tiga belas: mimpi'

134 27 7
                                    

Esa terbangun dari tidurnya, keringat dingin mengucur deras. Esa nggak terlalu ingat soal bagaimana dia bangun, entahlah Esa cuma ingat teteh nyiram air pel ke kasur Esa.

Ngeselin, tapi begitu bangun yang dirasa cuma hening. Beberapa saat kemudian Esa dengar suara langkah mendekat, sepatu bertempo 'tak tak tak' buat jantung Esa berdegup cepat. Nggak tahu kenapa.

"Pasien atas nama Muhammad Endar Kaesang sudah bangun?"

"Hah, gue?"

"Loh, lupa lagi ya? Kabar teteh sama bunda gimana Mas Esa?" Kata perempuan yang pakai seragam putih - putih, suster sih kayaknya.

Esa yang baru bangun, bingung ditanya soal kabar teteh sama bunda. 'Ini gue baru bangun kok ditanya gitu anying' batin Esa.

"Baik sus alhamdulilah"

"Oh iya, buat terapi hari ini jam 10 ya. Nanti dokter datang ke sini agak terlambat, jangan lupa sarapan pagi Mas Esa" kata suster berlalu.

Bingung.

Cuma itu yang bisa menggambarkan Esa saat ini.












candra's
family

Pukul sepuluh lebih lima, Dokter memasuki kamar Esa. Tinggi, punya lesung pipi diwajahnya, nggak jarang bikin suster di rumah sakit berlalu sambil tersipu malu. Soalnya kasep pisan tahu!

"Pagi Mas Esa, udah sarapan pagi belum? Kalau belum sa—"

"Oh udah dok, tadi sambil nonton Pororo"

"Syukur deh, jangan lupa sarapan soalnya situ kan tau sendiri punya maag"

"Bentar dok, saya mau tanya. Disini saya kenapa ya? Teteh saya kemana? Bunda juga nggak kelihatan"

Dokter cuma tersenyum ramah, belum menjawab pertanyaan Esa.

Ya, Muhammad Endar Kaesang. Remaja usia delapan belas tahun yang didiagnosa mengidap gangguan mental: Psikosis.

Dimana orang yang mengalaminya akan berhalusinasi dari level ringan sampai sangat parah.








"TEH BANGUN, BUNDA KECELAKAAN"



© SPARKLERYU, 2O2O

Mau tamat, udah.

chandra's familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang