note: sambil setel mulmed mantep
Esa hari ini cuma berdua sama teteh dirumah, bunda pergi ada perlu katanya. Daritadi Esa kunci pintu kamar rapat-rapat, nggak mau bukain sedikitpun. Teteh curiga, Esa pendiam taunya... Astaghfirullahaladzim nggak boleh mikir iya-iya!
"Saa, bukain pintu!"
"Nggak mau, lagi nggak mau diganggu!"
"ESA BUKAIN PINTU APA TETEH PUKUL" dari dalam kunci mulai dibuka Esa, teteh langsung masuk kamar remaja laki-laki itu tanpa dengarkan interupsi yang punya kamar.
"MEUNI KASAR!"
"Nonton bokep ya lo? Dih, nggak ngajak"
"Astaghfirullah jangan suudzon"
"Gue gabut banget sa, keluar yok"
"Gamau ah teh, lagi asik gini" Esa nunjukin layar komputernya, oh lagi main PUBG.
"Join deh gueee"
Teteh langsung join aja gitu, Esa juga nggak masalah. Siang-siang bolong gini emang paling enak mabar di kamarnya Esa, udah wangi, rapi, mana kalo kata teteh berwarna aja gitu.
"Sa" Ryujin nyela, belum tau mau ngomong apa.
"Hah?"
"Lo pernah kepikiran nggak kalo coba sehari aja nggak ada bunda?" Mata mereka masih fokus, tapi nggak paham kenapa teteh tanya hal itu ke Esa.
"Ya kan kaya sekarang ini nggak ada bunda"
"Ish, maksud gue kaya lo kehilangan bener-bener kehilangan dan nggak akan pulang?"
"Kan sehari doang, besok balik?" Jawab Esa.
"Kalo selamanya?"
"AWAS ITU BELAKANG" Esa nggak bisa bahas kaya gini, nggak mau bikin suasana jadi sedih, ternyata Esa paham betul maksudnya.
"Lo jangan ngalihin pembicaraan"
"Jangan tanya kaya gitu ah teh"
"Kenapa?" Yang ditanya lagi fokus pada layar komputernya, teteh nggak bisa dibohongi kalau Esa cuma pura-pura.
"Nggak mau aja"
"Sa, siap nggak siap, mau nggak mau, semua pasti pulang. Entah lo mau ngomongin sekarang, besok, tahun depan, pasti bakal ada saatnya"
"Udah ah teh"
"Sa, lo sayang bunda nggak?"
Esa cuma diam, nggak berani buka suara karena kalau dia bicara pasti suaranya bergetar nahan nangis. Esa cengeng ya?
Esa cuma keinget sekelibat memori sama bunda, Esa digandeng bunda waktu ke Dufan, makan eskrim vanilla sama teteh tapi bunda yang beliin, bunda yang masih suka marah-marah karena Esa kalau makan jarang dihabisin, bunda yang gampang tidur tiap selesai kerjain pesenan geprek banyak, cara bunda bikin kopi.
Entah kenapa, hal kecil-kecil kaya gitu yang masih bersarang di benak Esa. Tapi kelibatan memori tadi dibuyarkan pertanyaan teteh selanjutnya.
"Esa, kalo lo ditinggal bunda apa yang bakal lo lakuin?"
"Heh, ditanya tuh dijawab oneng!"
"Esa!"
Terus teteh ngedeketin Esa, anaknya udah mau banjir aja ahaha. Sebenernya nggak ada niatan pasti kenapa teteh nanya hal ini ke Esa siang bolong, cuma kadang kepikiran 'gue jadi apa kalo nggak ada bunda ya?'. Cuma Ryana Utami anaknya Pak Jinandar ini mau tau dari sudut pandang adiknya.
"Ih gitu doang nangis lo!"
"Salah siapa nanya kaya gitu! Esa nggak suka kalo ditanya kaya gitu teh!"
"Iya maapp ih Sa, udahan ah jangan nangis. Anak laki masa cengeng ih"
"YA ELO MANCING!"
"AISIA TEH NYOLOT!"
"TAU AH KELUAR SANA TEH"
"NGUSIR???"
"ENGGAK" langsung da jebrett gitu bunyi pintu kamar Esa dibanting, iya Ryujin diusir.
Esa anaknya penyayang. Saking sayangnya sama sesuatu, bahkan dia nggak pernah bisa bayangin sesuatu itu lepas dari genggamannya. Esa terlalu polos, kata teteh 'Nah ini sisi lain dari Esa, soft boy gitulah kalo anak jaman sekarang'.
Walau suka ngumpat anjing, tolol, jingan. Di mata teteh, Esa masih jadi anak laki-laki biasa, yang gampang nangis kalau bahas bunda (bahkan walau cuma dengerin lagunya nadin). Kalau teteh bilang, Esa tumbuh dewasa dengan sebaik-baiknya. Intinya, Esa sering takut kehilangan bunda.
Spesial Hastag ada dibawah, udah.
#SelamatHariIbu #EsaSayangBunda #BundaNaylaLoveEsa #ChandraFamilySpesialHariIbu
foto Esa waktu di Dufan.
2006© SPARKLERYU, 2O2O
KAMU SEDANG MEMBACA
chandra's family
Fanfiction❝Bunda lebih sayang Esa apa teteh?❞ TAHAP REVISI 120920 #1 in nayeol 270820 #2 in nayeol ©SPARKLERYU, 2O2O