku kan? Kalian hanya ingin melihat aku menderita ".

" HEII  JAGA UCAPAN MU JEONGIN !! KAU PIKIR KAU SIAPA DI SINI, JIKA KAMI MEMBENCI MU KAMI SUDAH BUANG KAU DARI LAHIR, SEHARUSNYA KAU SADAR DIRI JEONGIN !!! DASAR PEMBERONTAK!! ".

" Linooo.. sudah Linoo dia adikmu , jangan begitu dia kesal dengan kita maka dari itu dia mengatakan itu.. sudah Linoo sudah.. ".
Nonie tidak bisa membendung air matanya lagi, ia jatuh menangis .

" Kau lihat? Kau lihat sekarang? Wanita yang sudah merawat mu hingga sebesar ini, memberi mu makan , melengkapi kebutuhan kebutuhan mu, dan wanita yang kuat hatinya dari Masalah apa pun kini kau buat ia menangis ". Linoo menunjuk nunjuk Jeongin.

Seketika semua terbangun dari tidurnya karena mendengar keributan di ruang tengah, mereka semua mencoba melihat apa yang terjadi.

" Hyung apa yang terjadi? Kenapa omma menangis? ". Tanya Hyunjin yang langsung memeluk Nonie.

" Ini semua karena ulah anak ini ..! ". Linoo melihat Jeongin.

" KAU TAU ,, BETAPA SAKITNYA RASA HATI OMMA SAAT INI. ANAK MACAM APA KAU , KAMI MASIH PEDULII PADA MU. BAHKAN OMMA LEBIH MENYAYANGI MU DI BANDING KAMI KAU MENGERTI?, TAPI DI MANA KAU LETAKAN AKALMU? ". lanjut Linoo

" KALAU DIA MENYAYANGI KU KENAPA DIA HARUS MERAHASIAKAN INI PADAKU? ,BUKAN KAH ITU SUATU HAL YANG BISA DI KATAKAN EGOIS ??". Jeongin kembali berbicara dengan nada tinggi pada linoo.

" kauuu..... !!! ..."

" Sudahh!! Hentikan semua ini hentikaaannn... Jangan ada pertengkaran di antara kalian, omma mohon.. kalian semua adalah kakak beradik, maaf kan omma.. AKUU GAGGALL MENJADI SEORANG IBUU.. AKU GAGAALLLL... ".

Nonie berlari ke arah dapur dan mengambil pisau, apa yang ingin ia lakukan? Oh tidak Nonie ingin membunuh dirinya sendiri.
Anak anaknya langsung menahan Nonie dan mengambil pisau itu dari tangan Nonie.

" OMMAAAAA...apa yang kau lakukaaaaannn... Jangan seperti itu omaa,, kuatkan dirimu. Jangan lakukan hal bodoh itu omma, jangan tinggalkan kami ". Bangchan si anak tertua mencoba menenangkan Nonie.

" Aku ibu yang buruukkk.. untuk apa aku hidup? Untuk apa? Katakan padaku, seharusnya sejak dulu aku sudah tiada.. akuu GAGGALL aku gagal menjadi pelindung kalian, biarkan aku mati.. ".

Ketujuh anak itu tak sanggup lagi melihat keadaan Nonie kini, mereka memeluk erat . Air mata sudah mengalir deras di mata mereka.

" Omma kami semua menyayangi mu, kau pelindung kami. Kau tidak gagal omma kuat kan lah hatimu ". Ujar Felix dengan suara yang tidak karuan lagi karena masih menangis.

Jeongin Hanya memandangi mereka semua saling berpelukan, entah apa yang ada di hati Jeongin itu ,sedih? Atau masih ada rasa kecewa .
Jeongin pergi meninggalkan mereka semua, ia menuju luar entah mau kemana malam malam begini yang pastinya ia tidak ingin ada di rumah itu lagi.
Batu batuan yang ada di hadapannya dan pepohonan kecil di pinggir jalan ia tendangi.
Lalu ia terdiam, tatapan kosong dan malam yang dingin. Ia hanya menggunakan kaus polos dan celana panjang di malam itu, sehingga angin bisa menusuk masuk ke tubuh Jeongin.
Ia lalu melanjutkan perjalanan yang tak tentu arah, hingga sudah melangkah jauh dari rumahnya.

" Mereka tidak akan mencari ku bukan?Jangan harapkan itu . Kau anak yang tidak berguna ". Jeongin berkata sendiri.

Sekali lagi langkahnya terhenti, namun bukan dengan tatapan kosong. Melainkan ia melihat seseorang yang sedang duduk di sebrang sana, sepertinya ia mengenal wajah itu.

" Ah bukan kah itu paman yang waktu itu?, Aku harus meminta maaf padanya, waktu itu ia di pukuli orang orang karena aku ".

Tidak Jeongin, jangan.. jangan pergi pada lelaki itu.

" Paman kau sedang apa malam malam di sini? ".

Ah terlambat Jeongin sudah duduk di samping lelaki itu.
Lelaki itu terkejut melihat kehadiran Jeongin. Apa Jeongin belum tau bahwa itu adalah ayahnya?. Ya tentu saja belum yang ia tau orang yang masuk ke halaman rumahnya itulah ayahnya.

" Jeongin ? K.. kau di sini? ".

" Iya paman, aku sedang bertengkar dengan saudara saudara ku di rumah jadi aku memutuskan untuk keluar dari rumah malam ini. Kalau kau? Apa yang sedang kau lakukan di luar malam malam begini, apa lagi ini sangat dingin. Kau tidak kedinginan paman? ".

" Tidak,, aku tidak Kedinginan. Apa kau belum tau sesuatu tentang ku Jeongin?".

" Mmmm.. kurasa belum, ada apa dengan dirimu paman? ".

" Jika ku katakan kau pasti tidak percaya padaku ".

" Katakan saja paman!".

" Baiklah.. aku bukan paman mu melainkan appa mu ".

" Apa?? ". Jeongin sangat terkejut dengan yang didengarnya, ia bingung harus percaya atau tidak dengan lelaki itu.

" Kau pasti tidak percaya Jeongin. Apa kau ingat saat aku bercerita dulu ? Aku meninggalkan kalian demi orang lain. Tapi ternyata saat istriku yang baru  ingin melahirkan dia harus kehilangan nyawanya begitu juga anak yang di kandungnya.. " .

" Aku ingat itu semua, kau benar benar appa ku.. bolehkah aku memeluk mu appa? Aku bahagia sekali bisa mengetahui bahwa kau adalah appa ku selama ini ".

Jeongin memeluk lelaki itu sudah lama ia menginginkan hal ini, namun ia tak bisa mengungkapkan nya. Sekarang ia merasakan pelukan hangat dari seorang ayah.
Jeongin meminta maaf pada lelaki itu tentang apa yang sudah terjadi diwaktu kemarin.

" Appa, aku ingin minta maaf padamu soal kemarin, karena aku kau di pukuli banyak orang ".

" Tidak apa, itu juga salahku ".

" Huahhh, aku mengantuk appa ".

"Kau mengantuk? Mari ikut appa kerumah. Kau mau tinggal sementara bersamaku kan ? ".

"Jangankan sementara, selamanya juga aku mau appa ".

"Baiklah mari kita berangkat".

                             -***-

Eight StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang