Jeno membuka matanya perlahan, membiasakan cahaya matahari yang mulai masuk ke retinanya. Bibirnya mengukir senyuman hangat kala menatap sosok lain di hadapannya.
Tangannya bergerak lembut menyusuri wajah sang istri(suami) Huang Renjun yang masih memejamkan mata, membelai dengan penuh kehati hatian agar tidak membangunkan kesayangannya.
"Selamat pagi .."
Jeno berucap lirih, tidak ingin suaranya membangunkan kesayangannya. Jam masih menunjukan pukul 06:28 pagi, masih terlalu dini untuk kesayangannya bangun. Mengingat acara resepsi kemarin begitu melelahkan.
Jeno merapikan selimut yang menutupi tubuh istrinya, meskipun AC sudah ia matikan. Namun musim dingin kali ini cukup membuat siapapun menggigil.
Jeno mengambil handuk dari lemari, menyiapkan sendiri pakaian yang akan ia kenakan pagi ini. Menyiapkan juga pakaian milik sang istri, bibirnya masih tersenyum lucu. Masih tidak menyangka jika akhirnya dirinya bisa menikahi Renjun.
_______
Renjun membuka matanya, membenarkan posisi selimut yang melilit tubuhnya. Korea benar tidak main main jika memasuki musim dingin seperti ini.
Tangannya bergerak mengambil ponsel, hanya ingin melihat adakah pesan atau tidak. Sampai suara pintu kamar mandi mengalihkan atensinya.
"Selamat pagi .."
Jeno tersenyum, mengabaikan Renjun yang masih terdiam di tempatnya. Beberapa detik kemudian Renjun melesat begitu saja ke kamar mandi setelah menepuk keningnya sendiri.
Jeno heran di buatnya.
_____
Renjun membuka pintu kamar mandi dengan perlahan, kedua matanya menatap sang suami yang tengah berkutat dengan laptopnya. Bibirnya mengerucut lucu.
"Jenoo, maaf .."
Jeno menoleh, mendapati istri manisnya tengah menunduk dengan jemari tangan yang saling bertautan. Sangat menggemaskan.
Jeno mengisyaratkan sang istri untuk mendekat, dan Renjun menurut. Membiarkan tubuhnya berada di samping suaminya. Jeno membelai lembut rambutnya, membuat Renjun mengangkat wajahnya.
Dan hal pertama yang Renjun lihat adalah senyuman khas sang suami.
"Kenapa meminta maaf hmm .."
"Uhh, itu. Maafkan aku tidak membangunkanmu. Aku lupa kalau sudah menjadi pasanganmu"
Jeno menahan rasa ingin tertawanya, bagaimana bisa Renjun melupakan suaminya sendiri.
"Tidak apa sayang, lagipula aku yang terlalu pagi untuk bangun. Maaf sudah membuatmu jadi terbangun ya .."
Renjun menggelengkan kepalanya.
"Apa Jeno akan berangkat bekerja hari ini?""Tentu saja tidak sayang, bunda akan membunuhku jika di hari pertama aku sudah meninggalkan istriku tercinta ini"
Kedua pipi milik Renjun bersemu, diam diam Renjun menikmati penampilan Jeno pagi ini. Kaos hitam polosnya, beserta celana pendeknya yang berwarna putih.
Tubuh suaminya ini sangatlah bagus, Renjun jadi sedikit iri. Tubuhnya sendiri lebih seperti tubuh perempuan, mengingat dirinya itu tidak terlalu tinggi.
Tapi Jeno bilang, 'meskipun kamu tidak tinggi, aku tetap mencintaimu sayang. Tubuh mungilmu ini sangat pas jika aku peluk'
"Sayang, kau baik?"
"Ya.. kenapa Jeno?"
Jeno menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Bolehkah aku memintamu untuk membuatkan kopi?"Renjun menepuk keningnya kembali.
"Harusnya aku menawarimu sejak tadi, maafkan aku jeno .."Beberapa detik kemudian, tubuh mungilnya sudah berlari keluar kamar. Meninggalkab Jeno yang menatap sang istri dengan kekehan yang lucu.
"Saranghae Lee Renjun .."
End.
Ok, ini terinspirasi dari sahabatku yang baru saja menikah :v
Karena keduanya memang menikah secara ta'aruf, jadi menurutku hal kecil seperti ini sangatlah manis ㅋㅋ
KAMU SEDANG MEMBACA
Algodón de azúcar - [NOREN]
Fanfictionini tentang cerita manis antara Lee Jeno dan Huang Renjun ~ setiap cerita akan di bikin oneshoot ^^ #NorenNation #Riin #start : 02-02-2020 on Going 💚 Cover by : @injeolmiiiiiiiiii