30

36 5 0
                                    

~~~

"Sesuatu yang diawali dengan keburukan akan berakhir buruk juga, benarkah? Lalu jika masa lalu kelam, haruskah masa depan juga menjadi kelam?"

~~~

"Dulu ada sebuah keluarga yang bener-bener bahagia, bukan karena harta, tapi karena mereka saling memiliki. Walaupun mereka hidup sederhana tapi mereka selalu saling ngerti, selalu ada tawa yang diciptain barengan walau mereka lagi susah.

"Anak satu-satunya di keluarga itu ngerasa bahagia karena diperlakuin layaknya putri sama kedua orang tuanya. Dia gak pernah ngerasa sendiri, malah ayahnya yang kerja juga selalu ada waktu sama anak perempuannya itu.

"Sampai suatu hari saat mereka bertiga lagi main di taman deket rumah, tiba-tiba ada kecelakaan yang menimpa anaknya. Anaknya masuk rumah sakit sampai koma, bahkan udah divonis cuma bisa bertahan beberapa hari ke depan, terlebih lagi keluarga yang sederhana itu gak mampu buat ngebiayain perawatan lebih lanjut di sana. Semenjak hari itu keluarga yang bahagia itu berubah. Tawa yang biasanya selalu dibuat sendiri itu mulai pudar, kebersamaan yang harus ada setiap harinya itu mulai ilang.

"Semenjak itu yang ada di sana cuma perkelahian, caci, maki dari kedua orang tua yang melihat anaknya koma di depan mata. Mereka mulai nyalahin satu sama lain. Seorang ibu yang salah karena gak bisa jagain anaknya, seorang ayah yang gak kompeten di kerjaan sampai ga bisa ngebiayain perawatan anaknya. Karena masalah itu, akhirnya mereka memutuskan buat pisah.

"Beberapa bulan dari perpisahan orang tuanya, keajaiban datang. Anak perempuan yang memang sudah melewati masa vonisnya tapi belum menunjukkan pertanda baik itu akhirnya bisa sadar dari komanya. Tetapi setelah kepulangannya dari rumah sakit, dia kembali sakit karena mengetahui ayahnya yang sudah meninggalkan mereka berdua.

"Keluarga yang sederhana itu berubah jadi keluarga yang serba kekurangan. Bagaimana tidak, seorang ayah sebagai tulang punggung keluarganya pergi ninggalin mereka, alhasil ibunya ngambil setiap kerjaan kecil yang bisa dia kerjain buat menghidupi dirinya sama anaknya.

"Tau apa yang terburuk? Si anak yang selalu ngerasain bahagia sama keluarganya itu, ngerasa seakan-akan dia dilahirin lagi dengan kehidupan yang jauh berbeda. Apa kesalahan dia sampe Tuhan ngambil kebahagiaannya? Anak yang selalu riang itu berubah jadi anak pendiem yang selalu merenung.

"Sampai suatu saat si anak itu sekolah, dia ngeliat seorang anak lain yang dianter sama papanya. Akhirnya dia sadar kalo papa anak itu adalah ayahnya yang udah ninggalin dia. Walaupun dia masih inget sama ayahnya, tapi hal beda yang dia dapet dari ayahnya, ayahnya udah berubah, seakan gak kenal sama sekali sama anak kandungnya itu.

"Anak itu terus cari tau tentang anak perempuan lain yang tadi dianter ayahnya. Siapa anak perempuan itu? Ternyata anak itu adalah anak angkatnya. Lucu banget, seorang ayah ternyata bisa ninggalin anak kandungnya demi anak angkatnya. Anak itu selalu sakit hati ngeliat kebersamaan mereka setiap ayahnya nganterin atau ngejemput, dia ngerasa kebahagiaannya udah direbut sama anak itu.

"Semakin lama dia semakin benci sama anak itu. Terutama waktu dia denger ayahnya manggil "putri cantik" ke anak itu, bahkan ayahnya gak pernah manggilnya kaya gitu. Kebenciannya itu semakin membesar setiap ketemu anak itu. Untung saja masalah ekonomi keluarga anak itu mulai membaik karena ada tantenya yang baik hati ternyata nolongin dia sama ibunya. Tapi walaupun begitu, ternyata dia juga terjebak sama perasaan bencinya. Dia puas ngeliat anak itu dikucilin. Dan lo tau kan, anak perempuan itu lo! Anatha Shirina! Gue benci sama lo!" Erika kembali mengacak-acak dan menjenggut rambut Anatha.

"Gue sekarang semakin benci sama lo!! Lo emang pembawa sial! Sekarang gara-gara lo ayah gue meninggal! Lo itu gatau diri, dari mulai Rian yang kecelakaan sekarang ayah gue! Gue benci sama lo, gue gak mau liat lo, gue pengen lo mati aja, lo udah ga pantes hidup tau ga?!" Erika menampar Anatha keras, tapi Anatha merasakan tamparan yang lebih keras lagi di dalam hatinya. Anatha baru tau alasan Erika selalu memperlakukannya buruk, alasan kenapa Erika selalu memcencinya. Mungkin memang benar Anatha pembawa sial.

Karena amarah yang sudah tak tertahankan lagi, Erika memasukkan kepala Anatha ke dalam kloset di sampingnya. Beberapa kali juga menyalakan air kloset hingga menyiram kepala Anatha di dalam. "Lo udah kelewatan bikin gue benci sama lo!" Untuk pertama kalinya Anatha mendengar Erika menangis. Walaupun dia saat ini sedang marah, tapi mungkin karena terlalu marah, dia sampai menangis. Tapi jika Erika saja menangis, bagaimana dengan Anatha?

Tentu saja Anatha juga sedih karena Rian kecelakaan apalagi papanya meninggal. Dan yang lebih sakit, Anatha disalahkan menjadi penyebabnya. Satu sisi Anatha menyangkalnya, Anatha tidak melakukan kesalahan apapun, tapi satu sisi juga Anatha memang menyalahkan dirinya sendiri, Anatha juga tidak bisa benar-benar menyangkal pernyataan Erika kalau dirinya menjadi pembawa sial atau penyebab hal buruk bagi orang-orang di sekitarnya.

----

Haha

Akhirnya kebongkar deh alesan Erika selama ini

Gimananih?

Masih di pihak Anatha atau sekarang udah pindah di pihak Erika?

Kan pasti Erika juga punya alesan kan sama sikapnya selama ini

Dukung siapapun itu, jangan lupa voment yaa, biar author tambah semangat ngelanjutnya

Baca lagi yuk sampai beres

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang