Chap 22

4.6K 569 98
                                    

Sinar matahari cukup terik siang ini. Langit biru tanpa awan menghiasi langit Tokyo.

Kediaman Kai.

Kuroo dan Kai duduk berhadapan. Mereka membuka lembar demi lembar buku yang mereka bawa. Kuroo menggigit ujung pulpennya. Irisnya menatap daun pintu seolah tengah menunggu seseorang.

"Dimana dia?" ucapnya entah pada siapa.

Kai yang tengah menulis itu lantas melirik sekilas pada Kuroo. "Dia bilang dia akan sedikit terlambat. Mungkin sebentar lagi dia sampai," balasnya.

Kuroo ber-he ria. Tak berselang lama, orang yang Kuroo maksud akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

"O-matase!!" pekiknya girang.

Kuroo berdecih pelan. "Telat 10 menit!" ujarnya.

Yaku mengusap tengkuk lehernya sambil berjalan ke arah teman-temannya. "Gomen gomen. Toh hanya 10 menit," balasnya sambil tersenyum kikuk.

"Ah! Aku mengajak seseorang!" sambung Yaku, membuat Kuroo dan Kai mengernyitkan dahinya bingung.

"Siapa?" tanya Kuroo.

Yaku berkacak pinggang. "Sebentar lagi dia sampai."

"Konichiwa."

Sontak mereka bertiga menatap ke arah sumber suara. Seorang gadis dengan pakaian casual tengah berdiri di ambang pintu. Gadis itu membungkuk sopan. "Namaku (full name), senang bertemu dengan kalian," ucapnya.

Kuroo dan Kai melongo melihat kedatangan gadis itu. Yaku mendekati sang empu lalu memintanya untuk duduk di sebelahnya. Sadar akan tatapan teman-temannya, libero Nekoma itu mengibaskan tangannya di depan wajah mereka.

"Hey, kalian ini kenapa?" tanyanya.

Kuroo menatap Yaku tidak percaya. "Kau mengajak (full name)? Gadis terpintar sekaligus populer di sekolah?" ucapnya sambil menganga.

Kai mengangguk menyetujui. Yaku tersenyum bangga. Ia beralih menatap (y/n) yang tengah terkekeh di sebelahnya.

"Aku tidak sepintar dan sepopuler itu... Aku hanya seorang murid sekolah, sama seperti kalian," ucap (y/n) tersenyum.

Kuroo tampak masih tidak percaya. "Tapi... Bagaimana bisa kau diajak oleh Yaku? Kau mengenalnya?" tanyanya.

"Lebih tepatnya kita teman sekelas." Yaku yang membalas ucapan Kuroo.

"Woahhh!!!" Kuroo menyahut antusias. Ia juga bertepuk tangan kecil setelahnya.

Yaku kembali berujar. "Dan dia juga cucu pelatih kita, Nekomata-sensei."

"Benarkah?!!" sahut Kuroo dan Kai bersamaan. Mata mereka terbuka lebar-lebar. Mereka lalu beralih pada (y/n), meminta jawaban darinya.

Sang empu mengangguk. Ia lalu melihat buku-buku yang berserakan di depannya. "Sepertinya belajar bersama menyenangkan. Boleh aku bergabung?" tanyanya.

Kuroo dan Kai tersadar dari lamunannya. Mereka lalu mengangguk tak kalah antusias dan mempersilahkan gadis itu untuk bergabung dalam acara belajar bersama mereka.

Yaku tersenyum melihat (y/n) yang dapat dengan cepat beradaptasi dengan teman-temannya. Tak salah ia mengajaknya. Ia tau bukan hal sulit mengajak (y/n) untuk belajar bersama. Dan bukankah bagus orang terpintar bisa bergabung dalam kegiatan belajar bersama?

***

Satu jam telah berlalu. Mereka berempat fokus dengan buku yang mereka baca. Sesekali mereka juga membahas materi yang dirasa kurang dipahami.

Serendipity || NekomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang