23. With You

2.6K 275 4
                                    







_________







Renjun mengerucutkan bibirnya, sesering mungkin mengusap telapak tangannya. Malam ini cukup dingin untuk berada di luar, dan dengan senang hati Renjun menunggu seseorang di tepian sungai han sendirian.

Renjun menyentuh paket ayam yang beberapa menit lalu ia pesan, dengan 2 kaleng cola yang terasa semakin dingin.

Beralih menatap ponselnya, pesan terakhir yang ia kirimkan bahkan belum di baca sama sekali.

"Awas saja berani membohongiku! Akan aku ledakan dia di Amerika sana!"


Puk




Renjun tersentak merasakan sesuatu di punggungnya, sebuah coat yang cukup tebal.

"Menunggu lama sayang?"

Tangan milik Renjun memukul pelan pria di depannya, si pria justru terkekeh melihatnya.

"Lama. Aku menunggumu sangat lama bodoh!"

Lee Jeno, terkekeh kembali. Membawa tubuh kekasihnya ke dalam dekapannya, sesekali mengecup pucuk kepala kesayangannya.

"Maaf, maafkan aku membuatmu menunggu lama sayang .."


Renjun melepaskan tubuh dari pelukan sang kekasih.
"Kau membuat ayamnya dingin Jeno!"

"Aku minta maaf juga untuk itu hmm .."

















Renjun tidak bergeming, tangannya bergerak mengambil sepotong ayam bagian paha untuk ia makan. Namun entah mengapa air matanya justru jatuh begitu saja.

Menangis dalam keadaan mengunyah ayam goreng.
Astaga, Haechan bisa meledeknya habis habisa jika melihat ini.





"Hey, kau membuat ayamnya terasa asin dengan air matamu sayang .."

Renjun menatap tajam kekasihnya.
"Itu karena kau, Lee Pabo Jeno!"



Renjun melanjutkan tangisannya, sesungguhnya ini adalah hal paling menggemaskan untuk Jeno. Tapi dirinya lebih memilih memeluk tubuh mungil kekasihnya.


"Maafkan aku meninggalkanmu satu tahun lamanya, aku minta maaf membuatmu menahan rindu selama itu .."

"Jika air mata malam ini adalah kebahagiaan, maka izinkan Lee Jeno yang bodoh ini terus memelukmu hingga nafas terakhir. Namun jika air matamu ini adalah kesedihan, mohon izinkan aku meminta maaf hingga kau memaafkan aku .."












Renjun menggelengkan kepalanya di dalam dekapan Jeno.
"Aku bahagia, sangat bahagia. Hingga aku tidak bisa mengatakan semua kalimat yang sudah aku rangkai berhari hari lamanya .."

"Aku merindukanmu Jeno .."

Cup

Jeno mengecup lama kening milik kekasihnya, kecupan yang selalu Renjun rindukan.




"Bagaimana kuliahmu di Amerika sana?"

Jeno menarik nafasnya.
"Jika aku tahu di sana menyibukan diriku, aku akan lebih memilih menolak tawaran Mark Hyung sekolah di sana .."

"Mark Hyung harus di hukum karena membuat kita terpisah!"

Jeno mengerucutkan bibirnya, membuat Renjun memutar bola matanya malas.

"Itu semua demi keluargamu Jeno, kau kan harus membantu Mark Hyung di perusahaan"

"Tetap saja sayang, dia membuat kita berjauhan. Lihat saja nanti, aku aka membuatnya berjauhan dengan Haechan!"



Tuk



Renjun memukul pelan kepala kekasihnya.
"Jangan lakukan itu. Mark hyung sudah cukup kerepotan mengurusi Haechan yang tengah mengidam tahu!"



Huh?



"Haechan tengah hamil 3 bulan Jeno .."

Jeno menatap tak percaya kekasihnya.
"Astaga! Jahat sekali kalian tidak memberi tahu kabar bagus padaku .."




Renjun tertawa, melihat wajah Jeno yang merajuk adalah hal paling menggemaskan untuknya.





"Sayang, apa sebaiknya kita menyusul Mark Hyung dan Haechan? Aku juga ingin memiliki bayi darimu sayang .."

"Kau harus menikahi aku dulu Jeno"








"Sayang, bukankah tidak masalah kita melakukannya dulu? Biarkan aku menikahimu ketika kau mengandung anakku .."


"YAKKK!!!"





Jeno tertawa, berlari secepat mungkin meninggalkan kekasihnya yang berupaya mengejarnya.

Biarkanlah orang menatap heran keduanya, toh mereka tidak perduli. Malam ini akan menjadi saksi untuk pertemuan setelah setahun lamanya terpisahkan jarak dan waktu.


















End









Algodón de azúcar - [NOREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang