Mobil jimin memasuki area rumah taehyung yang sebelumnya adalah rumah eunsang juga,. Tidak, mungkin sekarang juga jimin bisa katakan ini kediaman taehyung dan eunsang.
Eunsang yang duduk di kursi penumpang samping jimin memandang lurus ke arah depan.
Mobil berhenti dan eunsang segera melepas seatbeltnya, menarik nafas lalu memandang ke arah jimin.
"Jim, kau tidak keberatan untuk menunggu disini saja?" tanya eunsang.
"kau yakin untuk masuk sendiri?" jimin tanya balik kepada eunsang.
"hm.. mungkin taehyung ingin membicarakan sesuatu denganku" jawab eunsang.
Jimin mengangguk dan sedikit memikirkan betapa berbedanya eunsang malam ini dengan tadi siang sepulang dari pemakaman. Rasa khawatir sudah pasti jimin rasakan sekarang, rasanya semaki kuat saat eunsang masuk kedalam rumah itu.
Eunsang melangkahkan kakinya lebih dalam ke area rumah tersebut. Pin rumahnya tidak berubah, masih sama. Rumahnya terasa lebih dingin dari terakhir kali eunsang menempati rumah ini. Masih bersih tapi suasana sangat berbeda.
"Kau datang?" sambut taehyung yang tiba-tiba muncul dari arah kamar.
"Ya, aku datang diantar jimin. Dia menungguku di mobil" jawab eunsang melihat manik mata taehyung.
"Berarti tandanya kau tidak akan mneginap malam ini disini?"
"Hm.."
"Baiklah.. Kemasi barangmu, aku akan bantu ambilkan koper di kamar atas" ucap taehyung.
Jujur, eunsang sedikit takut. Taehyung sangat berbeda, tidak ada nada kekesalan dan emosi pada dirinya.
Eunsang memasuki kamarnya dan membereskan satu persatu bajunya diatas ranjang. Taehyung sendiri kembali dengan membawa koper besar.
"Terimakasih taehyung" Ucap eunsang membuka koper dan mulai memasukkan baju-bajunya kedalam sana.
"kandunganmu sekarang berapa bulan?"
"memasuki bulan 4"
"apa jimin bekerja? bukankah setelah perceraian dia tidak mendapatkan harta apapun?"
Eunsang terdiam mencoba mengingat kalau dia tidak pernah membicarakan soal jimin pada taehyung termasuk soal pekerjaan dan (maaf) materi yang jimin punya sekarang.
"Jimin saat itu mendatangiku di kampus dan Namjoon hyung juga dulu cerita terkait perceraian adiknya, kae"
Eunsang baru ingat circle hubungan yang rumit ini menyangkut orang-orang dekat disekitarnya.
"Jimin belum bekerja, tapi dia sudah mulai mendatangi beberapa perusahaan. Hanya tinggal menunggu" jawab eunsang.
"Baguslah, kalau jimin tidak ada pekerjaan dia bisa datang padaku unt-"
"Jimin tidak semenyedihkan itu taehyung" sanggah eunsang.
Eunsang menatap kesal ke arah taehyung.
"jika kau hanya ingin membicarakan soal materi, aku rasa itu bukan urusanmu. Aku ingin kau membicarakan soal kita saja"
"soal kita? sudah jelas bukan kau ingin bercerai denganku. Suratnya sudah aku tandatangani, tenang saja. Maaf eunsang.. Bukan maksudku mengungkit soal materi jimin. Maaf karena bertanya hal yang sensitif seperti barusan"
"ucapanmu tadi tidak mencerminkan seorang dosen yang paling dibanggakan dikampusmu"
"Maaf" ucap taehyung penuh penyesalan.
"tidak ada niat untuk merendahkan jimin. Aku hanya berniat membantu. 5 bulan bukan waktu yang sebentar, akan banyak keperluan untukmu dan calon anak kalian" lanjut taehyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity • Park Jimin
Nonfiksi[Complete] Hakikatnya Tuhan memang selalu membolak balikkan hati manusia. Segala sesuatu tidak bisa dipaksakan tanpa campur tangan Tuhan. Maka jangan berani mencoba menyalahi segala aturan-Nya.