Chap 30 [Bonus Chap]

6.5K 505 324
                                    

Delapan tahun kemudian.

Di pagi musim panas yang cerah ini, seorang wanita muda sudah sibuk menyiapkan sarapan di dapur rumahnya. Tangannya tampak lihai saat memotong sayuran tanpa khawatir bila jarinya sampai teriris.

Ia menyeka keringat yang mulai menetes di pelipisnya menggunakan punggung tangannya. "Padahal masih pagi tapi panasnya sangat menyengat sekali," gumamnya.

Setelah semua persiapan sarapan sudah siap dan tersaji rapi di atas meja makan, ia meregangkan punggungnya sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.

"Yosh! Sudah siap," ucapnya. Ia lalu menggantungkan apron yang sebelumnya ia pakai lalu membersihkan kedua tangannya.

Kuroo (y/n). Wanita karir yang sudah menginjak umur kepala tiga itu adalah istri dari seorang Kuroo Tetsurou, mantan kapten klub volly Nekoma beberapa tahun yang lalu. Ia juga pernah menjadi manager di klub volly yang sama dengan suaminya, ikut membantu klub sekaligus menuruti permintaan kakeknya.

Hidupnya sudah dipenuhi oleh warna-warni serta lika-liku dari sebuah drama kehidupan. Di samping dirinya sibuk sebagai seorang dokter di sebuah klinik di Tokyo, ia tetap meluangkan waktunya untuk bersantai dan menghabiskan waktu senggangnya dengan keluarganya yang sudah ia bangun bersama Kuroo.

"Ohayou."

(y/n) melirik, mendapati suami serta kedua anaknya yang masih mengucek matanya perlahan.

Wanita itu tersenyum hangat sehangat mentari pagi.

"Ohayou," balasnya sambil berjalan menuju tiga pria kesayangannya. Ia setengah berjongkok, menyetarakan dirinya dengan putra sulungnya yang berdiri berdampingan sambil menggenggam jemari sang ayah.

"Kaa-san... Aku mau susu hangat."-(Kuroo Teruo, 7 tahun)

(y/n) mengangguk. "Baiklah, Kaa-san akan buatkan khusus untukmu. Bagaimana denganmu, Tsuo-chan?" ucapnya sambil mengusap rambut putra bungsunya yang sedari tadi masih mengucek matanya pelan.

"Aku lapar..."-(Kuroo Tetsuo, 7 tahun)

Kuroo tertawa kecil sambil menepuk-nepuk kepala putra bungsunya itu. "Tou-san juga lapar. Ayo kita makan bersama," ujarnya lalu mendapat anggukan dari Tsuo.

Mereka bertiga duduk di kursi meja makan. Setelah (y/n) membuatkan susu hangat pesanan Ruo, ia memberikannya pada sang empu yang langsung diteguk habis olehnya.

"Ruo-chan... Hati-hati..." ucap (y/n) sambil terkekeh.

"Aku suka susu hangat!!" ujar Ruo bersemangat, membuat Tsuo yang duduk di sampingnya tersentak.

"Nii-san... Suaramu terlalu keras," ucapnya sambil menutup kedua telinganya.

Ruo menyeka mulutnya dengan punggung tangannya lalu menatap sinis pada adiknya.

"Kenapa? Kau tidak suka?" ucapnya lalu bersidekap dada.

Kedua bersaudara itu saling menatap sengit satu sama lain, bahkan petirpun bisa terlihat dari kedua manik mereka.

Kuroo dan (y/n) hanya tersenyum tipis melihat putra kembarnya yang saling beradu pandang itu.

Seperti inilah pemandangan setiap pagi yang selalu dilihat oleh Kuroo dan (y/n).

Mempunyai anak kembar itu memang susah-susah gampang. Ada saatnya mereka bertengkar dan saatnya pula mereka akur.

Tak pandang usia, bahkan ketika mereka berusia enam bulanpun pertengkaran kecil selalu saja terjadi. Entah itu berebut mainan atau berebut siapa yang ingin digendong oleh ayah atau ibunya.

Serendipity || NekomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang