sepuluh: tjie tjieeeeee

146 35 7
                                    

Ini lanjutan kemarin, masih di motor. Perjalanan mau kerumah Esa, tapi yang jalan duluan Januar soalnya katanya Esa masih ada keperluan.

"War, lo dulu lah jalan. Taukan rumah? Kalo nggak apal cari ayam geprek-"

"Heiiss, bacot. Apal - apal!"

"Meuni kasar sia mah!" Terus Januar jalan duluan, ninggalin Esa sama Wulan berduaan.

KIW KIW, ketiganya setan.

"Kenapa nggak langsung aja sa?" Si Wulan tanya, Esa nggak jawab malah keluarin HP nya.

"Mau telpon bunda dulu Lan, beli makanan apa nggak. Takutnya dirumah nggak ada makanan" setelahnya Esa bicara, tapi sama bunda di HP.

"Assalamualaikum"

"Bunda, Esa sama temen - temen mau ngerjain tugas dirumah"

"Panjang lah ceritanya, ini mau beli makanan"

"Oh, ada bun?"

"Oke siap, nanti Esa beli"

"Wassalamu'alaikum"

Esa nggak cerita dulu sama yang dibonceng, langsung cus gitu lah. Wulan nurut aja mau diajak kemana, yang intinya nanti juga kerumah Esa kan. Soal tujuan, nggak diambil pusing sama si Wulan.

Nyatanya Esa berhenti di toko roti. Bukan yang jualan rotinya, tapi semacam tempat beli bahan buat bikin roti. Namanya miskasari!

"Lan, lo mau diatas motor terus apa ikut?!" Esa tanya, tapi nadanya kayak ngajak tawuran!

"Turun lah"

"Eh nggak usah, nanti suruh bayar parkir lagi. Bentar doang" tau gitu mah nggak usah nanya! Wulan jengkel gara - gara tadi kata Esa sebentar padahal udah lima belas menit si Wulan nangkring kaya burung kenari diatas ranting.

Dua puluh menit, Esa keluar bawa kresek putih isi banyak. Keliatan ada tepung, nerawang sih. Wulan nggak nanya, soalnya udah kesel sama Esa anaknya pak Jinandar ini.

Kesel, Wulan pasang muka kayak kertas contekan ulangan. Alias kusut banget sumpah, Esa 'ngeh' terus minta maaf.

"Lama yah Lan? Punten nya, abisnya si bunda mintanya harus palmia"

"Yaudah, langsung we lah"

Mereka jalan, masih naik beatnya Esa. Nggak lama sampai, anying teteh dari jendela udah ngintip sambil pasang raut senyum tapi nggak bisa diartikan.

Yang bawain belanjaan Esa, tapi Wulan bantu bawa ke dapur sekalian sapa yang punya rumah. Esa langsung nimbrung sama yang lain, taunya belum apa - apa. Disisi lain:

"Halo, bundanya esa ini teh belanjaan nya" Wulan senyum ramah, bunda juga.

Tapi da dari tadi nggak keliatan batang hidung teh Ryujin yang bau anyir kamarnya. Padahal tadi ngintipin.

"Eh, makasih ya. Nama kamu siapa neng geulis?" tanya bunda.

"Wulan tante, ehehe"

"Jangan tante atuh, bunda wae! Biar akrab kitu" ini tau nggak sih, bunda ngomongnya kayak sambil bisik - bisik di dapur, biar nggak kedengaran yang lagi kerja kelompok.

"Siap bun, maaf bunda ini Wulan mau lanjutin kerja kelompok dulu ya"

"Sok, yang bener ya. Aih, calonnya Esa ini mah"

Terus tiba - tiba teteh turun dari atas, bawa HP tapi sambil ngomong kenceng - kenceng, bikin serumah termasuk yang lagi kerja kelompok alih perhatian.

"aPDET STATUS, ADEK GUE YANG PALING ALIM SERUMAH CEUNAH PULANG - PULANG BONCENG CEWEK. DI IBUN GUE BILANG UDAH ADA CALON INI MAH, DA LANGSUNG SEND"

Esa istighfar kemudian.

Chandra's
Family

Kerja kelompok selesai hari itu juga, alhamdulilah. Terus waktu udah pada pulang, cuma Wulan yang masih dirumah Esa. Bunda dari tadi cerewet nyuruh Esa nganter Wulan pulang, yang punya Beat nggak mau.

"Anter atuh sa, udah sore kasian anak perempuan pulang sendirian" kata bunda, Esa pengen nenggelamkan muka ke comberan.

"Iya atuh, Esa yang alim pisan" tambah teteh, allahuma.

Belum jawab, Wulan nyaut "Nggak usah bunda, Wulan naik ojek aja"

Si 'aa baru pulang, liatin ini pada rame - rame di depan gerbang nggak bikin dia bungkam. "Ada apa nih?"

"Itu ren, si Esa nggak peka"

"Naon ah, bisa nggak peka?" Kerasa si 'aa diliatin sama temennya Esa, langsung disapa.

"Kamu teh temennya Esa? Namanya siapa?"

"Iya kak, hehe Wulan" si 'aa 'oh' ria, cakep juga didepannya ini.

Liat Wulan senyum - senyum karena disapa 'a Juna, Esa langsung nggandeng Wulan "Ayok, gue anterin buruan!"

Esa Wulan berlalu, teteh, 'aa, ples bunda langsung:

Esa Wulan berlalu, teteh, 'aa, ples bunda langsung:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BENGEK BANGET AUAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BENGEK BANGET AUAH

©SPARKLERYU, 2O2O

chandra's familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang