12

2.2K 205 280
                                    

—————————

Jin mengernyitkan sebelah alisnya kebingungan. "Tas yang mana?"

"Dia tidak tahu?"

Areum mengedipkan kelopak matanya cepat. "A–apa maksudnya yang mana? Tas kerjaku. Dokter membawanya."

Jin kemudian meraih tas berukuran sedang dari tas kerja miliknya yang dibawanya.

"Yang ini?" Ucapnya seraya mengangkat tangan kanannya yang menggenggam erat tas milik Areum tersebut.

"Iya. Tolong kembalikan."

Entah apa yang merasuki jiwa Seokjin dirinya berbalik kemudian melajukan tungkainya cepat. "Susul aku dulu!"

"YAK! SEOKJIN KEMANA!" Pekik gadis itu sebelum raut wajahnya bingung kemudian ikut berlari mengejar Jin.

Tampak pria jangkung sedang berlari hingga keluar dari perbatasan rumah sakit. "Sial! Cepat sekali dia." Gumam Areum dengan napas terengah–engah.

"Kalau saja tidak ada barang penting di tas itu, aku tidak akan melakukan ini, haah dokter Kim kenapa?" Batinnya kemudian berlari kembali mengejar Jin.

Jin berhenti sejenak kemudian membalikkan tubuhnya. Menyipitkan kedua matanya seolah mencari sesuatu dari kejauhan.

"Dia tidak mengejarku?" Tanya nya pada diri sendiri.

Jin mulai berkecil hati sebelum akhirnya Areum terlihat sedang berlari kearahnya.

"JIN KEMBALIKAN TAS KU!" Teriak Areum.

"Ayo kejar aku! Haha."

Kedua insan tersebut saling berkejaran, membuat seluruh orang yang sedang berlalu lalang di tepi jalan melihat heran.

Jin berlari hingga sampai ke lalu lintas dimana tempatnya penyebrangan zebra cross. Terlihat lampu untuk pejalan kaki masih bewarna merah.

Jin masih menggerakkan kedua tungkainya cepat tanpa melihat peringatan itu.

Tinnn

BRAKK!

Areum tampak baru saja sampai di persimpangan. Pupil matanya seketika mengecil setelah pandangannya mengarah lurus kedepan.

Selang beberapa detik ia mulai mendengar suara teriakan orang–orang disekitarnya. Yang berusaha untuk membopong nya bangun sebelum akhirnya mobil ambulan datang.

"JINN!" Teriak Areum tampak sedang mengguncang–guncang kan tubuh kekar Jin yang tidak kunjung bangun. Hingga akhirnya gadis itu menangis pilu.

"Dasar bodoh." Sambung Areum.

.
.
.

Jin terbaring lemas dirumah sakit tempatnya bekerja. Terlihat jelas kain perban yang terbalut di kepala dan tangannya.

Areum sedang bersandar di kursi yang tersedia di samping tempat tidur Jin. Seraya mengedipkan matanya cepat agar tidak tertidur.

"Dokter Areum anda tidak pulang? Ini sudah larut malam." Ucap seorang perawat.

"Saya akan pulang nanti. Silahkan duluan saja."

"Baik dokter. Jangan lupa mengganti kain perbannya." Ucap perawat itu yang dibalas anggukan oleh Areum.

Perlahan bunyi suara tutupan pintu pelan, bertanda bahwa perawat itu sudah pergi meninggalkan ruangan.

I Remember You | KSJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang