35

25 5 0
                                    

~~~

"Ingatlah bahwa penyesalan selalu datang terlambat."

~~~

Kondisi tubuh Anatha tidaklah terlalu buruk ketika dirawat di rumah sakit. Anatha hanya mengalami asthma, maag dan hipotermia ringan. Namun kondisi mental Anathalah yang membuatnya masih terus-terusan dirawat di rumah sakit.

Kehidupan Anatha berubah total sejak hari itu. Anak-anak yang sekelas dengan Anatha datang berbondong-bondong untuk menjenguk sembari meminta maaf pada Anatha, setelah sekian lama akhirnya Anatha merasakan lagi apa yang dimaksud dengan pertemanan. Erika dan kelima teman segengnya dikeluarkan dari sekolah setelah dinyatakan melakukan kesalahan yang fatal, bahkan mereka diragukan untuk diterima lagi di sekolah lain. Kabar baiknya Anatha tidak akan diganggu lagi oleh mereka.

Terlihat seperti menyenangkan? Kehidupan Anatha menjadi lebih baik? Sepertinya tidak, sama sekali tidak. Tidak ada lagi sosok lelaki dewasa yang Anatha tunggu kepulangannya, tidak ada lagi sosok lelaki dewasa yang merelakan dada bidangnya untuk menjadi sandaran atau pelukan untuk Anatha. Anatha kehilangan sosok itu untuk selamanya.

Secepat itu? Kalau Anatha tahu akan secepat itu Anatha akan memanfaatkan semua waktu yang tersedia untuk selalu bersamanya. Bertahun-tahun ini, apa yang telah Anatha lakukan? Dia hanya membiarkan waktu berjalan seakan semua bisa kembali lagi.

Selain itu, Anatha juga kehilangan sosok Rian. Walaupun dia resek, tapi Anatha mengakui kalau dia baik, dengan sabar menemani Anatha yang selalu jutek, walaupun berulang kali diusir, dia tetap datang. Menghibur Anatha dan membuat Anatha merasakan perasaan "tidak sendirian" lagi. Selalu menolong Anatha dari hal apapun terutama dari Erika. Bahkan ketika Anatha benar-benar telah keterlaluan pada Rian, Rian masih menyelamatkan Anatha tanpa memperdulikan keadaan dirinya sendiri sampai dia koma.

Padahal Anatha baru mengakui, ada hal aneh pada dirinya setiap bersama Rian. Tapi sayang, Anatha tidak pernah bisa menunjukkannya pada Rian, atau setidaknya, Anatha tidak bisa bersikap lebih baik pada Rian, Anatha tidak bisa meminta maaf atas sikapnya yang selalu kasar pada Rian. Dan kini Rian sudah tidak ada di sisinya lagi. Bagaimana ? Sudah cukup buruk bukan?

Setiap harinya di kamar rumah sakit Anatha hanya menenangkan dirinya dan mencoba untuk menerima semua yang telah terjadi. Anatha mulai ingin membiasakan hatinya yang sekarang selalu terasa hampa. Anatha merasa dirinya dilahirkan kembali ke dunia yang berbeda, dan Anatha tidak pernah tahu apa dunia yang sekarang ini akan lebih baik atau lebih buruk dari sebelumnya.

Anatha membuka matanya perlahan di pagi yang cerah ini. Sunyinya rumah sakit di pagi hari dan sejuknya udara pagi yang masuk melalui ventilasi jendela berhasil menenangkan hati Anatha yang masih terasa acak-acakan. Anatha melirik kursi di samping ranjang tidurnya. Tidak ada siapa siapa yang duduk di sana. Kemana mamanya? Biasanya mama selalu menemani Anatha dengan di atasnya. Anatha melirik ke pintu toilet yang tertutup, mungkin mamanya ada di dalam sana.

Sinar matahari yang menyilaukan matanya membuat Anatha memalingkan wajahnya berkali-kali hanya untuk menghindarinya. Sampailah matanya pada jendela yang berjarak kurang lebih tiga meter di depan ranjangnya. Sinar matahari juga menyelinap masuk melalui jendela itu.

Tapi tiba-tiba saja Anatha sedikit kebingungan ketika matanya menangkap seseorang yang sedang menata bunga di depan jendela itu. Siapa yang datang sepagi ini? Tanpa mengeluarkan suara apapun, Anatha menatap lekat seorang perempuan dengan rambut panjang itu.

Setelah beberapa menit puas menata bunganya, sosok perempuan itu tersenyum mendapati tataan bunganya yang indah. Akhirnya perempuan itu segera berbalik untuk menatap Anatha. Anatha sangat menantikan hal ini, Anatha penasaran dengan perempuan itu.

Ketika dia sudah berbalik, Anatha baru sadar kalau dia terlihat agak mirip dengan dirinya. Postur tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu kurus, rambut panjang hitamnya. Tidak, Anatha salah. Dia sangat mirip dengan dirinya. Wajahnya! Anatha serasa sedang bercermin sekarang. Apa ini hanya sebuah tipuan? Ada cermin di depan sana? Apa Anatha sedang berhalusinasi? Atau bahkan Anatha sedang bermimpi? Tapi kenapa Anatha memimpikan hal ini lagi? Ini sudah menjadi kali kedua. Anatha ingin segera bangun dan mengakhirinya! Anatha menutup matanya berharap dia segera bangun, kembali ke dunia nyata.

"Anatha!"

--------

Hayoloh Anatha udah mimpi dua kali nih ketemu sama orang yang mirip banget sama dia sendiri

Apa ini semacam mimpi ketemu diri sendiri?

Apa ya maksud mimpinya ini?

Apa cuma halusinasi biasa?

Atau ada arti lain di balik ini?

Apa ada hubungannya sama keinginan Anatha dulu?

Harapan konyol Anatha kalau Tuhan akan menurunkan salinan dirinya untuk menemani dan memahaminya

Voment yuk buat dapetin jawabannya

Tunggu lagi part selanjutnya ya buat jawabannya

Another MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang