Algodón de azúcar - [NOREN]

15. I Like Me Better

'Damn, I like me better when I'm with you
I like me better when I'm with you
I knew from the first time, I'd stay for a long time 'cause
I like me better when
I like me better when I'm with you'

🌸

Jeno tersenyum menyusuri jalanan kota New York yang tidak terlalu ramai malam ini. Matanya melirik ke sampingnya, seorang pemuda manis yang berjalan bersamanya. Dengan tangan saling bertautan satu sama lain.

Huang Renjun, kekasihnya yang tinggal di Korea mengunjunginya di New York yang tengah menikmati masa pendidikannya.

Jeno tentu saja terkejut ketika membuka pintu apartementnya pagi tadi. Pintu terbuka, menampilkan sosok Renjun dengan senyum manis miliknya.

Awalnya ia fikir adalah sebuah mimpi, namun ketika Renjun berhambur ke dekapannya. Jeno sadar itu bukanlah mimpi.

"New York sangat cantik ya .."

"Tidak sayang, kau masih menjadi yang tercantik untukku"

"Berhenti membual Jeno, aku mual sungguh"

Jeno tertawa, mencuri satu kecupan kilat pada bibir sang kekasih. Membuat kekasihnya membulatkan matanya tak percaya.

"Ya! Ini tempat umum Jeno .."

"Tidak akan ada yang perduli sayang, bahkan jika aku melumat bibirmu di sini. Tidak ada yang akan mengganggu .."

"Awww .."

Jeno merintih ketika merasakan cubitan di perutnya.

"Jangan mengatakan hal tidak senonoh Jeno, bagaimana jika ada yang tahu ishh"

"Aku tidak perduli sayang. Justru mereka akan iri melihat kemesraan kita .."

"Whatever .."

Renjun berjalan mendahului kekasihnya, berbicara pada Jeno pastinya akan sia sia saja. Renjun selalu kalah dengan mulut manis milik kekasihnya itu.

"Sayang, tunggu dulu .. Mau kemana sihh"

"I wanna meet Harvey hyung .."

"YAA! DONT DO THAT LEE RENJUN!!

____

Renjun bergerak mencari posisi nyaman di dada milik kekasihnya. Tubuh atas sang kekasih tidak mengenakan pakaian apapun. Sedangakan Renjun mengenakan setelan piyama moomin pemberian Jeno.

"Kenakan kaosmu Jeno, ini sangat dingin .."

"Aku hanya membutuhkanmu untuk menghangatkanmu sayang .."

Renjun memutar bola matanya malas.
As always, Jeno dengan mulut manisnya memang selalu menyebalkan.

"Teruslah membual Lee Jeno!"