Algodón de azúcar - [NOREN]

29. Fools

Renjun membuka pintu kamarnya, bibirnya tersenyum menatap punggung sang kekasih di pojok sana. Kakinya melangkah perlahan, tak ingin menimbulkan suara.

Perlahan, tangannya memeluk leher sang kekasih dari belakang. Lee Jeno kekasihnya tak terganggu sama sekali, masih sibuk dengan kegiatannya menulis sesuatu di sebuah kertas putih.

"Jenoo .."

Hanya gumaman yang Renjun dapatkan sebagai jawaban, bibirnya mengerucut lucu. Kakinya ia hentakan di lantai, pertanda tengah merajuk pada sang kekasih.

Biasanya Jeno akan langsung bertindak untuk sekedar menciumnya ataupun meminta maaf karena mengacuhkannya. Namun sekarang tidak sama sekali.

Renjun memperhatikan dengan lekat kertas yang membuat kekasihnya mengaibakannya.

"Sedang menulis apasih! Sampai aku di abaikan!"

"Surat cinta"

Huh, kedua matanya membulat tak percaya. Sudah menjawab dengan singkat, jawabannya pun membuat Renjun semakin kesal.

Dengan rasa kesal, Renjun merebut kertas milik Jeno begitu saja.

Berhasil, Jeno menatapnya.

"Kembalikan Renjun  .."

"Tidak! Kamu mengabaikan aku hanya karena selembar surat ini? Jahat sekali, padahal aku datang untuk menyampaikan kabar gembira"

Jeno masih acuh, berusaha mengambil kembali kertas miliknya. Keduanya saling berebut hingga membuat kertasnya robek menjadi beberapa bagian.

Renjun terdiam di tempatnya, bahkan tubuhnya mendadak tak bergerak ketika melihat Jeno memungut lembaran kertas yang sudah terobek beberapa bagian.

Renjun merasa bersalah, apalagi kini sang kekasih melangkah pergi dari kamarnya.

"Hiks .. hiks"

Renjun menangis, mendudukan tubuhnya di atas lantai yang dingin.

Sementara di ruangan tamu, Jeno berupaya menyatukan kembali kertas yang tengah terobek beberapa bagian itu. Menyambungkannya dengan lakban yang memang ia temukan di dapur.

"Hyung sedang apa?"

"Bekerja"

Jisung mendengus sebal.
"Bekerja apasih! Daripada hyung melakukan hal bodoh, lebih baik hyung tenangkan Renjun hyung yang tengah menangis"

Jeno tersenyum, membuat Jisung mengernyit bingung.
"Bukankah sangat menggemaskan melihatnya menangis Jisung?"

"Terserah hyung, aku tidak mau masuk ke dalam prahara rumah tanggamu"