Chap 10

7.4K 955 85
                                    

Seperti biasa setiap minggu pagi anggota volly Nekoma berkumpul di gym untuk mengikuti kegiatan latihan rutin.

Pagi ini, nampaknya (y/n) datang lebih awal dari biasanya. Setelah kakinya memasuki gym, ia lantas menyiapkan botol minum dan handuk untuk teman-temannya.

Setelah tugasnya selesai, ia duduk bersandar pada tembok gym lalu membaca kembali data yang kemarin ia kumpulkan dengan seksama. Sesekali ia bergumam kala ia menyimak dengan baik deretan huruf yang tertulis rapih itu.

(y/n) menegakkan bahunya sambil menghelakan nafasnya.

"Hahh... Sepi sekali," keluhnya.

Memang belum ada anggota tim yang datang saat ini. Baru dia seorang yang hadir di dalam gym.

Netranya melirik ke arah gudang penyimpanan, berjalan ke arah sana lalu mengambil satu bola volly yang berada di dalam keranjang.

"Sepertinya aku akan memainkan ini selagi menunggu mereka datang," gumamnya sambil memantul-mantulkan bolanya ke lantai.

Gadis itu berdiri di tepi lapang, melempar bolanya ke atas lalu menerimanya dengan tangan yang sudah lurus terkepal.

Posisi tubuhnya sempurna. Kakinya ia lebarkan selebar bahu. Sesekali ia tekukkan lututnya agar penerimaannya dapat melambungkan bola dengan arah lurus.

Matanya ia fokuskan pada bola berwarna biru kuning yang bergerak naik turun di hadapannya. Seulas senyum tipis terpatri di wajahnya.

Ah sudah lama aku tidak bermain seperti ini.

"Ohayou!! Ah sepertinya aku datang terlalu pagi." Teriakan nyaring itu sukses membuat (y/n) tersentak.

Gadis itu melirikkan ekor matanya pada pelaku, mendapati pria jangkung bersurai abu tengah berdiri sambil membawa kucing di tangannya.

"Ohayou Lev-kun. Kenapa kau membawa kucing itu kesini?"

Lev melangkahkan kakinya ke dalam gym sambil tersenyum girang. "Tadi aku mengejarnya. Setelah kucing ini tertangkap, aku langsung membawanya kesini."

(y/n) menepuk jidatnya. Ia bingung harus merasa senang karena Lev sukses mendapatkan kucing itu atau merasa sedih karena kucing itu dibawa secara paksa oleh pria yang hampir setinggi dua meter itu.

"Lev-"

Belum sempat (y/n) menyelesaikan ucapannya, ia sudah melihat Lev menaruh kucing itu di lantai lalu melepasnya.

"Pergilah. Cari makan yang banyak. Sampai jumpa lagi~" ucapnya sambil mengelus kepala kucing itu.

"Meow."

Kucing itu langsung pergi meninggalkan dua orang yang masih menatap kepergiannya.

(y/n) tersenyum menatap Lev yang masih menatap ekor kucing itu dari kejauhan. Sebegitu pedulinyakah ia pada kucing itu?

Setelah dirasa kucing itu benar-benar pergi dari pandangannya, Lev membalikkan tubuhnya menghadap managernya. Tatapannya fokus pada bola yang tengah dipegang oleh (y/n).

"Apa (y/n)-san bisa main volly? Aku lihat tadi senpai sedang mereceive bola itu sendirian," ucapnya sambil mendekat ke arah (y/n).

(y/n) terkekeh. "Yah seperti yang kau lihat."

Seketika Lev membulatkan mata dan mulutnya. Menatap binar gadis yang ada di dekatnya.

"Aku tidak mengira kalau (y/n)-san bisa bermain volly! Apa sebelumnya senpai pernah bergabung ke dalam tim volly?"

(y/n) menggeleng dan memeluk bola dalam dekapannya. "Tidak. Aku hanya memainkannya di waktu senggang," ujarnya.

"Ahh begitu... Lalu senpai dapat dari mana ilmu dasar bermain volly?" tanyanya tanpa melepas pandangannya pada (y/n).

Serendipity || NekomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang